30

46 5 5
                                    

Jason berada di bar sekarang, ia hanya terus terdiam saat itu seraya menghisap cerutunya berkali-kali, seolah melamunkan sesuatu.

Heru memperhatikan sang tuannya itu, yang dengan rutinitas menghiraukan banyak wanita disekitarnya, yang cukup sering dilakukannya akhir akhir ini. Beberapa kali juga ia sempat menegurnya karena terlalu banyak meminum alkohol.

"Tuan, jika meminum terlalu banyak anda akan mabuk, dan berakhir di ranjang seorang wanita nantinya..."

"Tenang saja, kan ada lo... Apa gunanya lo ada disini..." ujar Jason.

Heru menggaruk kepalanya yang tak gatal. Agak rumit juga membujuknya. Sekalipun ia tak kenal lelah mengingatkan.

"Anda bisa masuk rumah sakit, karena itu tidak baik untuk kesehatan jangka panjang..."

"Gue banyak duit, kalo sakit tinggal ke rumah sakit... " ujar Jason.

"Anda bisa ditegur ayah anda jika pulang dalam keadaan mabuk..."

"Emang dia perduli? Dia lebih perduli sama selingkuhannya asal lo tahu ketimbang anaknya sendiri.."

Heru hanya bisa menghela nafasnya setelahnya. Ia cukup pasrah mengingatkan tuan mudanya ini. 

"Pasti ada hal yang membuat tuan bertindak seperti ini... Apakah mungkin Kalandra lagi?"

"Its none of your business..."

Hape Jason mendadak berbunyi, akan tetapi dihiraukan begitu saja olehnya. Heru melihatnya dan segera mengambil hapenya dan angkat, ternyata whatsapp video dari nomor tak dikenal.

Heru segera menerima teleponnya dan langsung terkejut saat melihat itu video yang cukup gelap dan secara tiba tiba terang karena lampu yang dinyalakan, terlihat sebuah kamera didepan sana yang terpasang disebuah tripod serta seorang wanita berkerudung diatas bangku dengan keadaan tangan dan kaki terikat di kursi, dan mulut terbekap. Tak sadarkan diri.

Tak lain wanita itu adalah Kalandra. Heru tersentak kaget saat menyadari hal itu. Apalagi hape didepan Kalandra terlihat sedang merekam siaran langsung Kalandra yang sedang disekap disana. Bahkan terlihat cukup banyak yang berkomentar disana.

Heru segera memperlihatkan video call itu ke Jason. Tak pelak Jason yang melihatnya langsung tersentak. Ia menggeram kesal menahan amarahnya yang sangat meluap. "Prima bangsatttt!!!!"

Ia pun tahu kepada siapa semua itu harus disalahkan.

Beberapa saat kemudian Tari yang sedang mengerjakan tugasnya sebagai karyawan baru di perusahaan Clandestein group, dimana ia dan kedua rekan polisinya berhasil menyamar dengan baik disana.

Tidak ada yang mencurigakan dari gelagat Kintan. Meski masih belum ada hasil dari pengintaian mereka beberapa waktu ini, terkait bisnis ilegal sang pemilik Clandestein group, Richard.

Putra berkata pada dua temannya di kantin. Mereka sedang makan siang tepatnya.

"Kita masih nihil loh ini... Masih belum ada hasilnya...." ujar Putra.

Tari menjawab. "Enggak apa apa udah, yang penting kita udah menjalani tugas, soal hasil kita serahin aja sama yang diatas..." ujar Tari.

"Enggak Tar, kita harus lebih deketin Kintan lagi.... Kayak, apa ya yang membuat kita bisa deket sama dia. Yang membuat dia lebih terbuka lagi ke kita..."

"Hmm, apa ya..."

Rio tiba tiba berkata memberi usul.
"Kalau kita bertiga sekaligus kesannya terlalu banyak nimbrung... Kayak aneh aja... Gimana kalo salah satu dari kita yang fokus deketin dia?" tanya Rio.
"Siape?" tanya Tari.

Sayap Sayap Patah (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang