06. Kini, Kembali Asing

14 4 0
                                    

Sudah sebulan mereka tidak lagi saling sapa. Isa benar-benar kehilangan akal sehatnya saat itu dan ia cukup menyesalinya juga. Satu sisi, ia menikmati ciuman yang mendalam mereka, namun disisi lain ia mengutuk dirinya sendiri yang bodoh dan tergesa-gesa. Sofia pasti membencinya, atau sangat membencinya mungkin.

Isa tahu, tidak lagi saling sapa selama satu bulan merupakan waktu yang lama. Ia tidak akan heran jika setelah ini mereka akan bermusuhan. Atau lebih tepatnya Sofia yang menganggapnya musuh.

"Gue bodoh banget!" Ia bahkan masih merutuki dirinya sendiri tentang kejadian itu. Menutup wajah dengan kedua tangan, berusaha membuang rasa bersalah dalam hati yang menumpuk.

"Emang." Musa yang baru saja selesai makan kini bergabung di ruang tamu dengan Isa yang sedang menonton televisi.

Acara kartun hari Minggu. Namun, tampaknya Isa tidak begitu menikmati alur cerita dan malah asik dengan dunianya sendiri.

"Kenapa?"

"Gapapa."

Musa bergidik ngeri lagi dan lagi. Semenjak pindah kesana, ia semakin yakin adiknya itu kerasukan arwah sesuatu. Tidak biasanya Isa bertingkah layaknya gadis puber. Apa mungkin, dia kerasukan arwah perawan?

Amit-amit, batin Musa berusaha tenang.

Klink!

Bocil kemaren sore

Bang Musa. Ngeh nggak sih kalau kak Sofia sama Bang Isa jadi nggak pernah ngobrol lagi?

Ih, aku khawatir mereka kenapa-kenapa.

Anda

Iya juga sih. Udah lama nggak liat mereka bareng.

Jangan-jangan lagi pada berantem.

Bocil kemaren sore

Tapi masa berantem sampe nggak ngobrol selama itu?? Mencurigakan banget!!!

Musa menghela napas. Ia kemudian mengalihkan pandanganya ke arah Isa yang kini asik menonton kartun di depan. Entah dia benar-benar menontonnya, Musa tak yakin.

Anda

Entahlah. Isa juga jadi aneh.

Bikin mereka baikan kek.

Bocil kemaren sore

Kepengennya sih gitu. Tpi kita nggak tau kronologinya apa. Susah.

Anda

Hadeh ribet juga.

***

Hari Minggu yang cerah. Sofia masih berada di atas kasur dengan balutan selimut serta guling yang berada di dalam pelukannya. Jam sudah menunjukkan pukul 09.21 dan gadis itu tampaknya masih enggan bangun.

Walaupun tadi Mama menyuruhnya untuk mencuci pakaian, tetapi tak kunjung ia lakukan. Badannya benar-benar lelah, mungkin karena akhir-akhir ini sibuk dengan tugas kuliahnya.

Ah, jadi laper.

Gadis itu kemudian bangun, dengan berat dan malas-malasan. Ia berjalan menuju dapur, mengecek apakah ada makanan di meja makan, dan .., ya kosong melompong kayak hati.

Sofia mengecek stok makanan di kulkas dan akhirnya menemukan beberapa telur ayam. Ya, karena dia tidak bisa memasak dan hanya bisa menggoreng telur, jadi menunya seperti biasa. Nasi putih dan satu telur mata sapi.

RUKO With Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang