6- Warning to go Away

880 133 151
                                    

"Jane."

Panggilan dari seseorang yang juga mencekal tangannya hingga pergerakan Jane terhenti membuatnya menoleh menatap siapa sang pemeanggil.

Jane terkejut, tidak menyangka dengan sosok pria di depannya.

Ia tercengang lalu tersenyum lebar. "Kai?"

Tebakan yang benar itu juga membuat sang pria pemilik nama Kai tersenyum lega. "Astaga, Jane? Tadinya aku sudah ingin pulang, namun melihat orang tak asing bagiku yang ternyata benar kau, membuatku mengurungkan diri untuk pulang. Tidak menyangka bisa bertemu denganmu disini. Aku mendengar kabar kecelakaan pesawat yang kau tumpangi, aku sangat cemas karena kau sempat menghilang saat pencarian, tapi syukurlah sekarang aku bisa melihatmu baik-baik saja. Ya Tuhan... Apa yang kau lakukan disini? Kau tidak apa-apa, 'kan? Baru 2 hari lalu kau mengalami tragedi itu, seharusnya kau masih masa pemulihan, Jane."

Wanita itu tersenyum mengangguk. "Aku sudah merasa lebih baik, Kai. Aku kesini karena ada urusan dengan seseorang. Dan... Kau sendiri? Kenapa bisa disini? Kita sudah lama sekali tak bertemu sejak kau pergi ke Colombia untuk program studi. Apa kabar heii?" Jane bertanya ramah.

Kaizo Alexander, pria yang menjadi teman semasa sekolah menengah Jane dahulu.

Mereka saling mengenal akrab karena cukup dekat sebagai partner organisasi. Namun semenjak lulus dan memilih jalan masing-masing, dimana Jane memilih sekolah penerbangan sedangkan Kai memilih program studi di Colombia, membuat mereka tak pernah bertemu karena jarak.

"Aku baik, Jane. Wah... Aku benar-benar tidak menyangka kita akan bertemu di saat yang seperti ini," decak pria itu kagum.

Jane tersenyum. Menepuk pundak Kai sebagai bentuk keakraban keduanya. "Semakin keren saja kau, ya? Mengenakan jas formal. Bay the way, apa yang kau lakukan disini?"

Kai terkekeh. "Aku biasa mengerjakan pekerjaanku di cafe. Lalu menemukan tempat ini karena dengar-dengar menunya enak, jadi aku mampir. Puji Tuhan, aku sedang menjalankan bisnis proyek arsitek saat ini."

Jane menatap kagum penuh binar. "Wah wah... Jadi temanku yang dulu suka menghukum adik tingkat kini jadi seorang Arstitek rupanya? Selamat untuk gelar Sarjana Arsitekturmu, Kai. Kau tidak mengkontakku sih, jadi aku minim informasi kau sudah di wisuda atau tidak, jadi tak datang," lagak Jane berpura-pura kesal.

Kai terkikik geli. "Maaf, maaf... Aku juga tak pernah tahu nomor kontakmu yang baru. Sejak lulus, apa kau memang sengaja tak ingin berkaitan denganku lagi hingga ganti nomor tak menghubungiku lagi, Jane?"

"Astaga, tidak begitu," elak Jane.

Kai merogoh sakunya. Ia menyerahkan kertas kecil berisi identitas dirinya pada wanita itu yang langsung di terima.

"Keren... Sudah memiliki kartu nama." Jane menatap menggoda sambil bertepuk tangan kecil. "Tapi, Kai... Aku tidak bisa lama mengobrol denganmu, aku benar-benar sedang di tunggu. Next time kita bertemu, ya?"

Kai mengangguk mengerti. "Siap, Nona Pramugari!"

Hal itu membuat Jane terkekeh.

Kemudian mereka sama-sama memutus obrolan karena memang sepakat di sudahi.

Dengan Kai yang langsung pulang melajukan mobilnya.

Jane cukup merasa bangga atas keberhasilan teman dekatnya yang kini sudah berjaya. Juga senang karena setelah sekian lama, ia bisa kembali berjumpa dengan pria itu.

Pertemuannya dengan Kai, membuat ia sedikit mengalihkan rasa bertanya-tanya nya hal penting apa yang akan dibahas Veronica nanti.

Maka setelah Jane memasuki cafe, ia langsung mengedarkan pandangan, mencari sosok Veronica.

MY CAPTAIN | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang