Serena terpejam menikmati sentuhan pria di atasnya, merasakan gerakan yang begitu cepat hingga rasanya ia ingin menjerit. Ya, Serena ingin menjerit merasakan nikmat."Berbalik badan!" Perintah pria itu, sebelum Serena mengikutinya. Di malam yang begitu sunyi ini Serena merasakan sentuhan pria yang ia cintai, pria yang ia nikahi dengan berbagai cara, dan setelah sentuhan ini Serena merasa menjadi istri seutuhnya.
Pria itu Aizhar, ya, bawahannya di kantor. Pria yang terkenal cuek dengan segala hal yang ada. Pria yang selalu menganggap uang adalah tujuan hidupnya.
Aizhar bergerak begitu cepat hingga rasanya ia akan sampai ke puncak permainan, tubuh sintal milik istrinya menjadi sasaran malam pertamanya ini. Ah, lebih tepatnya tubuh inilah yang mengacau pikirannya setelah kejadian itu. Tubuh Aizhar jatuh di sisi Serena setelah menyemburkan cairan kehidupan, membuat Serena berguling ke arah suaminya dan memeluk pria itu.
"Terimakasih." Bukan Aizhar yang mengatakannya tapi Serena.
Aizhar mengangguk, menarik selimut keduanya bergelung di bawah selimut yang sama. Apakah Aizhar mencintai Serena? Jelas tidak. Karena hati Aizhar hanya untuk Soraya, ya, perempuan yang sudah meninggal tiga tahun lalu. Dimana di malam itu Soraya pulang dari kerja dan terjadi kecelakaan lalu lintas yang menewaskan perempuan yang ia cintai.
Dunia Aizhar yang dulunya begitu berwarna berubah, hanya satu malam itu mengubah hati seorang pria.
"Kamu mau punya anak berapa?" Tanya Serena saat tahu jika Aizhar belum sepenuhnya tidur. Aizhar hanya menggeram malas menjawab lontaran pertanyaan Serena.
Tangan Serena memainkan put*ng dada Aizhar, sesekali mencium kulitnya. Tindakan yang intim untuk seorang wanita. Ah, wanita ya, Serena seorang wanita sekarang setelah bergulatan malam ini kan?
"Maaf ya, aku menjebakmu." Serena ingin memiliki Aizhar seutuhnya. Dimana menjebak pria itu adalah awal mula hubungan ini. "Tapi aku bahagia." Harapan Serena hanya sederhana, bisa bersama dengan pria yang ia cintai dan membangun sebuah keluarga kecil.
Serena memang terlahir dari keluarga yang utuh tetapi semua itu tidak membuat Serena bahagia. Peran Ibunya tidak pernah ia rasakan, karena sang Ibu lebih mementingkan ikut dengan sang ayah tugas dibandingkan bersama anak-anak.
"Besok kalau aku memiliki anak, aku ingin menjadi ibu yang baik. Menjadi ibu yang selalu mendengarkan anaknya." Keinginan sederhana yang akan Serena lakukan. Dan malam ini Serena tutup dengan mengecup pipi suaminya, sebelum menutup mata.
***
"Kamu kelihatan gak bahagia ya?" Tanya Bianca perempuan yang menjadi teman di kantor, perempuan yang tahu jika pernikahan ini ada karena unsur paksaan.
Sudah lebih dari enam bulan pernikahan antara Serena dan Aizhar, dimana Bianca menilai jika Aizhar tidak menikmati perannya di sini.
"Bukannya apa, tapi jujur aku kasihan sama kamu."
Aizhar menatap Bianca, "Maksud kamu?"
Bianca tersenyum. "Semua orang tahu kalau kamu tidak bahagia. Bahkan tembok di kantor inipun tahu." Gosip sudah begitu menyebar, dimana pasangan suami istri ini tak luput dari gosip.
Disaat pasangan pengantin baru tengah menikmati indahnya pernikahan, Aizhar jelas tidak. Pria itu bagaikan patung yang mengikuti apa mau Serena. Dan itu sudah terlihat di kantor, dimana Serena tak bisa berjauhan dengan sang suami.
"Kamu tertekan, saran saja ya. Hidup itu cuma sekali, nikmati. Bukannya masuk ke perangkap Bu Dirut."
Apa iya? "Lain kali kita hang out, nanti aku ajak." Bianca berjalan menuju kubikelnya, sedangkan Aizhar hanya terdiam.
Setelah jam pulang kerja, Aizhar termenung di atap kantor. Menikmati udara sore ini dengan pemandangan langit yang begitu indah.
Aizhar berpikir akan kelangsungan pernikahan ini, karena jauh dari lubuk hatinya Aizhar tidak mencintai Serena. Serena pintar, tapi bukan tipenya, Serena cantik, tapi bukan seleranya.
Serena memang memperlakukannya layaknya suami, bahkan Serena mengikuti keinginan Aizhar. Serena memang definisi istri baik, tapi hatinya kenapa tidak bisa menerima sosok perempuan ini?
Beno yang melihat Aizhar ke atas sontak mengikuti langkah pria itu. Beno duduk di samping kursi panjang yang digunakan Aizhar.
"Kenapa lo?"
"Enggak."
"Kaya penuh pikiran lo." Memang benar, tapi Aizhar mencoba untuk diam.
"Lo tertekan sama istri lo? Gue bisa lihat." Ucap Beno.
Aizhar masih terdiam.
"Sebenarnya lo kenapa sih?" Ulang Beno, Aizhar berpikir sejenak kehidupannya memang terjamin setelah menikah dengan Serena. Tapi di psikisnya jelas berbeda.
"Kalau lo gak bisa mendapatkan kebahagiaan di rumah, ya cari di luar. Kan sekarang lo kaya." Aizhar menatap Beno, sepertinya ide bagus. Tapi apa bisa?
"Oh iya, nanti gue kenalin cewek." Ujar Beno sedikit bergurau, namun jelas ini membuka peluang Aizhar untuk mencari kebahagiaan di luar rumah.
Setelah pikiran sedikit ringan, Aizhar memutuskan untuk pulang. Dimana Serena sudah berada di rumah. Rumah dengan dua lantai ini menjadi hadiah pernikahan. "Baru pulang sayang?" Aizhar mengangguk.
Serena mengambil tas kerja suaminya sebelum mencium punggung tangan dan mendaratkan kecupan di pipi suaminya itu. "Capek ya? Ayo aku pijitin."
Serena menggandeng Aizhar untuk masuk ke kamar tidur, melepaskan semua pakaian Aizhar dan menyisakan pakaian dalam untuk memijat suaminya. Dengan telaten Serena memijat beberapa bagian tubuh suaminya itu. Sebagai istri Serena sudah belajar memijat khusus untuk melayani sang suami, ya, semua hal yang dulu Serena tidak sukai berubah menjadi hal yang Serena sukai termasuk memasak.
"Capek banget ya. Maaf ya." Aizhar mengangguk.
"Mas mau makan apa nanti? Aku masakin atau kita pesen?" Hidup berdua di rumah yang cukup besar membuat keduanya bebas memesan makanan dari luar. "Kamu capek?"
"Enggak."
"Yaudah masak saja."
"Baik Tuan." Tangan Serena sedang memijat bagian punggung Aizhar. "Kamu tahu gak Mas, kalau Mas itu cinta pertama aku." Cerita Serena.
"Oh ya?" Serena mengangguk. Pertemuan awal keduanya saat sang Papa mengajak Serena ke kantor dimana Serena bertemu dengan Aizhar yang merupakan bawahan. Wajah yang dingin ditambah penampilan yang rapi membuat gadis delapan belas tahun itu tertarik, meskipun awalnya sang Papa menolak ide gila Serena. Karena selisih umur keduanya yang terbilang jauh.
"Gadis kecil itu suka dengan Om-om, apalagi Omnya begitu dingin." Kenang Serena, hingga lima tahun setelahnya Serena kembali dan ternyata Aizhar juga belum menikah.
"Om yang Serena sayangi sekarang ada di hadapan Serena." Lanjut Serena bahagia, dan hal ini membuat Aizhar terdiam.
"Selesai ya Mas." Serena menyelesaikan tangannya yang bergerak di punggung Aizhar, dimana Aizhar bangkit dari posisinya. "Kamu menyukaiku sudah lebih dari lima tahun?"
Serena yang mendapatkan pertanyaan itu sontak mengangguk. "Mas ingat juga kan, ucapan Mas kalau kita bertemu kembali Mas akan menikahiku. Dan aku bersyukur Mas belum juga menikah."
Seandainya Serena tahu apa yang terjadi, pasti wanita cantik itu tidak akan tersenyum berhadapan dengan sang suami.
Tbc
Insecure dan belum bisa berdamai menjadi masalah di hubungan keduanya.
Lanjut komen.
Sudah TAMAT di Karyakarsa
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story II (Karyakarsa)
Short StorySemua cerita lengkapnya bisa di baca di Karyakarsa