Hehe hallow, selamat datang di cerita ke-5 aku! Semoga suka, Aamiin.
***
New York, US.
Suara ketukan heals dari langkah seorang wanita dapat didengar oleh pria yang kini mentapa jendela besar bandara itu, menampilkan pemandangan kesibukan para pegawai dan beberapa pesawat yang akan melepas keberangkatannya.
Vier Aaron Jack. Pria yang kini menekuni profesinya sebagai Pilot kelas atas. Captain V, itulah sebutan dari setiap orang yang memanggilnya.
Semua orang mengagumi kinerja V. Selain karena ketampanannya, pria itu selalu berhasil menerbangkan pesawat dalam cuaca tidak stabil sekalipun, bahkan pernah mencetak sejarah menyelamatkan 102 penumpang saat melewati cuaca buruk pada penerbangan di atas segitiga bermuda.
Ia bisa mengetahui langkah sang kekasih yang menuju ke arahnya. Lantas tubuh yang semula menatap ke luar jendela besar itu berbalik. Dapat ia temukan wajah cantik nan berseri dari sang wanita.
Ruby Janella. Wanita dengan seragam pramugari serta rambut yang di gulung rapi itu tampak membungkukkan badan. Memberikan sapaan sekaligus hormat sebagaimana bentuk formalitasnya.
"Selamat siang, Captain."
Namun kemudian, wanita bernama Jane itu tersenyum lebih lebar. Meninggalkan sejenak statusnya.
"Merindukanku sampai kau meminta untuk bertemu di jam kerja seperti ini?" Godanya.
V tersenyum manis. "Jadwal penerbanganmu sudah selesai?"
Jane mengangguk. "Penerbangan ke Paris adalah yang terakhir. Setelah ini aku akan bersiap pulang."
"Selamat menikmati akhir pekan, Sayang," ucap V, menatap penuh makna.
Jane mengerucutkan bibirnya. "Kau belum jawab pertanyaanku, kenapa memanggil untuk bertemu disini? Besok weekend, kita bisa menghabiskan waktu untuk deeptalk atau apapun itu."
V menarik nafas panjang, lalu mengehembuskannya dengan berat. "Aku tidak bisa menghabiskan waktu bersamamu lagi, karena itu kita bertemu disini."
Jane menyerngit bingung. "Apa maksudmu dengan tidak bisa menghabiskan waktu bersamamu lagi? Kenapa kesannya seperti kita akan berjarak?"
"Let's break up, Jane."
Wanita itu tercekat demi mendengar penuturan sang kekasih.
Dia tidak salah dengar, 'kan?
Namun sebelum Jane membuka suara, V lebih dulu berseru. "Tidak ada wanita lain yang membuatku memutuskan hal ini. Bukan juga karena pertentangan orang tuaku. Ini murni keputusanku sendiri."
"Hal konyol apa yang baru saja kau katakan, V? Co-pilot Jean baru saja memberitahuku, setelah ini, jadwal penerbanganmu menuju San Fransisco. Jadi lekas bersiap dan tinggalkan lelucon itu," ujar Jane dengan ekspresi yang tidak dapat di artikan. Ia masih berpikir bahwa kekasihnya itu hanya mengatakan suatu lelucon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAPTAIN | TAENNIE
RomanceJika sekarang kita tidak bisa mendeklarasikan cinta karena landasan aturan serta komitmen atas pengabdian, bukankah di masa depan masih bisa? Yang nantinya, deklarasi cinta ini akan di junjung dalam versi yang lebih baik. Jadi, sampai berjumpa di ma...