Prolog

1.6K 120 39
                                    

Peran orang tua kandung yang seharusnya mendampingi sang putri saat tumbuh remaja tak berlaku untuk ku.
_Keinara Almahira.

Ponpes Daarut Tauhid.

Gadis manis berusia 18 tahun yang mengenakan abaya coksu dan hijab senada sedang di kejar oleh sahabat nya. Ulah Keinara yang sangat jahil membuat sang sahabat kesal sendiri.

"Raa, balikin sini snack gue!, gak lucu tauu, masa iya aku yang beli kamu yang abisin." Aqeela Areena sang sahabat sudah kelelahan mengejar Keinara.

"Wlee,gak semudah itu dong, sini kejar kalo bisaa." tengil nya sambil menjulurkan lidah.

"Udah ah, ambil aja semua, dasar nyebelin."
Aqeela yg sudah kesal menyerah,ia sekarang telah terduduk di kursi taman belakang pondok.

Melihat raut wajah sang sahabat yang muram, Keinara menghentikan aksi nya.

"Jangan ngambek dong Qeel, kan aku juga cuma bercanda, nih ambil aja semua, aku gak jadi." langsung cosplay jadi malaikat, ia mengulas senyum manis, Keinara menyodorkan snack di tangan nya pada Aqeela.

Aqeela memaling kan wajah nya karna masih dilanda kekesalan,
"Telat!" bentak nya.

"Ya maaf dong, maafin yaa, ya Qeel? maafin aku dong." sesekali Keinara menggoyang lengan sahabat nya yang tengah merajuk, berharap akan segera luluh.

"Ck!, iya iya bawel." pasrah Aqeela menyudahi perselisihan.

"Nah gitu dong, nih kita bagi-bagi yaa." snack yang belum Aqeela terima kembali Keinara sodorkan, Aqeela melotot kaget mendengar kalimat akhir Keinara.

"Lah tadi katanya gak jadi?" jelas Aqeela, barangkali Keinara lupa dengan ucapan nya.

"Ishh!, tadi cuman mau bujuk kamu aja, jadinya Pura-pura ga mau deh, heheh..." Keinara terkekeh pelan, untung Aqeela adalah sosok yang maklum dengan semua prilaku para sohib nya.

Terlihat dua gadis cantik mendekat kepada Aqeela dan Keinara yang asyik dengan cemilan nya.

"Wah wah wah, gini ya kalian? nyemil snack gak ngajak-ngajak, ya gak Zaa?" Azura Nayfa bertepuk tangan mengapresiasi sikap 2 sahabatnya ini, lalu meminta persetujuan pada Queenza Arafah di samping nya.

"Bener tuhh, kok kita kayak gak di anggap." dramatis, raut wajah sendu yg dibuat-buat Queenza membuat semua nya tergelak lucu.

"Yee, siapa tadi yang bilang, bentar, lagi murajaah hafalan." Keinara berucap persis seperti yg Azura katakan sebelum mereka kesini, Azura yg tau itu dirinya hanya menyengir.

"Udah udah, sini duduk! aku masih ada nih, bagi dua!" Aqeela menengahi, memang diantara para sahabat nya cuman Aqeela yg paling kalem dan bijak, sedangkan yg lainnya sangat berisik.

Setelah lama berbincang, Queenza baru ingat amanah dari nyai Ruqayyah, yg memanggilnya sebelum ia pergi ke taman belakang.

"Nahh iya, aku baru inget, tadi kamu di suruh sama nyai ke ndalem Ra."

"Kenapa emang Ummi manggil aku?" tanya Keinara heran.

"Kok nanya kami sih, kalo kami tau, mungkin sudah disebut di awal kali!"
dengan nada agak kesal Queenza berujar menimpali.

"Iya juga yahh, heheh..." Keinara terkekeh kecil,merasa lucu karna pertanyaan nya sendiri.

"Udah ayo, mungkin Bu nyai udah nunggu lama di ndalem." lagi dan lagi Aqeela yg melerai, semua patuh dan mulai beranjak.

"Ehh iya, sampe ketemu di asrama ya friend, aku pamit ke ndalem dulu, nanti aku ceritain sama kalian deh, dadaa!" Keinara melambaikan tangan, lalu berlalu pergi tanpa mengucap salam.

"Wa'alaikumussalam!" sentak tiga sahabat nya yang menyadari itu, membuat Keinara kembali berbalik badan sembari menyengir kaku.

"Ealah lupa, assalamu'alaikum!" Keinara berlari kecil menuju ndalem, kediaman pemimpin pondok atau keluarga angkat nya.

***
Saat telah tiba di depan pintu ndalem, Keinara memberi salam dengan suara sedikit keras.

"Assalamu'alaikum,Ummii!"Keinara melangkah masuk, celingak-celinguk melihat keadaan ndalem yang sepi.

"Wa'alaikumussalam,bentar sayang." suara dari arah dapur menyahuti, Ummi Ruqayyah keluar dari dapur dengan satu kertas dan pulpen di tangan nya.

"Kenapa Nara di panggil ke ndalem Ummi?" Keinara mencium punggung tangan ibu angkat nya itu, kemudian langsung bertanya to the point.

"Iyaa, Ummi rencana mau ngajak kamu ke pasar, beli bahan dapur buat acara syukuran kecil besok, kamu mau kan temani Ummi?, nanti kita di anter ustadz Zaid kok." tutur lembut Ummi Ruqayyah menjelaskan, tetapi Keinara dibuat bingung.

"Nara gak bakal nolak lah Ummi! tapii... Kita mau syukuran dalam rangka apa Mi?" dengan senyum merekah Keinara bertanya antusias.

"Lah? kamu gak tau yaa? besok itu Rishad pulang, masa' kamu gak tau?" jawaban yang membuat Keinara mematung di tempat.

"M-maksud umi Gus Rishad mau pulang dari Tarim?" Keinara jelas terkejut setelah mendengar kabar ini.

"Iyaa Ning Naraa." Balas lembut Ummi sambil mengelus puncak kepala Keinara yg terbalut hijab itu.

"Ya sudah, buru siap-siap gih, kamu siap-siap nya di kamar ndalem aja, gak usah ke asrama, biar cepet."

"Iya Mi, Nara pamit siap-siap dulu ya, assalamu'alaikum." salam nya, langsung melangkahkan kaki menaiki satu persatu anak tangga.

Ummi Ruqayyah hanya menjawab lirih,ia melihat punggung keinara semakin menjauh, lalu mengulas senyum indah.

"Ya Allah nak, Ummi gak kebayang kalo nanti kamu di jemput orang tua kandung kamu, apa kamu masih akan peduli sama Ummi? tapi... Ummi harap kamu cepat ingat, biar kesehatan kamu juga membaik." Ummi Ruqayyah membatin sedih, dan kembali menuju dapur untuk mencatat semua bahan yang perlu dibeli.

***
Haii semuaa, suka gak sama prolog nya? , jadi kisah nya bakal banyak flash back nanti, jan lupaa vote banyak banyak yaa, komen juga biar Thaa semangat teruss,in syaa Allah up nya seminggu sekali nanti.

Dan janlup follow ig dan tiktok nya Thaa ya
Ig @putrii_agathaa
Tiktok @agatha.putri5
Nanti Thaa kasih spoiler dikit di setiap bab yg akan datang, makasihh udah baca😻

-6 Juli 2024

Love in Silence Keinara & Rishad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang