8. Dia Siapa?

236 16 5
                                    

  *Kiw makin tengelam dari barat aja ☀ , Sebelum kiamat lebih baik nge vote cerita ini dulu deh😭😭

*Btw ini Bintang juga pemeran loh bukan tambahan doang🤨 (maksutnya? Ah pahami sendiri🗿)

■□■□■□■□■

    —Terkadang kita tersenyum        untuk menutupi luka yang tidak          akan pernah bisa terobati—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    —Terkadang kita tersenyum
       untuk menutupi luka yang tidak
          akan pernah bisa terobati—

Bintang Agni

■□■□■□■□■

Kea tertegun ketika mendengar penjelasan dokter mengenai kesehatan Bintang yang mengingatkan nya pada seseorang.

'Penderita CIPA' ucapan dokter diruangan tadi masih teringat jelas di pikiran Kea.
Kea membuka pintu ruangan rawat milik Bintang, sosok yang biasa nya tersenyum ceria, kini berebaring lemah di atas brankar.

Kea tersenyum perih, enyak kenapa air matanya tiba tiba lolos meluncur tanpa diminta. Kea menangis sesegukan, dadanya serasa sesak yang teramat menyakitkan.

Bintang dengan penyakit bawaan nya dari lahir...

Mengingatkan nya pada Adek kesayangan nya...

Yang sudah lama menghilang.. Dan jasadnya belum di temukan.

"Ceritakan." Ujar Kea yang belum pernah Bintang dengar sebelumnya, tapi entah mengapa Bintang suka mendengarnya.

Bintang mendongak menatap Kea sebentar sebelum akhirnya berujar.

"Terkadang kita tersenyum untuk menutupi luka yang tidak pernah bisa terobati Kea.. Dan gue juga sama. " Tawanya hambar.

"Lo salah Bintang.. Semua luka itu ada obatnya, dan kita tinggal menunggu waktunya tiba. "

Bintang menoleh, netra mareka bertabrakan. Satu hal yang Kea suka dari Bintang adalah iris matanya, hitam pekat—persis seperti milik nya.

Bintang tak salah dengar kan? Seseorang yang di angap cupu oleh semua orang sekarang memiliki sesuatu hal yang berbeda, raut datar dengan kosa kata lo-gue juga tatapan yang sulit di artikan.

Dia mirip... Akh! . Jika untuk mengingat ingat Bintang tidak bisa, bukan karena sakitnya melainkan memori yang sudah lama terpendan dan tidak mudah untukk di gali lagi.

Ketidak pekaan bawaan terhadap nyeri dengan anhidrosis (CIPA). Ditandai dengan episode infeksibelulang dan demam yang tidak dapat di jelaskanjelaskan penyebabnya, Anhidrosis (ketidak mampuan berkeringat), dan tidak adanya reaksi terhadap rangsangan berbahaya, perilaku melukai diri sendiri keterbelakangan mental.

Selain tidak bisa merasakan sakit. Penderita CIPA juga tidak bisa merasakan rasa manis kecuali pedas.

Orang dengan penyakit CIPA juga memiliki kulit tebal dan kasar pada telapak tangannya, kuku jari yang cacat, bercak di kulit kepala, dan hiperaktif. Namun di sini Bintang hanya memiliki kulit yang tebal dan kasar pada telapak tangannya tidak lebih.

Seharusnya penyakit CIPA ini tidak lah berbahaya bukan? Tidak dapat merasakan rasa sakit bukan kan mirip dengan superhero? Nyatanya tidak! Penyakit CIPA ini sangat berbahaya bagi penderitanya. Penderita penyakit CIPA wajib melakukan rutinitas pengecekan kesehatan setiap dua kali dalam seminggu. Takutnya jika mareka terkena penyakit berbahaya seperti gagal ginjal, kangker, atau penyakit berbahaya lainnya mareka dapat meninggal secara mendadak tanpa mengetahui asal usul penyebabnya.

Jika bertanya apakah sudah ada obatnya? Maka jawabannya belum. Parahnya lagi penderita CIPA diperkirakan hanya mampu bertahan hidup hingga umur 24-25 th saja.

■□■□■□■□■

Jam di dinding menunjukan pukul 14.30,tak terasa sudah satu jam setengah Kea menemani Bintang di rumah sakit, dokter bilang Bintang terkena serangan demam tinggi, tapi tentunya Bintang tak merasakan apapun justru terlihat sangat Ceria meski jika di lihat dari wajahnya yang pucat, gadis itu benar benar sakit.

Tiluling! 

{Alexsa}

Njirr.... Lo kemana Geakk! Kok main ilang aja sih!!?

{Kea}

RS.

{Alexsa}

Ngapain lo di RS? Diserang? Dibegal? Kecelakaan? Oh... Atau lo nusuk orang lagi? iya? Terus mau tangung jawab? Begitu kah?

{Kea}

Sinting

{Alexsa}

Lho kok.. Eh? Lo Kea?

{Kea}

Hmm..

"Siapa Ke serius amat ngetiknya? "

Kea menoleh ketika melihat Bintang yang terbangun dan bertanya ia tersenyum tipis.

"Bukan apa apa, eum.. Kami mau apa sekarang? " Tanyanya mengalihkan topik.

"Gue tau lo baik. "

"Hah?! " Ambigu Kea mendengar celetukan Bintang barusan. Bintang mengeleng pelan seraya tertawa.

"Gue mau lihat laut sambil makan jasuke. " Pinta Bintang yang membuat Kea terdiam. 'Laut' dalam arti pantai.

"Nanti kalau pulang ke Indonesia aku mau lihat laut sambil makan jasuke bareng kak reog. "

"Iya.. " Siluet dua anak kecil kembar terlintas di ingatan Kea.

"Kenapa? Permintaan gue aneh ya? " Tanya Bintang yang menyadari keterdiaman Kea. Lamunan kea memudar, ia mengeleng pelan sembari tersenyum.

"Kamu mirip adek aku " Aku Kea membuat Bintang tersenyum lebar. "Adek? Lo punya adek? Kok nggak bilang bilang sih!. " Gerutu Bintang sebal seraya melepas selang infus nya kasar yang membuat Kea tersentak.

"Eh? Kok di lepas? —"

"Gapapa lagian gue males lama kelamaan disini mulu" Potong Bintang malas seraya berjalan menuju pintu.

"Mau kemana? "

"Temenin gue ke laut yuk!" Ajak Bintang Tiba tiba seraya menangkupkan kedua tangannya dia atas dada.

"Hah?! "

■□■□■□■□■

TKF!

Bagus gk sih cerita gw?

Kalo jelek entar gw apus aje deh.

😒😒 (baca doang males nge vote huu🐒)


■□■□■□■□■

THE KEAZENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang