12. Pahami, Emosi Cinta

13 2 0
                                    

Setelah pertemuannya dengan ketiga laki-laki tadi di Warkop, kini Isa berada di depan mata Erika, mengatakan yang sebenarnya tentang pembicaraan itu dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan palsu ini.

"Tapi .., aku beneran suka sama kamu."

Isa tidak bisa mengabaikan begitu saja ketika seorang gadis menangis. Namun, ia mati-matian menahan rasa ingin menghibur Erika. Bukan apa-apa, ia merasa sangat kesal dengan akting gadis itu. Dipikirannya selama ini, Erika adalah gadis kalem yang terlihat sedikit polos. Ternyata sifat berbanding terbalik dengan penampilan.

"Erika, aku udah tau semuanya kok. Gama sama Vito udah nyeritain ke aku. Jadi nggak usah akting kayak gitu lagi," ujar Isa sedikit lembut.

"Tapi aku—."

"Maaf ya, terlepas kamu emang beneran suka sama aku,  aku nggak bisa balas perasaan kamu. Soalnya aku udah suka sama seseorang."

Erika kini tertawa. Menyeka air mata di kedua pipinya dan kemudian menatap Isa tajam. "Hah, udah ketahuan mau bagaimana lagi."

Gadis itu kini mendekati Isa, memojokkan laki-laki berbadan jangkung itu di dinding belakang butik. "Kau suka Sofia, 'kan? Keliatan banget soalnya." Gaya bicara Erika jadi lebih kasar. Mungkin itu memang Erika yang asli. Isa benar-benar dibuat takjub dengan bakat akting gadis ini, harusnya sih Erika jadi aktris saja.

"Iya, aku suka Sofia."

Erika tersenyum miring. Menepuk pundak Isa dengan kuat. "Semangat! Jangan sampe dia diambil cowok lain lagi kayak kemaren-kemaren," ujar Erika yang hendak meninggalkan Isa dan kembali ke meja kasir.

"Kau kenapa?" tanya Isa kebingungan. Bukankah harusnya Erika meminta maaf atau terlihat sedikit menyesal? Ini malah menampilkan muka tanpa bersalah dan seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka.

"Apanya?" Gadis itu berbalik, menatap Isa dengan wajah sok polos yang membuat Isa muak. "Oh tentang itu, lupain aja! Aku juga nggak suka sama kamu kok, kamu ganteng tapi aku nggak pernah peduli tampang cowok. Yang aku butuh duitnya aja. Karena kamu udah gagal aku porotin jadi ini semua nggak penting lagi. Gimana kalau kita jadi temen?"

***

Sofia yang asik menonton drakor di kamarnya kini terpaksa naik ke atas usai mendapatkan pesan yang tiba-tiba dari Isa.

Isaputra

Sof, naik ke atas deh, ada yang perlu aku omongin |

Anda

| Maaf, aku lagi nggak mood

Isaputra

Darurat banget ini, Sof. Sumpah dah |

Anda

| Apa sih? Ya udah tunggu deh!

Dan akhirnya Sofia tiba di rooftop. Namun orang yang dimaksud tidak ada di sini. Gadis itu menghela napas dan kemudian menyandarkan diri di dinding rooftop, menunggu Isa tiba.

Sejujurnya ini tampak aneh. Mereka sudah lama tidak lagi saling chattingan, tidak hanya itu, ketika bertemu pun jarang berbicara dan hanya sekedar melemparkan basa-basi yang tentunya sangat basi.

Anda

| Jangan lama!

Isaputra

Iya-iya, lagi naik ini |

Hanya decakan kecil yang terdengar dari mulut Sofia. Ia memperhatikan pintu rooftop Isa yang terlihat masih belum terbuka, baiklah, karena ia sangat kepo tentang berita yang akan disampaikan Isa, ia akan menunggu saja.

RUKO With Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang