13. RENCANA

76 4 2
                                    

JANLUPA TINGGALKAN JEJAK, MINIMAL KLIK BINTANG YAA!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JANLUPA TINGGALKAN JEJAK, MINIMAL KLIK BINTANG YAA!!

RAMEINNN🤎 SEMOGA SUKA

SELAMAT MEMBACA

Galvio dengan semua rahasianya

Kini gadis dengan drees navy biru dengan sebuah topi berwarna hitam di kepalanya masih terduduk di kursi, serta meja besar yang berada di hadapannya, namun tersisa dia sendiri yang duduk di sana. "Yang lain pada ke mana sih? Kok pada pergi semua—"

Drrtt!

Ponselnya bergetar sebuah panggilan masuk, dari Clarissa.

"Vio, gue minta maaf banget gue pulang duluan sama yang lain. Lo pulang bareng Galang aja ya! Bye, Vio!"

"Lah? Tungg—"

Tutt!

Belum sempat Vio bertanya, Clarissa lebih dulu mematikan telfon itu. "Aneh, masa yang lain udah pada balik dulua—" kata Vio terputus sebab seorang lelaki tinggi dengan jas hitam dan kemeja putih itu tiba-tiba datang dari arah belakang arena, serta sebuah kunci motor yang ia mainkan di tangannya.

Galang melirik ke sekelilingnya. "Yang lain pada ke mana?"

Vio menyandarkan tubuhnya ke kursi, ia mengangkat kedua bahunya. "Udah pulang duluan," lalu mengalihkan pandangannya.

Beberapa saat kemudian Galang memutuskan untuk pulang juga, lagipula dia mau ngapain juga di sini. Balapannya juga sudah usai kan? Galang pun memulai menggayungkan kakinya berjalan meninggalkan Vio.

Vio spontan menoleh, ia membulat matanya saat lelaki itu mulai berlalu usai melewatinya. "Heh! Tunggu!" panggil Vio yang membuat langkah Galang berhenti.

"I—itu, lo mau ke mana?" tanya Vio kikuk.

"Pulang," balasnya singkat.

Vio menarik napasnya dalam-dalam lalu berkata. "Can i ask you a favour?" Vio mengamati lekat punggung lelaki tinggi itu.

Galang sedikit memutarkan kepalanya ke arah kirinya. "To the point." Kata Galang tanpa adanya basa-basi.

"Gue boleh nebeng?" mau tidak mau kata itu harus keluar dari mulutnya. Ya! Tentu saja ia
malu mengatakannya, bahkan saat ini ia juga masih diliputi dengan kebingungan dan bertanya-tanya. Mengapa sahabatnya sudah pulang duluan tanpa mengajaknya? Tidak mungkin mereka tak mempunyai alasan.

ARGANTARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang