2. First

18.5K 315 22
                                    

Remon dan Jonathan serta Mikha berjalan cepat menapaki lantai rumah sakit. Suara sepatu mereka bergema di sepanjang lorong yang mulai sepi.

Telepon dari Mira membuat mereka dengan sigap langsung berangkat ke rumah sakit. Kondisi Jeffrey yang sedang tak sadarkan diri dengan Tania yang pastinya sendirian membuat mereka khawatir.

"Pak Jeffrey?" tanya Jonathan.

"Di sebelah sana pak." tunjuk seorang perawat ke sebuah ruangan yang hanya ditempati oleh Jeffrey.

Mereka segera memasuki ruangan tersebut dan mendapati hanya ada Mira disana.

"Dimana Tania? Gimana keadaan Jeffrey?" tanya Jonathan langsung.

"Tuan Jeffrey masih belum sadarkan diri. Non Tania dibawa perawat ke ruangan lain karena Non Tania pingsan." jelas Mira.

"Kamu disini jagain Jeffrey. Aku sama Remon mau cari Tania." ucap Mikha pada suaminya. Jonathan mengangguk.

Mikha dan Remon berlalu mencari ruangan Tania. Setelah bertanya dengan beberapa perawat akhirnya mereka menemukannya. Mikha masuk dengan segera disusul Remon di belakangnya.

Mikha menghampiri tubuh Tania yang terbaring lemah di ranjangnya. Gadis itu belum membuka mata. Kulit putihnya itu terlihat semakin pucat. Tangan Mikha terulur mengusap lembut rambut Tania.

Remon melangkah menghampiri ibunya. Setelah sekian lama tidak pernah bertemu lagi dengan gadis ini. Akhirnya Remon bisa melihatnya. Terakhir mereka bertemu ketika Tania masih SD kelas 3. Itu sudah sangat lama mengingat gadis itu kini sudah tumbuh dewasa dan..

Cantik.

Sangat cantik.

Pertama kali Remon melihat Tania memang sangat cantik. Meskipun dengan mata tertutup, Remon bisa melihat bagaimana putihnya kulit Tania dengan bibir plum nya yang terlihat pucat. Dan rambutnya yang hitam itu terlihat berkilau terkena cahaya lampu.

"Engh.. "

Mikha segera menyambut tangan Tania yang bergerak dan bibirnya yang melenguh pelan.

Tania membuka matanya perlahan dan mengerjapkan matanya beberapa kali merasa silau akan cahaya lampu yang berada di atas kepalanya.

"Nak, Tania."

Tania mengerutkan dahinya dalam dan menatap bingung selama beberapa detik sambil mengerjapkan matanya. Tak mengenal siapa orang dihadapannya, Tania refleks menarik tangannya dan menjauhkan tubuhnya sambil menatap takut pada Mikha dan Remon.

"Nak. Ini Tante Mama nak, Tania. Jangan takut, nak." Mikha mencoba mendekati Tania dengan hati-hati.

Gadis itu terlihat menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan pandangan takut. Ia menarik selimut rumah sakit dan berusaha menutupi wajahnya.

"Tania.. "Mikha mencoba kembali memanggil gadis itu.

"Nak.. Ini Tante Mama nak.."

Benar. Tania memanggil Mikha dengan sebutan Tante Mama. Ia tidak takut dengan Mikha. Karena Jeffrey sudah memperkenalkan mereka sejak Tania kecil. Tapi mungkin gadis itu sudah lupa. Mengingat berapa lama keduanya tidak bertemu karena Tania di karantina oleh ayahnya di sebuah rumah pengobatan mental. Berharap anaknya bisa sembuh dari disabilitas mental lemah itu.

Mikha sontak teringat kekurangan gadis itu. Mungkin dia takut? Tentu saja, pastinya dia takut. Melihat Tania tidur dengan tenang tadi membuat Mikha sempat terlupa akan disabilitas mental yang gadis itu derita. Gadis secantik ini harus terlahir berbeda. Mikha miris memikirkannya. Kalau saja Tania normal, pasti banyak sekali laki-laki yang ingin menikahinya.

My Precious Girl [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang