19- Honeymoon

447 110 18
                                    

"Hei? Pria mana kutanya?" Dengan senyuman manisnya, pria itu bertanya.

Jane menatap tak percaya sampai meneguk ludahnya begitu susah payah.

"V!" decaknya kesal sambil memukul cukup keras dada pria yang ternyata suaminya itu.

Jane bernafas lega. Namun seiring dengannya, air mata terjun begitu saja. Di detik berikutnya pula, ia membenamkan wajahnya di dada V. "Leluconmu tidak lucu serius."

"Kau membuatku takut!" isak tangisnya terdengar yang membuat V terkekeh karena berhasil mengerjai istri kecilnya. Ia balas memeluk erat.

"Ululu, maafkan aku hum?"

Kemudian, V bergerak duduk di toilet dan memangku Jane. Wajah wanita itu sembab karena tak kuasa akhirnya bisa melihat sang suami.

"Bagaimana jika itu bukan kau?! Bagaimana aku akan melawannya huh?! Leluconmu sungguh tak lucu, V!" sentak Jane sambil menekuk bibirnya, hal itu justru membuat V semakin gemas dengan menciumi pipi gembulnya.

"Kan surprise, Sayang." V menyelipkan helai rambut Jane. "Jadi sambutannya marah padaku ini?"

Jane mendecak, "sruprise tak harus debgan cara seperti itu.." kesalnya tapi kemudian memeluk V begitu erat, ia menduselkan kepalanya pada ceruk leher sang pria, kemudian tanpa aba-aba menggigit leher V geram. 

"Sayang.." tegur V sambil terkekeh melihat kelakuan istrinya.

"Biar. Suruh siapa datang dengan cara yang begitu. Apa sopan setelah 2 bulan tak memberi kabar tiba-tiba datang langsung menciumku huh? Kau harus digigit." Jane kembali menyesap leher V, hingga meninggalkan bekas keunguan yang membuat snag pria merintih.

"Heii, digigit kucing gemas begini tak masalah bagiku. Jadi ini hadiah darimu dalam bentuk kissmark karena merindukanku atau bagaimana hum?" V mengusap punggung wanitanya yang masih terus menyesap.

"Kau membohongiku.." 

V menyerngit, mengangkat satu alisnya. "Dalam hal?"

"Jangan berpikir seolah aku tidak tahu apa alasan sebenarnya kau mengikuti pelatihan itu. Kenapa harus berkorban begitu sih, V? Bahkan jika aku masih harus menunggu lama atau tidak jadi mengabdi itu lebih baik dari pada berpisah denganmu tanpa kabar selama 2 bulan. Kau pikir itu menyenangkan bagiku? Tidak sama sekai.." Jane melirih dengan nada suara yang bergetar.

Sang pria tersenyum, "aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kebahagiaanmu."

"Tapi jika harus berpisah denganmu seperti itu aku benar-benar tidak akan pernah sudi, V.. kau mana tahu keseharianku yang selalu cemas akan keadaanmu di sana.."

V memeluk Jane erat. "Maaf sudah membuatmu cemas..."

Jane menjauhkan wajahnya dari leher V, ia menatap penuh tuntutan dengan sorot mata yang khawatir, "Kau baik-baik saja 'kan? Apa selama di sana mereka menyiksamu? Mereka membuatmu terluka?"

V tersenyum, menggenggam tangan Jane dengan lembut. "Sesuai janjiku, aku kembali dengan selamat. Lihat? Aku baik-baik saja, Sayang."

"Masa istriku tidak mengenali suara suaminya sendiri?" Goda V.

"Bagaimana aku harus memikirkan kemungkinan itu di saat pria asing tiba-tiba memojokkanku di toilet berdua! Lagipula suaranya sok diberat-beratkan begitu. Bagaimana aku bisa mengenalinya!" Jane mendengus kesal.

V tertawa sebagai responnya.

"Tertawa kau ya.." Jane yang geram mencubit pinggang V.

"Tapi katanya 3 bulan. Ini masih bulan ke 2 tapi kau sudah selesai. Apa yang terjadi?" Tanya Jane kemudian.

MY CAPTAIN | TAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang