d u a p u l u h ♡ p r o g r a m m e r

183 12 2
                                    

HALOHA (?)

SELAMAT MALAM MINGGU PARA READERS KU YANG NGAPELIN COWOK FIKSI !!! 💋💋💋

SELAMAT MALAM MINGGU PARA READERS KU YANG NGAPELIN COWOK FIKSI !!! 💋💋💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING !!!

o∆o

Suasana saat jam istirahat di jurusan TI kalau tidak untuk tidur, ya paling mabar game online. Tidak hanya berlaku untuk para siswa, tetapi para siswi pun sama saja.

Seorang siswi menghampiri Laksana yang sibuk dengan gadget-nya. “Sa, mabar yuk?”

“Sibuk,” jawab Laksana cuek.

Laki-laki itu keluar dari kelasnya. Menempatkan diri di bangku depan kelas, bergabung bersama teman laki-laki satu kelasnya yang sedang asik mabar, termasuk Faraz.

“Join, Sa?” tanya Faraz begitu melihat Laksana duduk di sampingnya.

Laksana menggeleng pelan. “Nanti aja,” jawabnya.

Penolakan Laksana membuat teman-temannya menatapnya curiga. Tidak biasanya laki-laki itu menolak mabar selain karena mengantuk. Tapi, kali ini dia terlihat sibuk dengan ponselnya tanpa berniat tidur atau main game bersama.

“Tumben, sibuk lo, Sa?” tanya seorang teman dengan baju dikeluarkan.

“Hm.”

Dehaman sang empu membuat yang lain saling bertukar pandang. Faraz mengedikkan bahunya acuh. Dia melanjutkan aktivitasnya bersama yang lain.

“Goblok!”

“Ke bawah, anjing! Bantuin, gua diserang.”

“Mati lo, mati!”

Umpatan-umpatan terderang saling bersahutan. Mereka menatap ponselnya masing-masing dengan pandangan kesal. Ada yang menggigit ponselnya dengan gemas, sampai yang ingin melempar ponselnya ke udara tapi tidak jadi.

Double Kill!

Triple Kill!

Killing spray!

Savage!

Defeat!

Tim yang tidak solid dan dewa fortuna yang tidak berpihak kepada mereka, membuat mereka menerima kekalahan. Markas diserang saat semua hero sedang dalam masa pemulihan.

“Ck, goblok kabeh!”

“Lo juga, tolol!”

“Nggak ada Aksa goblok semua!”

“Emang paling bener sama Aksa mabar-nya.”

“Sa, ayo login!”

Laksana melirik sekilas. “Males,” jawabnya tanpa minat.

“Tumben banget, sih?”

“Biasanya sehari nggak mabar kek cacing kepanasan lo!”

“Lagi jatuh cinta ya, lo? Hp mulu dari tadi, tapi nggak nge-game.”

“Atau jangan-jangan lo lagi main judol, ya?”

Trash!

Spontan kaki jenjang Laksana menyampar betis temannya yang menyeletuk asal. Fahmi di sana sampai meringis sambil mengusap-usap betisnya.

“Lo kali yang tukang nge-slot,” tuduh balik Laksana kepada temannya itu.

Tidak terima dengan tuduhan yang diberikan, tiba-tiba Fahmi melayangkan bogeman kepada Laksana. Membuat semua teman yang melihatnya sontak ikutan berdiri panik.

Bugh!

Fahmi mencengkram kerah seragam Laksana sampai laki-laki itu bangkit dari duduknya. “Jangan asal nuduh lo!”

“Kenapa? Gua bener, kan?” ucap Laksana santai.

“Lo—”

Belum sempat Fahmi kembali melayangkan bogeman, Faraz bergerak menahan tangannya.

“Udah, sat! Apa-apaan sih, lo!?”

Beberapa teman lainnya menarik tubuh Fahmi, menjauhkannya dari Laksana. Laki-laki itu sempat berontak, tetapi tenaganya tidak lebih kuat dari beberapa orang yang menahan tubuhnya.

“Lagian, lo sendiri yang pertama nuduh Aksa. Kok malah sewot dituduh balik?”

“Jangan-jangan lo emang main judol, makanya marah?”

“Nah, loh! Ngaku aja deh, jangan malah sok-sokan nuduh orang lain sembarangan.”

Muka Fahmi nampak merah padam, dia tidak terima dengan teman-temannya yang malah memojokkannya. Siapa yang memulai, siapa juga yang sewot? Fahmi terlihat tidak tau diri.

“Tobat deh, lo! Sebelum ketahuan, kan malu tuh.”

Laksana membenarkan seragamnya yang nampak kusut. Menepuk-nepuk kerahnya seolah membersihkan kuman di sana. Kemudian dia berjalan pelan menatap Fahmi yang napasnya memburu.

“Gimana … pemain? Gua nggak pernah nuduh tanpa bukti, sih,” ucap Laksana menyunggingkan bibir tipisnya.

“Jangan lupa tobat, bro!” lanjutnya meninggalkan teman-temannya di depan kelas itu.

Laksana melangkah tanpa peduli sekitar. Dia berjalan cepat-cepat untuk sampai di tempat tujuan. Unit Kesehatan Sekolah—pintu kaca yang transparan itu memperlihatkan beberapa penghuni di dalam ruangan. Bersyukur tidak terlalu ramai, sehingga membuat Laksana bernapas lega.

“Tolong, minta kotak P3K,” pinta Laksana pada salah satu anggota ekstrakurikuler PMR yang bertugas menjaga UKS saat ini.

“Ini, Kak.” Siswi itu menyerahkan sebuah kotak berwarna putih. “Perlu bantuan, Kak?”

Laksana menggeleng. “Makasih, saya bisa sendiri,” jawabnya.

Laksana membalikkan badan untuk mencari tempat. Hampir semua tirai yang dibaliknya terdapat ranjang, tertutup menandakan ada orang di dalamnya. Dia melangkah ke satu-satunya tirai yang terbuka di samping ranjang yang terdapat dua siswi di sana.

“Laksana?” panggil gadis yang terbaring dengan temannya yang duduk di samping ranjang itu.

o∆o

TBC!

Spam next untuk part selanjutnya 👉🏻👉🏻👉🏻

Maaf yaa agak malem, lagi nobar nih. Siapa yang nobar jugaa?? ☝🏻☝🏻☝🏻

See you, dear !!! 💋💋💋

o∆o

Central Java,
Saturday, 27 July 2024

STALKER VS PROGRAMMER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang