Bab 18

575 90 10
                                    

"Aldooo!!! Dah gila lu ya!" Tiba-tiba Flora masuk keruang kerja Aldo.

"Eh napa nih Flo," tanya Aldo bingung.

"Kok bisa-bisa Ashel ma anak-anak lu biarin pergi gitu aja," kata Flora masih dengan mode ngamuknya.

"Ya itu keputusan dia, dia dah tanda tangan surat cerai juga," kata Aldo santai.

"Kenapa lu bawa-bawa gue keurusan lu!" Kata Flora makin kesal.

"Lah karena semua emang karena lu, gue tuh sayangnya dari dulu cuman sama lu! Lu malah milih cowo gak jelas yang ninggalin lu!" Kata Aldo mulai menaikan nada bicaranya.

"Lu ngomong gitu! Gila lu! Inget lu punya anak dari Ashel, dua! Jangan gila lu!" Kata Flora makin emosi.

"Heh! Mau lu tu apa sih?! Kurang apa gue sama lu, selama ini cuman gue yang mau bantuin lu! Lu bahkan ngasih sedikit cinta lu ma gua aja nggak!" Kata Aldo berdiri dari kursinya.

"Karena gue gak pernah cinta sama lu, berkali-kali gue dah bilang!" Kata Flora makin kebakar emosi.

"Lu mang cewe gak tau di untung! Milih cowo anak manja dari pada gue, kenapa lu ?! Butuh duit?! Gue kasih! Per** lu!" Aldo makin emosi.

Flora makin kebakar emosi. Aldo akhirnya sadar dia kelepasan bicara. Dirinya langsung mendatangi Flora sebelum akhirnya Flora pergi dari kantornya.

Sepanjang jalan dirinya hanya mengutuki Aldo. Kenapa dia bisa segitu percaya nya pada Aldo, kenapa dia dan sahabatnya menjadi seperti itu sekarang.

Aldo mencari Flora ke kantornya namun Flora tidak kembali ke kantor. Aldo berusaha mencari Flora namun telponnya tidak digubris.

Flora saat ini duduk bersimpuh diantara makam kedua orang tuanya. Disana dirinya menumpahkan kekesalannya. Menangis sejadi jadinya.

"Yah, ibu, maaf anakmu lagi-lagi mengecewakan kalian, harusnya memang aku gak kembali kemari, maaf, maaf aku gagal lagi," kata Flora.

Gerimis turun perlahan. Membasahi Flora yang masih betah bersimpuh bersama orang tuanya. Mencurahkan segala kerisauan hatinya pada kedua orang tuanya.

Saat dirinya pulang Shasha terkejut dengan Flora yang pulang malam dengan badan menggigil dan basah kuyup.

"Bunda dari mana kok basah gini?" Kata Shasha segera mengeringkan badan bunda nya dengan handuk.

Flora hanya diam dengan pandangan kosong. Shasha semakin menjadi khawatir. Dirinya segera membawa bundanya ke kamar, membantunya ganti baju dan membaringkannya disana.

Shasha menyuapi Flora makan malam, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Flora. Selesai makan Shasha segera membantu sang bunda berbaring untuk istirahat.

Karena khawatir dengan ibunya yang masih menggigil dirinya segera meminumkan obat pada bundanya dan menemani bundanya tidur sambil memeluk bundanya.

************************************

Paginya karena Shasha sudah mulai ujian semester dia membuatkan sang bunda makan sebelum berangkat lebih dulu.

Flora terbangun dengan kepala yang cukup sakit, namun demam dan menggigilnya sudah membaik.

Flora melihat rumahnya yang sudah sepi. Sepertinya Shasha sudah pergi, batinnya. Dia baru sadar setelah membaca chat Shasha yang mengatakan berangkat duluan dan ini hari pertamanya ujian.

Flora berfikir untuk membiarkan Shasha sedikit tenang di minggu ujiannya ini. Dirinya tidak mau membahas masalah pindahan dulu agar Shasha bisa ujian dengan tenang.

Hari itu dirinya memutuskan tidak bekerja. Setelah menghubungi Lulu, dirinya mulai membersihkan dan merapikan rumahnya. Mengemasi beberapa barang yang bisa dia bereskan lebih dulu.

Setelah selesai dirinya mulai termenung. Dirinya membayangkan Fiony akan menjadi menantu idaman sang mertua, tidak seperti dirinya dulu yang selalu cekcok dengan sang ibu mertua.

Saat tengah memikirkan Fiony dirinya tiba-tiba menghubungi Ferrel mengatakan dirinya perlu bertemu mereka berdua untuk membicarakan sesuatu.

Ferrel awalnya menolak mempertemukan kedua wanitanya ini. Karena menurutnya siapapun yang menang, yang kalah pasti sakit hati walaupun pasti paham kondisinya.

Namun Flora mengatakan ini demi Shasha dan Fritzy, Ferrel langsung mengatakan akan diusahakan.

Tidak lama Ferrel memberikan alamat sebuah resto. Resto dimana akan menjadi tempat bertemunya mereka bertiga nanti sore.


Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang