"Bagaimana sebuah pesawat bisa terbang?"
Pertanyaan itu mencelos dari mulut Jane untuk mempertimbangkan jawaban dari sudut pandang orang yang sedang ia tanyakan.
Sebenarnya, ia pun tahu jawaban yang terbilang simple itu, namun, Jane hanya ingin memastikan, apakah jawaban versi orang di hadapannya yang tak lain adalah V sama seperti jawaban pada umumnya.
Setelah hubungan mereka membaik, keduanya lebih sering bertemu, lebih tepatnya, V lah yang menghampiri Jane dengan segala kejutannya, seperti tiba-tiba datang membawa makanan favorit Jane, atau mengajaknya ke sebuah tempat, katanya, untuk merefreshing pikiran wanita itu serta mengisi waktu luang sembari menunggu pelatihan yang terjadwal di maskapai baru.
Jane resmi dipindahkan ke maskapai yang lain, Alaska Airlines.
V menatap sang wanita yang memberikan pertanyaan barusan, "Mau jawaban versi Vier atau Captain V?"
"Memangnya akan beda?" Jane bertanya, sedikit penasaran.
"Beda." Tangan V menopang dagunya, menatap lekat Jane dengan tatapan penuh makna.
Jane berdeham, meski ia dan V bukanlah orang yang baru saling mengenal, namun suasana sedikit berbunga-bunga semenjak hubungan keduanya membaik, cukup membuat Jane tersipu akan perlakuan manis V yang ditujukan padanya.
"Captain V saja."
V mengangguk, "Seperti pada umumnya, jawaban yang sudah sangat familiar di semua kalangan penerbangan. Pesawat bisa terbang karena menggunakan gaya angkat yang lebih besar dibandingkan gaya gravitasi, serta ditambah gaya dorong dari mesin pesawat sehingga menghasilkan gaya aerodinamik pada sayap. Yang bertugas mengemudi dan mengendalikannya adalah Captain dan co-pilot. Mereka memiliki peran besar. Karena selain hanya menerbangkan pesawat, ada nyawa para penumpang yang mereka jaga."
Jane mengangguk, jawaban yang sudah ia pastikan memang keluar dari mulut V.
"Interview dasar itu, anggota pramugari yang dipindahkan ke maskapai baru, sudah sangat umum mendapat pertanyaan demikian," ucap V.
Jane mengangkat bahu, "Aku sudah tahu. Aku bertanya padamu, hanya ingin memastikan, apakah jawabanmu masih sama seperti perspektif para pilot pada umumnya."
V mengangguk paham. "Ingin berlatih? Aku lontarkan pertanyaan, kau jawab."
Wanita itu sepakat. Mengangguk sebelum mendengar pertanyaan dari V.
"Nona Ruby Janella, apa yang anda ketahui tentang maskapai kami?" V bertanya secara profesional untuk melatih Jane.
Jane juga duduk dalam posisi formal, selayaknya ia benar-benar akan menjawab pertanyaan tersebut secara profesional.
"Alaska Airlines adalah sebuah maskapai penerbangan asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Maskapai ini awalnya didirikan dengan nama McGee Airways pada tahun 1932. Bersama dengan Horizon Air, Alaska adalah anak usaha dari Alaska Air Group. J. D," jawab Jane, tepat.
"Oke, pertanyaan kedua. Mengapa kami harus menerima anda di maskapai ini?"
Jane menarik nafas, "Karena aku memiliki kontribusi dan pengalaman pada maskapai sebelumnya, yang mampu secara profesional dengan tugas yang menjadi tanggung jawab ku nantinya. dengan ini, aku juga akan mengabdi lebih baik lagi, menjunjung nama Alaska Airlines dengan penuh penghormatan."
V tersenyum. "Sudah jago ini. Tak perlu berlatih. Nona pramugari yang sempurna." Ia bertepuk tangan, memberi pujian.
Jane tersipu, mengulum bibirnya, "V.... Itu baru 2 pertanyaan loh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CAPTAIN | TAENNIE
RomanceJika sekarang kita tidak bisa mendeklarasikan cinta karena landasan aturan serta komitmen atas pengabdian, bukankah di masa depan masih bisa? Yang nantinya, deklarasi cinta ini akan di junjung dalam versi yang lebih baik. Jadi, sampai berjumpa di ma...