Bab 8

677 84 2
                                    

"Makan nak, kamu pasti capek," kata papanya Fritzy mempersilahkan Shasha makan. Shasha hanya mengangguk dan mulai makan.

"Om tau, kamu pasti bingung sama kejadian kemarin, sebelomnya biar om perkenalkan diri dulu, nama om Ferrel Navaro Jayawardhana," kata papa Fritzy. Shasha spontan kesedak hingga terbatuk mendengar penuturan papa sahabatnya.

"Duh pelan sayang, minum dulu," kata Ferrel memberikan minum Shasha.

Shasha masih terpaku tidak percaya yang dia dengar. Dia berusaha untuk tidak mengambil kesimpulan secepatnya.

"Kalau kamu tanya apa om kenal bundamu, jawabannya terjawab kemarin," kata Ferrel melanjutkan. Sementara Shasha masih mencoba makan walau dirinya tidak konsen dan menahan segala gejolak yang ada di dadanya.

"Bundamu Flora, dan om punya masa lalu, namun masa lalu yang gak baik, kalo om boleh tanya, umur kamu berapa sekarang?" Tanya Ferrel.

"13," jawab Shasha singkat.

"Hmmm, sepertinya dugaanku benar," kata Ferrel bergumam. Shasha tiba-tiba mengeluarkan foto dari tasnya.

"Ah foto ini, haha, ya, bundamu cinta pertama saya di masa SMA, tapi ada baiknya kamu bicarakan ini dulu sama bunda kamu, om gak mau salah bicara," kata Ferrel.

"Om, om papa aku kan?!" Kali ini Shasha sudah tidak bisa menahannya lagi. Air matanya tidak tertahan, Shasha mulai menangis.

Ferrel segera memeluk erat Shasha putri yang terpisah darinya. Ada pancaran kehangatan yang tidak pernah Shasha rasakan sebelumnya. Pelukan erat itu, pelukan kasih sayang yang hilang 12 tahun lalu.

"Sha, cuman bundamu yang bisa jawab itu, maaf ya," kata Ferrel yang juga mulai menitikan air mata. Perlahan dikecupnya pucuk kepala putrinya.

Ferrel dan Shasha menghabiskan sore itu bersama. Ferrel mencoba menceritakan dirinya tanpa melampaui apa yang menurutnya Shasha belum perlu tau.

Shasha selalu berusaha menanyakan kenapa Ferrel pergi dari hidupnya dan bunda namun Ferrel selalu mengalihkan ke hal lain.

Sore itu Shasha pulang diantar Ferrel. Mereka berjanji akan mencoba lebih sering bertemu namun Ferrel meminta Shasha merahasiakan ini sementara, terutama pada Fritzy.

Sesampainya dirumah lagi-lagi Shasha tidak menemukan Flora, hanya pesan di hpnya yang berisi bundanya akan pergi keluar sebentar, makan malam sudah disiapkan.

Shasha memasuki kamarnya gontai. Ada rasa senang, rasa sedih, dan khawatir pada dirinya saat ini. Dia tidak bisa mengungkapkan dengan jelas isi hatinya saat ini.

Shasha terkejut saat melihat buku diary yang sebelumnya terkunci dan tidak bisa dia buka ada di bantalnya dalam kondisi sudah tidak terkunci.

Sepertinya bundanya sudah siap menceritakan isi masa lalunya. Akhirnya Shasha membuka dan mulai membaca buku itu.

Diary itu dimulai dengan pertemuan pertama Flora dan Ferrel di SMA. Berawal dari teman sekelas, Ferrel segera menyatakan dirinya suka pada Flora. Diary itu menceritakan perjuangan Ferrel selama 1 tahun mengejar cinta Flora, melakukan berbagai cara mulai dari membelikan cokelat, bunga, mengajak dinner sampai menyatakan perasaan di tengah upacara sekolah.

Flora dan Ferrel adalah pasangan kesayangan semua orang saat masa SMA. Namun tidak begitu saat kuliah, Aldo yang sahabat Flora sejak kecil harus berulang kali berkelahi dengan Ashel dan Ferrel karena kecemburuan mereka. Bagaimana Ashel selalu merasa menjadi orang kedua di hati Aldo. Bagaimana Flora berulang kali memilih Ferrel sebagai tambatan hatinya.

Semester akhir perkulihan mereka mulai menjadi masa yang kelam bagi Ferrel dan Flora. Bagaimana Ferrel mulai mengenalkan Flora pada orang tuanya yang tidak mau menerima dan menyetujui hubungan mereka. Semua hanya karena merasa Flora yang yatim piatu dan tidak memiliki harta.

Bagaimana mami Chika, ibu dari Ferrel menghina Flora di depan keluarga besar Ferrel, padahal saat itu Flora ada disana. Bahkan di acara ulang tahun Ferrel itu mami Ferrel mengenalkan Fiony, wanita pilihannya untuk Ferrel.

Namun perjuangan Ferrel tidak berhenti sampai disana. Ferrel memilih pergi dari rumah dan menikah dengan Flora walau tanpa persetujuan keluarganya. Mereka bersama memulai membina kebahagian mereka sendiri. Namun satu hal yang Ferrel tidak pernah tau. Teror mami Chika untuk Flora tidak pernah berhenti.

Saat mami Chika tau Flora hamil anaknya Ferrel, Flora dipaksa untuk mengugurkan kandungannya. Bahkan berulang kali Flora dan janin dalam kandungannya hendak di celakai.

Semua menjadi akhir dari malapetaka saat papi Ara, ayah Ferrel sakit. Semua menjadi tidak masuk akal dan membutakan. Atas paksaan papi Ara, Ferrel menikahi Fiony. Mandat terakhir papi Ara adalah menikahi Fiony.

Flora tidak mau di madu, jika memang Fiony menjadi pilihan Ferrel maka dirinya memilih pergi. Dirinya membawa buah hatinya yang baru berusia satu tahun pergi menghilang dari kota ini. Hanya Aldo yang tau dan membantunya.

Shasha tanpa disadari menangis membaca cerita pilu kisah hidup bundanya. Saat mendengar pintu depan terbuka dirinya langsung keluar, memeluk bundanya yang baru saja tiba.

Keduanya menumpahkan airmata. Shasha merasa bersalah memaksakan kehendaknya mengetahui masa lalunya. Flora merasa bersalah menutupi masa lalu Shasha terutama dari orang tuanya sendiri.






Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang