Update!!!***
Nafas ku terdengar berat, seseorang tampak membawaku ke suatu tempat yang dingin.
Aku berharap ketidak sadaran samar samar ini segera berakhir...
Aku di mana?.
Akram dasar orang bodoh, tolong...
***
Netra Azi terbuka, yang pertama masuk ke akalnya adalah dia berada di ruangan kumuh dengan posisi terikat di kursi lipat besi.
"All right...ratu sudah bangun?"
Suara seorang wanita terdengar, aksen English yang otentik dengan Spanish membuat Azi menerka ia berasal tak jauh dari tanah ini."Siapa kau?"
"Siapa aku?", wanita yang sama, dengan yang menarik tangan ku saat di acara tadi!. Ia bertanya mendapati pertanyaan sarkas Azi. "Apa maksud mu menculik ku begini?. Apa kita punya masalah sebelumnya?. Atau aku punya utang yang belum ku bayar?!".
Sial, dia kehabisan kesabaran.
"Hh, kau cukup lucu"
"Aku Liola, senang berkenalan dengan mu, Azi"
Liola dengan wajah tersenyum manis memundurkan langkah, seiring dengan di petikkan jempol dan telunjuk miliknya, seketika seisi ruangan yang tadi lumayan gelap menjadi terang.
Menampakkan seisinya yang sangat, sungguh, erotis...
"Akhh!!!"
"Si siapa kau?!. Liola!!!..."
"Hm, kenapa?"
Ruangan itu juga banyak algojo, sexs.
Azi nyaris gila!.
Air mata nyaris mengalir begitu saja, ia lebih baik mati!. Sungguh!.
"Akhh...hiks hiks"
Azi meronta dan akhirnya jatuh kedepan di kursi yang dirinya terikat di sana. "Hiks..."
"Kau tampak sangat kaget Azi. Kau hidup dengan baik soalnya selama ini ha?. baiklah mari kita mulai di hal yang kecil dulu, agar kau tidak kaget mengetahui sisi lain dunia yang indah ini", Azi kembali di benahkan duduknya dengan baik.
Liola sebelumnya menyuntikkan sesuatu di bahu Azi dengan suntikan. "Akh", belum sempat Azi melihat apa yang ia suntikan padanya, suntik itu sudah terlempar entah kemana.
Liola menggeser bangku Azi menghadap ke sisi lain ruangan itu yang sungguh tidak manusiawi. Di sana ada penampakan...
Algojo bertopeng, sedang memerkosa orang di meja. Dari mulut, bagian bawah, tangannya. "Akh...ha...hah..."
Mereka seperti hewan yang berada di musim kawin. Azi menundukkan wajahnya, "hiks..."
"Lihatlah" Liola menjambak rambut Azi agar tegap, dan tetap menyaksikan apa yang ada di depannya ini.
Sementara Azi hanya menggeleng kecil dengan air mata berdesir hebat.
Seseorang tampak datang dari arah belakang mereka. Azi menoleh dengan getir, dua anak buah Akram yang sudah sangat babak belur.
Ia berjalan sempoyongan dan dengan langkah letoi terjatuh tak berdaya ke lantai.
Bugh!!
Brak!!
"Tidak ada yang akan menyelamatkan mu sekarang. Jadi tidak usah berharap apa pun"
Azi menghembuskan nafas panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐏𝐚𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫 [REVISI]
Teen FictionJANGAN JADI PEMBACA BAYANGAN⚠️ Azima adalah mahasiswi seni murni, sejak ia terjebak menjadi penggambar malam di sebuah club, sejak itu pula banyak hal yang berubah. Up tiap tanggal 2.12.22 [sesuai mood] Hanya fictional dan harap bijak dalam memb...