"Tania. Ayo mandi."
Herin sudah membawakan baju piyama Tania dan bathrobe serta dalamannya. Air hangatnya pun sudah ada. Sekarang sudah jam 3 sore. Belakangan ini Remon lebih cepat pulangnya. Pria itu menginginkan Tania sudah bersih dan rapi ketika ia pulang.
"Sebentar onni.. Belum selesei.."Tania sibuk menyusun buah strawberry di atas kue pie yang ia bikin bersama Oma Chan. Mau tau buah kesukaan Tania? Strawberry jawabannya.
Herin tersenyum sambil menunggu di depan pintu dapur. Sementara Irene sudah nangkring di depan meja rias kamar mempersiapkan diri dengan make-upnya sejak setengah jam yang lalu. Ia harus cantik dan wangi ketika ayah Tania pulang. Benar-benar kebiasaan yang sudah wanita itu jalankan selama hampir 5 hari ini.
Hari ini adalah hari ketujuh Tania menstruasi. Biasanya setelah ia selesai datang bulan, Tania dan ayahnya akan pergi ke klinik Miss Sya. Untuk kontrol kewanitaan dan pelajaran tentang tubuh perempuan.
Miss Sya adalah dokter spesialis Obstetri dan ginekologi (obgyn) Tania sejak gadis itu remaja. Beliau yang selama ini membantu Tania merawat tubuh dan kewanitaannya.
Miss Sya selalu mengajari Tania untuk menjaga dan tidak memperbolehkan siapapun menyentuh bagian-bagian yang sudah diterangkan. Kalaupun darurat, itu adalah orang yang harus sudah sangat Tania percaya.
Tapi sekarang dia berada jauh dari Miss Sya. Bagaimana cara kesana? Padahal ia harus perawatan bulanan.
"Astaga, Tania. Ini sudah jam berapa? Mengapa kau belum mandi?" Irene baru saja keluar dari kamar dan terkejut melihat Tania masih duduk di atas meja dapur.
"Bentar na.. Onni.. Ini dikit lagi.." Tania meletakkan 1 buah strawberry terakhir dan paling besar di atas pie. Gadis itu tersenyum senang dan segera menoleh pada Irene dan Herin di pintu dapur.
"Pergilah mandi. Biar Oma yang masukkan ke oven." Ucap Oma Chan.
Tania menurut, ia segera turun menggunakan kursi dan menghampiri mereka.
"Yok, onni.." Tania berpegang pada ujung baju Herin.
"Jangan lama-lama ya Tania. Sebentar lagi ayahmu datang." Ucap Irene ketika Tania melewatinya.
"Iyya.. Onni.."
Tania pun masuk ke dalam kamar mandi. Setelah menyusun baju-baju Tania, Herin pun keluar. "Kalau ada sesuatu panggil onni ya.."
"Hu'um.."
Tania masuk ke dalam toilet. Ia berniat membersihkan diri terlebih dahulu. Gadis itu terkejut ketika melihat pembalutnya. Sepertinya ia sudah selesai.
Tania pun membersihkannya dengan telaten dan cermat seperti yang sudah Miss Sya ajarkan. Meskipun ia seorang gadis disabilitas namun percayalah, Tania begitu cermat setiap melakukan sesuatu. Mungkin ketika mengajari pertama kali saja yang memakan waktu banyak, tapi selanjutnya gadis itu bisa melakukannya sendiri dengan baik dan sesuai contoh. Benar-benar sesuai contoh.
Setelah selesai Tania membuka pintu kamar mandi sedikit. Ingin meminta sesuatu pada Herin.
"Onni.. Onni.."
Herin yang sedang merapikan lemari Tania pun segera menoleh dan menghampiri Tania.
"Iya sayang. Tania mau apa?" Tanya Herin.
"Em.. Kapas lembut sama tissu.." Kata Tania.
"Oke. Tunggu sebentar ya." Herin menuju laci meja rias dan mengambil kapas serta tisu wajah lalu memberikannya kepada Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Girl [21+]
RomanceWARNING!! 21++ Bijaklah dalam memilih bacaan! Mengandung Adegan Tak Senonoh dan hal-hal yang berbau sex! [Adegan 21+ berjalan sesuai alur dan plot cerita] Disarankan untuk pembaca yang sudah menikah. Yang masih kecik jangan ya nak🤓 Deskripsi: Remo...