EPILOGUE

261 74 14
                                    

Kepada patah hati yang dalam, kepada kekecewaan yang banyak, kepada perasaan yaang dipermainkan karena menuai dampak dari keegoisan orang lain yang membatasi kebahagiaan, pada akhirnya semesta turut mendukung untuk membalikkan keadaan.

Roda berputar itu nyata terjadi pada V dan Jane. Mereka yang dulu selau terkurung dalam relung kesedihan seolah tak memiliki kebebasan, kini karena penciptaan definisi bahagia yang mereka deklarasikan membuat keharmonisan dan cinta melebur dalam satu sama lain.

Prinsip yang terbentuk dari keharmonisan dan cinta itu akhirnya membuahkan hasil. Tepat 15 tahun lalu, rumah tangga V dan Jane dikarunia seorang anak laki-laki yang menggemaskan, yang mereka kumandangkan dengan nama Daniel Evier. Satu-satunya anak tunggal yang masih bertahta tinggi dalam keluarga kecil bahagia itu.

Daniel tumbuh menjadi pribadi yang hangat dan cerdas seperti daddy mommynya. Di usianya yang kini menginjak 15 tahun, wajah tampannya mewarisi perpaduan sempurnanya V dan Jane. Ia baru saja menginjakkan kaki di sekolah menengah atas bergengsi di kota New York - Queens High School for the Sciences, Daniel mengambil kelas sains dan teknologi komputer, di samping itu, ia juga meraih banyak prestasi sejak sekolah dasar, berbagai piala berjejer rapi sehingga V harus membuatkan ruangan khusus untuk menempatkannya. Selain itu, Daniel juga handal dalam bidang non-akademik, seperti basket, renang, bermusik, serta memanah.

Di usia V dan Jane yang menginjak kepala 4, keduanya masih aktif menekuni bidang penerbangan, mereka masih sama, tetap mengabdi di maskapai Beoeing.

Namun, tahun ini, Jane dengan segala pertimbangan yang sudah ditentukan atas kesepakatan bersama V juga, ia memutuskan untuk pensiun lebih awal. Alasannya cukup simpel, karena bagi Jane sendiri, ia ingin fokus merawat serta melayani anak dan suaminya. Baginya, sudah cukup untuk menempatkan masa abdi sebgaai seorang Manager Pelayanan Ketua Pramugari selama ini.

"Setelah pemotretan, jadi ke rumah Posie 'kan?" tanya Jane pada Lisa. Kini, keduanya bersama dengan V juga berada di studio pemotretan. Sedang dirias.

Di akhir masa jabatan Jane, ia ingin mengabadikan moment foto bersama mengenakan seragam pramugari untuk terakhir kalinya. Maka, bersama Lisa yang juga rekannya, serta V, Jane ingin mengabadikannya untuk kenang-kenangan.

Lisa mengangguk, "jadi dong. Aku tidak sabar melihat bayi keduanya."

Tidak salah, karena 10 tahun lalu, Rosé dan Jean resmi menikah dan kini telah dikaruniai anak keduanya.

Jane mengangguk, kemudian perias yang mendandaninya melenggang setelah selesai memoles make up pada wajah cantiknya. "Ayo Lisa, aku sudah selesai."

"Sedikit lagi, Jane. Kau duluan saja pemotretan dengan V."

Jane mengacungkan jempol, sekali lagi ia menghadap cermin untuk membenarkan poninya. Meski usianya sudah kepala 4, tak bisa dipungkiri jika Jane masih sangat cantik seolah usianya berhenti di 20-an. Wajahnya masih terlihat babyface dan tak ketara jika sebenarnya ia sudah memiliki 1 anak remaja.

Keluar dari ruangan rias, Jane bisa menemukan V yang sudah siap mengenakan jas hitamnya. Pria itu menoleh dan memberikan senyumnya. "Sudah selesai, Sayang?"

Jane balas mengangguk, "Di mana Daniel?"

"Sedang menelfon temannya di luar. Katanya ada informasi mengenai lomba basketnya," beritahu V. "Kita pemotretan berdua dulu saja, ya?"

Jane mengangguk, kemudian sang suami menghampirinya sambil merengkuh pinggangnya hangat, menuntun sang istri untuk berdiri di depan background putih dengan kameramen siap memotret.

V juga masih sama, wajahnya begitu tampan nan tegas, ia terus memandang Jane penuh kasih sayang. "Bahkan di masa akhir jabatanmu, kau masih terlihat seperti orang yang baru saja mendaftar sebagaii pramugari. Cantik sekali.."

MY CAPTAIN | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang