Bab 11

682 80 2
                                    

Siang itu Shasha sedang makan siang bersama ayahnya Ferrel. Seperti biasa, tanpa diketahui orang lain termasuk Fritzy dan Flora.

"Yah, ayah belum mau ketemu bunda?" Tanya Shasha.

"Biar bunda mu sayang yang mutusin, ayah gak bisa maksa bunda," kata Ferrel senyum pada anak gadisnya.

"Yah, Shasha mau nanya dan kali ini Shasha mohoooon banget ayah jawab," kata Shasha. Ferrel menarik nafas panjang karena paham arah pertanyaan Shasha.

"Shasha mau denger versi ayah, tentang kejadian setelah ayah nikah, bukan dari setelah bunda sama Shasha pergi," kata Shasha.

Hmm agak diluar ekspektasi, batin Ferrel. Apakah ada sesuatu yang dia gak tau? Apakah ada yang dia gak paham tentang kepergian Flora yang mendadak?

"Hmmm, oke, mulai dari mana ya....," Ferrel berfikir sejenak sebelum memulai ceritanya.

Ferrel menceritakan bahwa dirinya memiliki cinta dan sayang yang amat besar pada Flora. Bagaimana Flora menyayanginya. Flora adalah cinta pertama Ferrel, dan dia berjanji akan terus menjaga sebisa mungkin cinta itu.

Ferrel diberikan pilihan sulit oleh papi maminya jika tetap memilih Flora. Namun cinta itu membuat Ferrel memilih Flora dan jalan hidupnya sendiri. Flora sebenarnya sempat melarang Ferrel, namun Ferrel mengatakan demi cintanya dia rela melepaskan harta, bukan untuk durhaka.

Perjuangan mereka dari nol saat mulai menikah, merintis semua segala sesuatu berdua berjuang bersama. Namun seperti cerita Flora, kebahagian keluarga kecil itu tidak bertahan lama. Masalah demi masalah mulai mendatangi usaha yang dirintisnya. Kehamilan Flora membuat Ferrel harus berjuang sendiri untuk mereka bertiga.

Hingga saat usaha nya terpuruk dan papinya jatuh sakit. Flora memaksanya menemui keluarganya lagi, bukan masalah usaha tapi masalah baktinya pada orang tua, apalagi papi sedang sakit.

Permintaan terakhir papi Ara membuatnya marah sakit hati bahkan mengutuk keluarganya sendiri. Karena inilah Flora marah dan bertengkar dengan Ferrel. Ferrel disini mempertaruhkan segala hal, keluarga besarnya, keluarga kecilnya dan usahanya.

Suatu hari saat dirinya kembali kerumah dia tidak menemukan siapapun disana. Hanya sepucuk surat perpisahan dari bundanya Shasha.

"Tunggu dulu yah, berarti ayah gak tau masalah bunda sama oma Chika?" Tanya Shasha memotong.

"Hah? Emang ada apaan?" Tanya Ferrel.

Kali ini Shasha menceritakan sebagian versi bundanya. Bagian dimana oma Chikanya memilih terus menyudutkan Flora dan nyaris mencelakai Flora dan Shasha. Ferrel terkejut mendengarnya. Dia tidak pernah tau ada kejadian ini, 12 tahun ini semuanya tidak pernah dia ketahui.

"Lanjut dulu yah," kata Shasha mencoba menenangkan Ferrel.

Ferrel melanjutkan sejak kepergian mereka hidupnya hancur. Dirinya hanya mengurung diri tidak mau melakukan apapun, bahkan memilih mati. Yang membuatnya bertambah buruk adalah Ferrel dikurung oleh orang tuanya, maminya lebih tepatnya.

Ferrel tidak bisa mencari keberadaan keluarganya. Saat itu dengan segala ke kacauannya hanya Fiony yang merawatnya, dengan tulus.

Fiony sebenarnya juga adalah korban, namun dia menyerah pada keputusan orang tuanya. Fiony mencoba menjalani kewajibannya. Hingga akhirnya Fiony dan Ferrel menikah.

Fiony tidak pernah dianggap ada sepanjang 1 tahun pernikahan mereka. Namun Fiony terus menjaga, merawat Ferrel yang hampir mati karena keputus asaan.

Akhirnya Ferrel menyerah, menyerah dengan keadaan. Belajar menerima Fiony, hingga akhirnya mereka memiliki Fritzy. Ferrel juga menambhakan permohonan maafnya pada Shasha karena tidak mencarinya selama ini.

"Makasih ya ayah, ayah sudah percaya untuk terbuka sama aku," kata Shasha memeluk ayahnya.

Ditempat lain di kantor Flora. Lulu masuk kedalam ruangan Flora. Flora yang sedang VC dengan pimpinan pusat meminta Lulu menunggu sebentar.

"Napa Lu?" Tanya Flora setelah menutup videocall nya.

"Hmmm, ini bu, pak Aldo masih ngehubungin terus, udah 4 harian ini bu," kata Lulu.

"Kan udah kamu reject, ya udah biarin aja, saya lagi males urusan sama dia," kata Flora.

"Hmmm, tapi pak Aldo ngancem akan kemari sendiri kalo gak ibu respon juga telponnya katanya," Lulu tampak cukup gelisah.

"Udah itu urusan saya, biar aja dia mau apa," kata Flora senyum.

"Ibu hati-hati ya," kata Lulu. Flora mengangguk dan senyum untuk menenangkan hati Lulu.

Hari itu Flora lembur. Dirinya baru selesai mengerjakan kerjaannya sekitar jam 10 malam. Dikantornya hanya tersisa satpamnya yang hendak mengunci kantor.

"Pak saya tinggal dulu ya," kata Flora. Satpamnya hanya mengangguk dan kembali memutari gedung untuk mengecek kembali.

Saat sampai di parkiran kondisi sudah sangatlah sepi. Flora sebenarnya agak takut pulang jam segini. Dirinya masih melihat kanan kiri sebelum masuk mobil.

Tepat saat akan masuk mobil tiba-tiba pintu mobilnya ditahan. Flora kaget, hingga berteriak sebelum menoleh. Disana berdiri Aldo yang terlihat mabok.

"Do, lu ngapain malem-malem disini," kata Flora memukul mundur Aldo, namun Aldo tidak bergeming.

"Sampe kapan lu mau lari dari gue? Gue tuh cinta sama lu, cinta gue itu lebih gede ke elo daripada si bangs**t Ferrel!" Kata Aldo dengan nada belernya.

"Do, lu ngomong apa sih, lu mabok, sana pergi aja lu," kata Flora masih berusaha mendorong Aldo namun gagal.

Aldo malah berusaha menyosor Flora dan berusaha mendekap Flora. Flora berusaha menghindar tapi apa daya, badan Aldo 2x dari badan Flora yang mungil. Dirinya hanya bisa meminta tolong. Namun area yang sepi dan satpam yang masih keliling menguntungkan Aldo.

Tepat saat airmata Flora bercucuran, dan Aldo hampir berhasil melakukan aksinya sebuah tangan menarik Aldo dari tubuh Flora. Satu pukulan telak membuat Aldo pingsan tersungkur di tanah.

"Flo lu gak papa?" Tanya pria itu. Flora masih menangis, berusaha menutup kemejanya yang di robek Aldo.

Saat dirinya menatap pria di depannya, entah apa yang ada di otaknya, Flora langsung memeluknya dan menangis di dalam pelukannya.

Ferrel berusaha menenangkan Flora. Dirinya mendekap erat Flora. Rasa yang dulu pernah ada, sedikit kembali menyala. Namun Ferrel berusaha menahannya. Ini bukan waktunya, batinnya.

Ferrel akhirnya membopong Flora kedalam mobil. Mendudukannya dan mengantarnya pulang. Di mobil Flora tertidur, sehingga Ferrel menyelimutinya dengan jas miliknya.

Sementara satpam yang keluar kantor bingung dengan Aldo yang terkapar di tanah dengan hidung berdarah dan mobil Flora yang masih ada disana.


Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang