d u a e n a m ♡ p r o g r a m m e r

122 9 3
                                    

HAPPY READING !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING !

o∆o

Selepas ujian, terbitlah classmeeting dengan segala macam event atau cabang lomba yang wajib diikuti oleh siswa-siswi Marthapura.

Asyela bukanlah tipe siswi yang aktif mengikuti kegiatan yang ada di sekolah. Daripada menjadi peserta, dia lebih memilih menjadi penonton atau menghabiskan waktunya untuk tidur.

Bisa saja gadis itu membolos, tetapi menurutnya lebih asik tidur di kelas daripada di rumah. Memang, tatkala bertemu meja kursi kelas tubuhnya akan loyo seperti ada magnet yang menariknya untuk beristirahat di sana.

“Asyela ikut perwakilan kelas untuk lomba basket antar kelas, ya?” Si ketua kelas mengusulkan nama Asyela membuat gadis yang memejamkan mata itu sontak menegakkan tubuhnya.

“Enggak!” tolak Asyela dengan tegas.

“Nggak mau, males banget.”

“Kamu, kan, waktu itu dapat nilai tertinggi waktu praktik. Masuk semua lagi bolanya, ayo lah bantu kelas kita!” bujuk teman sekelasnya.

“Kebetulan doang itu,” elak Asyela. “Lagian yang lain yang lebih jago banyak, tuh.”

“Udah, sih, ikut aja sekali-kali,” timpal Tari ikut membujuk partner satu bangkunya.

Asyela melengos. “Ogah! Sana kamu aja yang ikut.”

“Disuruh malah nyuruh.”

“Ya udah, sih, kalau nggak mau jangan dipaksa.”

“Bilang aja nggak bisa, makanya nggak mau,” sergah salah satu penghuni kelas.

“Caper banget biar dibujuk!” Aira si paling jago basket bersuara, nampak muak melihat teman-temannya membujuk Asyela.

Satu alis Asyela terangkat. “Iri? Mau dibujuk juga?”

“Nggak usah dibujuk juga dengan suka rela gua mencalonkan diri buat bantu kelas.” Senyum sinis Aira membuat Asyela malah terkekeh geli melihatnya.

Asyela melangkah lebih dekat pada Aira dan berdiri di depannya. “Mencalonkan diri?” Tatapan remeh Asyela menelisik penampilan gadis yang sedikit lebih tinggi darinya. “Oh iya, kan nggak ada yang sudi bujuk lo, ya? Makanya mencalonkan diri tanpa diminta.” Beberapa kata Asyela ucapkan sedikit menekan.

Sudut bibir Asyela terangkat. “Miris banget, sih!”

“Jaga, ya, ucapan lo!” geram Aira melayangkan tangannya. Namun, dari arah belakang Tari menghempaskan tangan Aira sebelum mendarat di wajah Asyela yang terlihat menyebalkan.

“Cantumkan aja nama Asyela. Kita lihat siapa yang akan mencetak poin paling banyak untuk kelas ini!” tantang Tari sebelum menyeret Asyela meninggalkan kelas dengan suasana yang mendadak ricuh.

STALKER VS PROGRAMMER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang