Bab 1

1.6K 103 2
                                    

Seorang gadis cantik berusia 13 tahun sedang sibuk membongkar barang- barang sang ibu di kamar ibunya. Mereka baru saja pindah, kembali ke kota yang telah lama ditinggalkan oleh sang bunda.

"Hei, udah belom bongkar- bongkarnya?" Tanya sang bunda berdiri di depan pintu kamarnya.

"Bun, ini dus apa? Sisa ini yang belom Shasha buka," kata Shasha anak gadis berwajah ceria itu.

"Oh itu gak usah di buka sayang, nanti langsung masukin gudang aja, yuk makan dulu," kata sang bunda mengajak putrinya beranjak dari kamarnya.

Flora Shafiqa, seorang single parent, 12 tahun lalu dirinya meninggalkan kota yang sekarang dia tempati. Di kota ini terlalu banyak kenangan pahit. Tapi karena pekerjaannya dia harus kembali ke kota ini. Dirinya baru saja di tunjuk jadi branch manajer perusahaannya di kota ini.

Sebenarnya Flora ingin menolak pekerjaan ini namun karena kebutuhan, sehingga membuatnya mau tidak mau menerima tawaran ini. Dia sama sekali tidak ingin kembali kesini.

"Bun, udah selesai makan, Shasha balik ke kamar ya," kata Shasha meninggalkan Flora dimeja makan.

Flora membereskan bekas makan mereka sebelum akhirnya kembali kekamarnya. Perjalanan mengendarai mobil sendiri dan antar kota cukup menguras tenaganya, sehingga akhirnya dirinya memilih tidur.

Flora tidak memperhatikan jika Shasha telah mengambil box yang tertutup rapi dan belum di bukanya. Shasha terlalu penasaran untuk melewatkan box tersebut.

Saat membongkar itu Shasha menemukan banyak pernak pernik bundanya sejak jam SMA hingga kuliah.  Dirinya tertarik dengan pria yang selalu ada di foto bersama bundanya. Namun ada 1 buah pas foto ukuran post card yang membuat nya tertegun. Kenapa laki-laki ini mirip dirinya, batin Shasha.

Shasha akhirnya menyimpan foto itu dan kembali membereskan barang dari box itu dan menyimpannya. Disembunyikannya di dalam lemari pakaiannya agar sang bunda tidak tahu.

*****************

Pagi itu seperti biasanya, Shasha akan bangun tanpa dibangunkan oleh Flora. Keduanya bersiap menyongsong perjalanan baru di tempat baru mereka.

Flora sudah rapi dan duduk di meja makan sedang menyiapkan sarapan anak semata wayangnya.

Shasha segera menyusul Flora di meja makan. Dirinya segera melahap sarapan buatan sang bunda dengan semangat.

"Sayang, bunda gak bisa nemenin gak papa ya, soalnya harus mimpin rapat pagi ini," kata Flora.

"Iya bun, gak papa, Shasha bukan anak kecil lagi kok, tenang aja," kata Shasha.

"Yuk, bunda anter," kata sang bunda mengajak Shasha berangkat.

SMP 48 sekolah yang akan di masuki oleh Shasha. Mobil Flora berhenti di depan gerbang. Banyak anak-anak yang berlarian masuk kedalam sekolah.

"Pamit ya bunda," kata Shasha menciun tangan Flora dan segera turun dari mobil.

Shasha menuju ruang kepala sekolah untuk melaporkan kedatangannya sebagai murid baru. Dirinya tidak ada perasaan takut, malah tampak semangat menghadapi perjalan baru di sekolah barunya.

Selesai melaporkan ke kepala sekolah, dirinya segera di antar menuju kelasnya. Disana dirinya duduk disebelah seorang gadis imut berlesung pipi dan rambut yang dikuncir.

"Hai, aku Fritzy," sapa teman sebangkunya.

"Hai aku Shasha salam kenal Fritzy," kata Shasha penuh senyum.

Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang