22. Comeback

4K 298 122
                                    

Remon menggendong Tania setelah berhasil memarkirkan mobilnya di garasi rumah keluarga Elland. Hari masih gelap. Remon melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 04.55 pagi. Kemungkinan ibu dan ayahnya masih tidur.

Pesawat tadi malam berangkat pukul 8 dari Seoul dengan lama perjalanan 8 jam. Remon memutuskan langsung pulang mengendarai mobil sport yang telah tiba di bandara bersama beberapa orang bodyguardnya.

Mereka sudah kembali bersama mobil yang lain. Sengaja memang hanya mengantarkan mobil milik Remon.

Tubuh mungil Tania itu sudah dilapisi jaket tebal dan hangat. Kasian gadis itu merengek sepanjang perjalanan karena merasa tak enak badan dan demam.

Remon segera membawanya masuk dan mendapati Mira_(asisten pribadi keluarga Tania dulu) _ sudah berdiri di ruang tamu dengan membawa nampan berisi teko air teh panas dan kompres air dingin.

Mira tau Tania akan tiba pagi-pagi sekali. Mikha dan Jonathan memberitahunya semalam. Ia juga mendengar kabar fisik Tania yang kurang sehat.

"Selamat datang, Tuan. Saya sudah menyiapkan kamar non Tania." ucap Mira sembari mempersilahkan Remon ke ruangan yang di maksud.

Remon mengerutkan keningnya. Benar juga, kamar mereka terpisah. Padahal ia sudah membayangkan akan mendekap Tania sepanjang tidur dan memberinya sentuhan kasih sayang.

"Remon."

Langkah Remon terhenti di bawah tangga dengan Tania yang masih di pelukannya. Ia menoleh ke samping dan melihat ibunya baru saja keluar dari kamar dengan baju piyamanya.

Mikha menghampiri Remon yang masih berdiri di bawah tangga. Tangannya langsung terulur memeluk Remon dan Tania yang masih di gendong.

"Selamat datang, nak."

"Dia demam." ucap Mikha setelah menyentuh kening Tania.

"Biar mama yang rawat. Ayo bawa masuk." Mikha dan Remon serta Mira pun naik ke lantai 2 tempat dimana kamar Tania dan Remon yang bersebelahan berada.

Pria itu meletakkan tubuh mungil Tania itu pelan-pelan ke atas ranjang yang sangat lembut.

"Kamu pasti capek. Biar mama aja yang jagain Tania. Maaf ya kamu harus bawa dia ke Seoul kemarin. Oh iya, papa kamu masih tidur. Nanti biar papa sama mama yang bawa Tania ke dokter. Makasih banyak ya, nak. Kamu boleh istirahat sekarang." Mikha menyentuh pundak Remon dan menepuknya pelan. Membuat pria yang sudah dewasa itu hanya mematung melihat ke arah ibunya yang kini ikut naik ke ranjang Tania dan mulai mengompres kepala gadis itu.

Lama Remon terdiam disana sampai Mikha menyadarinya dan menyuruh anaknya itu untuk istirahat.

Langkah Remon terasa berat ketika keluar dari kamar Tania. Apa ini? Mengapa ia merasa kehilangan? Ia seperti dipisahkan secara paksa oleh ibunya dengan orang yang sudah terikat dengan dirinya.

"Jangan lupa tutup pintunya, Remon." ingat Mikha melihat anaknya itu sudah berada di luar ruangan sedang memandang ke arahnya.

Dan disana, Remon melihat gadisnya itu sedang memejamkan mata. Ia berharap Tania bangun dan menangis untuk meminta tidur bersamanya. Sebab rasanya sangat memalukan jika Remon yang meminta hal itu di depan Mikha. Sial. Seharusnya ia bersikap tegas dan mengambil Tania saja. Bukankah gadis itu adalah istrinya? Tapi..

Ah, sudahlah.

Dan disinilah Remon sekarang. Tubuhnya yang penat telah terguyur oleh air hangat yang berjatuhan dari shower. Semua bayangan tentang Tania dan penyatuan mereka terus memenuhi benak Remon yang menginginkan tubuh gadis itu sekarang.

Bagaimana ini?

Remon tidak tau apa yang akan terjadi ke depan. Yang pasti, sebagai laki-laki ia membutuhkan wanita untuk melepaskan hasrat seksualnya. Tapi Tania.. sepertinya akan sulit melakukannya dengan gadis itu. Apa wanita lain..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Precious Girl [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang