Scandal

11 0 1
                                    

"Papa puas! Mama meninggal di tangan istri siri Papa!"

"Hah! Papa puas?!" Maki Arunika kepada pria yang selama ini sangat ia hormati. Pria yang terduduk lemas di sofa ruang tamu setelah siang tadi dirinya menguburkan mendiang istri pertamanya.

"Aku tahu Mama manusia biasa, bisa salah apapun di mata Papa. Tapi jangan pernah ada kata menduakan Pa." Arunika terkejut akan kabar yang baru ia terima setelah kepergian mendiang Mamanya, ya, Mamanya ditemukan meninggal dengan luka cekikan dimana beberapa jam setelah kejadian itu polisi membekuk tersangka yang tak lain istri siri Papanya, lebih tepatnya mantan istri siri.

"Papa gak akan bisa mengembalikan Mama, dan perlu Papa tahu kesalahan Papa tidak akan pernah aku maafkan." Putus Arunika dengan membalikan tubuhnya masuk ke kamar yang ia tempati sedangkan tak jauh dari keributan antara anak dan ayah itu ada seorang laki-laki yang memiliki hati sama hancurnya namun dirinya hanya diam.

Seno menatap putranya dan mengatakan maaf. "Maafkan Papa. Maaf." Anak laki-laki itu membalikan tubuh tanpa menjawab lontaran permintaan maaf dimana dua orang anak dari mendiang istrinya pergi keluar dari rumah tanpa bisa ia cegah. Seno mengambil napas panjang sebelum beranjak dari duduknya untuk melangkah masuk ke dalam kamar tidur yang ia tempati dengan mendiang istrinya.

Seno menatap segala sudut kamar tidur dengan perasaan yang begitu terluka, dimana dulunya Seno dan Anggi memadu kasih disana, bahkan sebelum memiliki anak sekalipun.

Seno dan Anggi bertemu di bangku kuliah dimana keduanya saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Suka duka kehidupan sudah mereka lalui namun satu kesalahan yang ia lakukan yang membuat semua orang menatap benci kepadanya.

Ya, dirinya jatuh ke pesona perempuan muda membuat Seno memutuskan untuk menikah siri. Pernikahan yang diawali dengan kebohongan itu awalnya membahagiakan karena ada euforia yang tidak pernah Seno rasakan dengan Anggi hingga di tahun kedua pernikahan, Anggi mengetahui kebusukannya.

"Mas, sudah berapa lama dengan Lisa?" Todong Anggi saat Seno baru pulang dari kantor. Seno yang mendengar itu sontak terdiam mematung, jantungnya berdetak tak karuan, dimana rasa takut ketahuan membayanginya.

"Lisa?"

Anggi mengangguk. "Aku gak sama Lisa." Jelas Seno dengan nada suara terbata-bata membuat Anggi semakin yakin jika suaminya berbohong.

"Gak usah bohong Mas, aku tahu semuanya." Di mata Seno Anggi adalah perempuan lembut dengan nada suara yang tegas membuat dirinya sedikit takut. "Aku tidak akan membongkar masalah ini kepada anak-anak jika Mas jujur, agar Mas tidak dibenci oleh mereka."

Sebuah kesepakatan ditawarkan Anggi membuat Seno mulai berpikir ulang. "Gimana Mas?"

Seno akhirnya mengaku dimana keduanya telah menikah selama dua tahun belakang membuat hati kecil Anggi tersayat, sebagai istri dirinya sudah mencobanya yang terbaik namun ternyata apa yang ia anggap baik tidak juga baik.

Anggi tidak mencela semua ucapan suaminya, dimana jika perempuan lain pasti akan menampar Seno dan mengatakan hal-hal yang buruk. Namun ini sebaliknya Anggi hanya diam dan mendengarkan.

"Maaf."

"Mas meminta maaf karena membuat kesalahan atau karena ketahuan?" Pertanyaan sarkas yang keluar dari bibir Anggi membuat Seno mati kutu.

Anggi bangkit dari duduknya dan melangkah masuk ke kamar tidur mencoba untuk meredam segala gejolak di hatinya dengan mengurung diri sendiri di dalam kamar tidurnya. Setelah informasi yang ia dapat tiga hari lalu Anggi tidak langsung gegabah dengan langsung berbicara kepada suaminya tapi mengumpulkan semua harta suaminya agar beralih ke atas nama kedua anaknya. Ya, sebagai manusia Anggi sadar jika perempuan kedua selalu berkaitan dengan harta atau jabatan.

Hingga semuanya selesai, baru Anggi mengkonfirmasi kepada suaminya. Anggi juga berpikir hal apa yang bisa ia lakukan untuk menyelamatkan rumah tangganya ini.

Keesokan harinya Anggi keluar dari kamar tidur dan melangkah ke dapur untuk membuat sarapan. Netranya menangkap tubuh suaminya yang tertidur di sofa ruang tengah. Ingin rasanya Anggi membangunkan suaminya namun teringat jika suaminya telah mengkhianatinya membuat niatannya ia urungkan. Bahkan sampai masakan matang semuanya Anggi tidak sedikitpun berbicara atau mengeluarkan suara kepada suaminya.

"Terimakasih ya Ma, masih mau buatkan Papa sarapan." Ucapan Seno yang tidak diindahkan oleh Anggi dimana hal ini terjadi kurang lebih tiga hari membuat Seno kelabakan.

"Ma... Bicara Ma. Papa ngaku salah."

"Papa mau memperbaiki kesalahan Papa Ma."

"Ma.... "

Hingga Anggi menoleh dan menatap pria yang duduk di bawah dengan wajah mengiba. Sejak ketahuan itu Seno pulang tepat waktu tidak ada izin rapat dan sebagainya yang sering pria itu lontarkan.

"Memang Papa maunya apa?"

"Papa rela meninggalkannya demi Mama."

"Memang Papa bisa? Bukannya Papa yang ingin agar perempuan itu hidup dengan Papa."

"Enggak Ma, Papa hanya ingin dengan Mama. Kita menua bersama."

"Kalau gitu buktikan." Tantang Anggi yang membuat keduanya sekarang ada di rumah Lisa. Ya, perempuan muda itu dikejutkan dengan kehadiran suaminya dengan istri pertamanya.

"Dari mana aja Mas? Kenapa belakangan ini Mas gak kesini?"

"Maaf Lisa."

"Oke Lisa maafkan, tapi apa niatan Mas kesini dan lagi kenapa ajak dia?" Lisa tahu bahwa suaminya sudah memiliki istri. Seno menatap Anggi yang tetap tenang sebelum menatap kembali ke arah Lisa.

"Maafkan aku Lisa, mulai detik ini kamu bukan lagi istri aku. Aku talak kamu." Ucapan talak itu mengagetkan Lisa apalagi pertemuan terakhir keduanya masih baik-baik saja.

"Mas... Kamu serius?" Kedua mata Lisa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya di talak Seno. "Apa karena gara-gara istri Mas? Mas?... Kata kamu, kamu mencintaiku? Terus kenapa kamu menalakku."

Anggi bangkit dan keluar dari ruang tamu Lisa membuat Lisa mengikuti perempuan itu dan menjatuhkan tubuhnya untuk mengiba. "Apa salahku Bu? Aku dan Mas Seno saling mencintai. Kenapa Ibu memisahkan kami."

"Memang kamu mencintai suami saya?" Anggukan Lisa layangkan dengan wajah yang beruraian air mata. "Baik, kalau gitu tanya dia." Anggi tidak mau berdebat maka dari itu Anggi memilih untuk masuk ke dalam mobil.

Sedangkan Lisa yang meluruh di depan pintu menatap pria yang tak jauh dari posisinya. "Katanya Mas mencintaiku kenapa Mas menalakku?"

"Maaf, tapi ini yang terbaik untuk kita."

"Tidak ada yang terbaik jika itu urusan perpisahan."

"Maaf, tapi aku yakin jika kamu kelak akan mendapatkan laki-laki yang terbaik menggantikanku." Dimana setelah selesai mengatakan itu Seno berjalan keluar.

Dimana di otak Lisa mengatakan jika hubungan ini telah diketahui oleh istri pertama Seno. "Pasti gara-gara istrinya." Ya, karena bagaimanapun hubungan keduanya sangatlah membahagiakan. Dan tidak mungkin jika Seno mau berpisah dengannya jika bukan karena desakan istri pertamanya.

"Pasti gara-gara Mba Anggi, ya, pasti gara-gara Mba Anggi."

Tbc

Kelanjutannya ada di Karyakarsa

Short Story II (Karyakarsa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang