51 - After 7days (2)

10.6K 499 678
                                    

Cowok usia 20 tahun berpakaian kasual memasuki ruangan VIP tempat Laura berada.

"Saya Ryan, manager restoran ini. Ada yang bisa saya bantu?" tanya cowok itu.

Kini Ryan merupakan mahasiswa hukum, dari dulu memang sangat konyol anak itu. Bahkan jurusan kuliahnya tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan sampingan yang tengah ia lakoni, menangis-nangis anak itu ingin bekerja bersama Sheza yang memutuskan untuk mendirikan restoran setelah menyelesaikan kuliahnya.

Iba terhadap sang adik, Sheza jadikan anak itu manager di restorannya yang baru berjalan satu bulan ini. Ajaib Ryan mampu melakukan pekerjaannya dengan baik.

Berbeda dengan Sean yang kini sedang sibuk-sibuknya membantu Felix mengurus perusahaan.

Ryan berdehem menyadarkan Laura yang mengamatinya lama seolah tak percaya anak semuda itu sudah menjadi manager di restoran berbintang lima.

"Begini ... saya mau pelayan yang ini dipecat. Dia sudah membuat saya tidak nyaman berada di sini!" ketus Laura.

Melepas vest serta dasi pita hitam ciri khas seragam pegawainya, Sheza berikan dua benda itu pada pelayan di dekatnya. Seluruh atensi kontan tak lepas dari wanita itu.

Tidak ada yang menduga kala tiba-tiba Sheza menyahut spageti di atas meja, dia lemparkan ke wajah Laura hingga wanita itu cengo tak bisa berkata-kata pun begitu pula reaksi semua orang di dalam ruangan yang sama terkejutnya. Tentu hati Laura sangat panas, sial sekali sesuatu dalam dirinya seolah membuat ia tak berdaya di hadapan Sheza. Itu sangat menjengkelkan.

"Ryan," panggil Sheza.

"Iya, Ka- eh, Bu?"

"Bu?" gumam tiga wanita di sofa saling berpandangan.

Laura membulatkan mata melihat gelagat Sheza yang sangat angkuh namun juga elegan. Sial, makin jadi rasa kesal Laura. Wanita itu remas dressnya sembari meneguk saliva.

"Blacklist wanita gila ini dari daftar pelanggan kita," suruh Sheza nyelonong keluar begitu saja.

Langsung pelayan yang tadi memegangi vest dan pita Sheza mengikuti atasannya tersebut.

"Bu, 'kan, tadi saya sudah bilang jangan pura-pura jadi pelayan."

Sheza senyum tipis. "Saya hanya ingin berbaur dengan kalian, lalu kebetulan berurusan dengan nenek lampir itu."

Sengaja Sheza mengeraskan suaranya agar Laura mendengar. Kemudian Ryan tersenyum kepada Laura.

"Manager tidak bisa memecat atasannya, Nyonya. Saya permisi," ucap Ryan sambil terkikik.

Wajah Laura kian merah padam, berbalik badan ia tilik wajah temannya satu-persatu. Meski diam saja, Laura bisa merasakan ekspresi menertawakan di mimik wajah mereka.

Tanpa basa-basi wanita itu pergi meninggalkan ruang VIP tersebut dengan hati berapi-api.

***

"Euhmm!" erang wanita berpakaian seksi itu dihujam pagutan penuh gairah dari direktur agensinya.

Kembali ia mendesah saat dua jari tengah dan manis sang atasan menerobos ke dalam rok yang CDnya sudah terlepas sejak tadi, menyusup jari nakal itu ke dalam intinya dengan liar.

Tubuh sintal yang ia timpa itu semakin membuat nafsunya memuncak panas, Alvian remas payudara wanita itu sampai si wanita gelisah seraya terus ia hisap bibir tebalnya, ia tarik ganas, lalu lepaskan sampai timbul bunyi cetupan lembut.

7 Days With JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang