11. NIGHT

82 4 0
                                    

JANLUPA TINGGALKAN JEJAK, MINIMAL KLIK BINTANG YAA!! WRWRWR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANLUPA TINGGALKAN JEJAK, MINIMAL KLIK BINTANG YAA!! WRWRWR

RAMEINNN🤎 SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

Galvio dengan semua rahasianya

Galang telah sampai di tempat bangunan tinggi, ia turun dan menatap gedung itu. Bangunan termasuk bangunan bertingkat tinggi. Apartemen suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan tempat tinggal, penginapan, dll.

Galang memasukkan nomor sandi apartemen dan segera masuk ke dalam.

Kosong, temannya tidak ada di dalam sana. Ah, mungkin mereka masih kerja. Sebab saat ini masih di dalam jam kerja.

Ia terduduk di atas sofa dan menyandarkan tubuhnya di punggung sofa, betujuan ingin istirahat sejenak. Raut wajahnya tak bohong bahwa dia benar-benar kelelahan. Banyaknya pekerjaan membuat laki-laki berusia 22 tahun itu sangat sibuk hingga tak sempat mengurus dirinya sendiri.

Sampai akhirnya, matanya terpejam dan berada di alam bawah sadarnya.

***

Waktu menunjukkan pukul empat sore, di mana Galang masih tertidur pulas di atas sofa tersebut sehingga salah satu temannya telah tiba di apartemen itu.

Ceklek

Terdengar suara pintu terbuka, itu Gerald. Ia merapikan sepatunya lalu mendekat ke arah sofa. Netranya langsung tertuju pada seseorang yang sedang terbaring di atas sofa itu. Gerald mendekat, lalu melihatnya lebih dekat.

"Lah, Galang?" gumam Gerald usai ia melihatnya lebih dekat. "Tumben amat jam segini dia ada di apart," ucap Gerald seraya menduduki dirinya di atas sofa, tepat di depan Galang. Matanya menelusur pada seluruh apartemen tersebut hingga salah satu temannya lagi, ada yang datang.

Ceklek

"HALO? HALO? APAKAH ADA ORANG DI SINI~" Varo bersenandung sembari berjalan masuk ke dalam apartemen.

Mendengar suara yang sudah tak asing itu, Gerald sontak membalikkan tubuhnya dan segera menutup mulutnya dengan jari telunjuknya. "Ssstt! Jangan ribut. Sat!"

Langkah Varo berhenti. "Kenapa sih?" Varo mengerutkan keningnya. Lalu Gerald pun memberikan kode dengan melirik ke arah Galang yang sedang tertidur di atas sofa.

"Oh ..." Lirih Varo pelan lalu melangkahkan kakinya perlahan-lahan menuju ke arah Gerald.

Galang yang sedari tadi terusik dengan suara ribut yang masuk di indra pendengarannya, ia membuka matanya perlahan. Saat matanya sudah benar-benar terbuka sempurna. Matanya beralih ke arah Gerald dan Varo yang kini sedang menatapnya. "Ngapain lo?" kata Galang lalu bangkit dari baringnya.

ARGANTARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang