7. 'Cause

8.9K 257 8
                                    

Remon terdiam sepanjang jalan dengan Tania yang terduduk manis di sampingnya. Walaupun gadis itu masih lemas, ia tetap tenang dan itu menjadi tanda tanya besar buat mereka. Terlebih Remon. Mereka sedang menuju ke rumah sakit dan Tania malah asik melihat ke luar kaca jendela mobil. Gadis itu terlihat antusias ketika melihat dunia luar.

Mikha dan Mira yang duduk di kursi belakang pun sampai terheran-heran. Mereka semua memilih diam sambil memikirkan banyaknya kemungkinan yang mungkin terjadi pada Tania.

"Tania?" Remon refleks menarik tubuh Tania ketika gadis itu menjulurkan tangannya lurus ke arah luar hendak menggapai balon-balon gelembung yang bertebaran di alun-alun pasar malam. Hampir saja Remon ditabrak mobil belakang karena ngerem mendadak. Tania mengeluarkan tangannya padahal malam itu banyak motor melaju kencang.

"Eh! Kenapa nak??" tanya Mikha panik.

Remon langsung menaikkan kaca jendela mobil itu sampai rapat. Membuat Tania yang tadinya tersenyum lebar, kini malah menyebikkan bibirnya kebawah dan menekuk wajahnya menatap Remon.

"Bahaya." ucap Remon menatap Tania dengan alis tertekuk.

Tania langsung merunduk dan menutup wajahnya untuk menangis. Membuat Remon menghembuskan nafasnya berat.

Remon segera menepikan mobilnya. Ia turun sebentar menghampiri penjual balon gelembung dan membelinya. Lantas Remon langsung masuk kembali dan memberikan mainan itu kepada Tania.

"Ini. Jangan nangis."

Tania mengangkat wajahnya dan melirik sesuatu di tangan Remon. Ketika tak melihat ada gelembung balon Tania malah kembali menutup wajahnya dan menangis.

Remon menghembuskan nafasnya. Ia membuka bungkus mainan itu dan memutar tutup air sabun yang berada di dalam tabung. Lalu pistol yang berbentuk ikan lumba-lumba itu ia masukkan ke dalam air sabunnya kemudian Remon menarik pelatuk pistol hingga mengeluarkan banyak balon di dalam mobil itu.

Tania tertarik mengangkat wajahnya ketika mendengar suara pistol ikan lumba-lumba. Bibirnya langsung terbuka lebar dan senyumnya merekah ketika melihat ada banyak balon di depannya bahkan ada yang sampai mengenai wajahnya.

"Mau.. Mau.." Tania mengangkat kedua tangannya tak sabar hendak menggapai mainan itu.

Remon langsung memberikannya kepada gadis itu kemudian menoleh sebentar kepada ibunya. Mikha tersenyum down smile sambil mengangguk-anggukan kepalanya ke arah Remon.

Remon langsung kembali menarik gasnya. Melajukan mobilnya untuk menuju ke rumah sakit.

Tania terus memainkan balon gelembung itu hingga mobil Remon banyak terdapat bercak balon yang basah. Jangan lupakan Mikha dan Mira yang juga terkena banyak balon. Rambut Tania bahkan basah oleh air sabun balon. Wajah Remon pun sudah terkena beberapa kali. Kalau Tania jangankan wajah, gadis itu bahkan membuka mulutnya lebar-lebar untuk memasukkan gelembung itu dan menelannya. Remon segera menutup mulut Tania ketika Tania hampir memakannya.

"Jangan dimakan."

Tania hanya mengerucutkan bibirnya lalu kembali bermain gelembung.

Sesampainya di rumah sakit yang lumayan jauh. Gelembung milik Tania habis tak bersisa. Karena gadis itu terus memainkannya tanpa henti. Pistol lumba-lumba itu pun sudah menjerit kehabisan baterai. Dan baju Tania basah karena gadis itu menembakkan gelembung ke arah wajah dan tubuhnya sendiri. Remon membiarkan itu karena tadi ia menangis keras ketika mainannya di ambil. Berakhir Mikha yang menyuruh Remon agar membiarkan Tania bermain.

Tania mengucek matanya yang tiba-tiba terasa perih. Air gelembung di wajahnya ternyata mengenai mata kanannya. Tania merengek sambil terus mengucek matanya dan menoleh ke arah Remon.

My Precious Girl [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang