20 | Alasannya?

13.7K 1K 425
                                    

#POV Author

Malamnya di Asrama, tepatnya di dalam kamar. Izam dan Sean sedang duduk di bawah lantai yang beralaskan karpet. Mereka berdua tengah belajar untuk ujian besok. Tadinya Chiko menolak untuk belajar, sebab ia sangat malas melihat buku tebal-tebal itu, yang isinya hanya ada tulisan dan beberapa soal aja.

Menurut Chiko, lebih baik membaca komik dibanding membaca buku pelajaran yang membuatnya suntuk.

Namun, Chiko menerima tawaran Izam karena sebelumnya izam bilang padanya. Jika Chiko berhasil mendapatkan nilai sempurna di ulangan kali ini, maka cowok itu akan memberinya hadiah, yang membuat Chiko seketika menerima tawarannya itu. Hanya demi hadiah.

"Coba kamu kerjain beberapa soal ini, nanti kalo ada yang belum kamu paham, bisa tanyain ke saya," ucap Izam menyuruh Chiko untuk mengerjakan beberapa soal yang ada di dalamnya.

Chiko mengangguk, lalu mulai membaca soalnya terlebih dahulu sebelum memulai menjawab. Selesai membaca, ia mulai mencari jawaban dari soal itu dengan membuka lembaran-lembaran kertas yang terdapat di sebelum halaman itu.

Satu persatu jawabannya mulai ketemu, langsung aja Chiko mengerjakan soal itu dengan benar.

"Keren kan, gue bisa ngejawab ini." Chiko menunjukkan soal yang sudah ia jawab tadi ke arah Izam yang menuai senyuman di wajahnya.

"Pinter banget pacar saya," puji Izam seraya mengusap pelan rambut Chiko.

Chiko hanya bisa tersenyum menahan malu.

"Tuh ada soal yang masih belum dijawab, coba jawab lagi. Kalo udah kasih tau saya," ucap Izam, setelah itu Chiko mengangguk dan kembali mengerjakan soal itu.

Chiko mulai mencari jawaban dari soal yang belum ia kerjakan, setelah beberapa menit mencari jawaban dan belum menemukannya. Akhirnya Chiko pun menyerah lalu bertanya pada Izam yang sedang mengerjakan soal yang sama dengan apa yang Chiko kerjakan tadi.

"Zam, masa jawabannya ga ketemu," ucap Chiko dengan bibirnya yang cemberut.

Satu alis Izam terangkat. "Masa sih?" tanyanya.

Mengangguk. "Iya, ga ketemu. Udah gue dari jawabannya tapi ga ada di buku," jelas Chiko.

Izam langsung mengambil buku dari tangan Chiko, lalu melihat soal yang menurut Chiko tidak ketemu jawabannya. Ia mulai menulis jawaban itu sembari menjelaskan padanya.

"Kok lo pinter banget sih? makan apaan?" tanya Chiko heran. Padahal dia sendiri tidak menemukan jawaban dari soal itu, tapi si Izam berhasil menjawabnya dengan mudah tanpa kesulitan sedikitpun.

Izam terkekeh, lalu berkata, "Ya makan nasi atuh," jawabnya.

"Gue makan nasi, tapi kenapa ga bisa sepintar lo?" tanya Chiko heran.

"Saya juga ga pintar, tapi saya belajar."

"Gue belajar juga, tapi ga bisa ngerjain tuh jawaban."

"Bukan ga bisa jawab, tapi belum ketemu aja jawabannya," ucap Izam seraya menoleh hidung Chiko.

"Gitu ya?" tanya Chiko yang langsung dibalas Izam dengan anggukan.

Terkadang Chiko selalu merasa insecure di dekat cowoknya. Bukan tanpa sebab ia merasakan tidak pede, menurut Chiko Izam itu cowok yang nyaris sempurna di matanya.

Kadang Chiko sampai saat ini selalu kepikiran, apa yang izam harapkan dari dirinya yang tidak pintar, tidak sempurna, dan tidak kaya.

Tapi namanya juga cinta, mau orang itu bodoh, jelek, ataupun fisiknya yang sedikit cacat. Kalo udah cinta ya pasti ga bakalan Mandang itu semua.

My roommate is my boyfriend Where stories live. Discover now