V masih terus berusaha mengendalikan laju pesawatnya.
Guncangan kembali menghantam karena posisi pesawat tepat berdekatan dengan badai hitam di depan sana.
Angin menerpa masuk dengan kencang pada ruang kokpit, membuat kekuatan para pilot harus semakin di kerahkan.
Segala memori tentang hal-hal yang pernah di lalui bersama sang mantan kekasih terlintas dalam pikiran V.
Memori itu seakan berputar seperti sebuah film. Semuanya tertata rapi. Kenangan manis saat keduanya tertawa penuh kebahagiaan.
Jane yang ceria, Jane yang tersenyum untuknya, Jane yang tertawa lepas karenanya, Jane yang selalu memeluknya hangat, Jane yang selalu memberikan ketenangan untuk V terlintas di hadapannya bak sebuah film yang di putar.
Cinta mereka terikat dengan romantisasi yang indah kala itu.
V memejamkan mata, mengingat semua hal menyesakkan yang kini telah jadi kenangan.
Pesawat terus melaju berputar-putar, seakan menimang sebelum menerobos badai hitam.
Biro Kontrol Lalu Lintas Udara Penerbangan Sipil Regional Tenggara, Jamaica turut memantau pergerakan pesawat. Masih mencoba menghubungkan panggilan yang tak kunjung mendapat balasan. Semuanya memantau seksama.
Co-pilot San juga berusaha menghubungkan panggilan yang belum mendapat koneksi akibat pesawat yang berada di titik tertinggi.
V memejamkan mata, berusaha menetralisir perasaan tak karuannya tentang Jane.
Lantas ia menekan tombol yang langsung menimbulkan suara dering peringatan 3 kali. Pertanda waspada pada pihak kabin.
Jane yang menerima sinyal itu langsung mengintruksi lewat pengeras suara.
"Para penumpang sekalian. Kita akan merasakan turbulensi yang kuat. Mohon tetap duduk dan amankan diri."
V kembali fokus. Bersama Co-pilot San dan Co-pilot Jean yang terus mengusap punggungnya menenangkan.
Netranya menatap badai hitam di hadapannya yang begitu mengerikan.
Tidak ada jalan lain selain menerobos melewati badai petir itu.
V meyakinkan diri. "Kita harus melewati badai sekarang. Hanya ini kesempatan kita."
21.46 PM.
Jarak ke Jamaica Timur: 170 km.
Ketinggian: 7230 meter.
Kecepatan: 613 km/jam.Dan ya. V memutuskan untuk menerobos badai tersebut penuh keyakinan. Melewati gumpalan awan hitam yang membuat turbulensi semakin kuat pada pesawat.
Semua pihak kontrol terus meninjau pergerakan pesawat yang memutuskan hal sangat beresiko itu. Memasrahkan diri pada sang Captain karena tidak bisa melakukan apapun lagi.
Pantauan pada layar monitor titik pesawat terus di perhatikan.
Kembali pada situasi pesawat yang semakin berguncang hebat ke samping kiri dan kanan. Pesawat meliuk tak beraturan, membenturkan barang pada penumpang dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAPTAIN | TAENNIE
RomansaJika sekarang kita tidak bisa mendeklarasikan cinta karena landasan aturan serta komitmen atas pengabdian, bukankah di masa depan masih bisa? Yang nantinya, deklarasi cinta ini akan di junjung dalam versi yang lebih baik. Jadi, sampai berjumpa di ma...