d u a t i g a ♡ s t a l k e r

138 12 0
                                    

HALOHA (?)

DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA YANG KE-79 !
MERDEKA!!!! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩

KALAU INDONESIA UDAH MERDEKA, KALAU KAMU UDAH MOVE ON BELUM ??? 🤭🤭🤭

KALAU INDONESIA UDAH MERDEKA, KALAU KAMU UDAH MOVE ON BELUM ??? 🤭🤭🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING !

o∆o


Dua siswi dengan setumpuk buku tugas berjalan menyusuri lorong koridor SMK Marthapura yang nampak sepi. Asyela dipaksa menemani Tari menyerahkan buku tugas karena sang ketua kelas ada kepentingan di luar kelas.

“Ngantuk banget tau,” keluh Asyela sesekali menguap dan mempertahankan matanya yang sayu.

Decak sebal Tari melirik sinis temannya. “Ngomel mulu, kamu nggak ikhlas bantuin aku?” tuduhnya kesal mendengarkan Asyela yang tak berhenti mengeluh.

“Bukannya nggak ikhlas.” Asyela membantah.

“Yang lain, kan, banyak, kenapa harus aku?” belanya heran kepada Tari yang terkesan memaksanya.

“Ya, kalau kamu bisa kenapa harus yang lain?”

Damn! Sudah lah, Asyela akan kalah jika berdebat dengan temannya yang selalu berhasil membungkamnya. Melihat kantung mata Asyela sebenarnya membuat Tari sedikit tidak tega. Namun, sesekali Tari harus membuat Asyela menahan kantuknya saat di sekolah seharian.

“Jangan merasa paling tersiksa karena nggak bisa tidur di kelas.” Skakmat. “Nanti aku ajakin ke kantin sebelah,” tawar Tari mengiming-imingi Asyela yang nampak tak berminat.

“Ngapain ke kantin sebelah?”

“Menurut kamu, ngapain aku ngajak ke kantin?”

“Jajan lah, ya kali mau presentasi.”

“Ya, nggak apa-apa. Barangkali kamu presentasi produk kamu buat remedial kewirausahaan di minggu depan.” Tari menunjukkan wajah tengilnya.

“Nggak bakal aku remedial lagi.”

“Iya deh.” Walau dalam lubuk hati Tari tidak percaya. “Jajan di sana enak-enak, nggak bakal ngantuk lagi kamu,” rayu Tari.

“Kamu mau bayarin?”

Dengusan sebal Tari tak ayal membuat dia mengangguk. “Boleh deh, asal kamu nggak tidur di kelas seharian ini.”

Keduanya memasuki Accounting Office yang terdapat beberapa guru pengampu jurusan Akuntansi. Berbeda dengan Tari yang sedikit guru dengan guru yang ada di sana, Asyela menilisik ruangan yang baru dikunjunginya.

Perdana memasuki kantor guru membuat Asyela mendadak migran. Map dokumen yang berjejer rapi dalam sebuah rak, buku panduan setiap mata pelajaran untuk guru pengampu yang  halamannya setebal dosa Asyela, serta tumpukan buku-buku yang Asyela yakini milik para siswa-siswi.

STALKER VS PROGRAMMER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang