18 - Sabotase

18.7K 786 302
                                    

Mengganti seprai dan sarung bantal, Lee mempersilahkan Julian tidur di kasurnya.

"Maaf jika rumah saya kecil dan pengap, di sini hanya ada dua kamar. Kamar yang satunya saya kunci, itu kamar Ibu saya, berjaga-jaga agar barang-barang beliau tidak rusak."

"Kamu tidur di mana?" tanya Julian sambil mengamati Lee menyusun bantal.

Lee melirik sofa yang diduduki Julian.

"Ah, tidak-tidak ... saya saja yang tidur di sini."

"Bagi saya tamu adalah raja, jika Tuan menghormati prinsip saya sebagai tuan rumah, silakan tidur di ranjang."

Lee menghampiri Julian sambil membawa bantal, dia persilahkan Julian meninggalkan sofa.

Mau tidak mau, dengan tak enak hati Julian pergi menuju ranjang yang sudah disiapkan Lee untuknya.

"Selamat tidur," ucap Lee.

"Lee," panggil Julian sesaat setelah memberingkan tubuh.

"Iya?"

"Ada ponsel saya di situ?"

Lelaki mengenakan kaos oblong putih itu meraba tempatnya tidur, menemukan ponsel milik Julian.

"Ada, Tuan."

Lee segera mengantar ponsel yang ia pegang pada pemiliknya.

"Sial, habis batrai," kesal Julian melempar benda pipih itu. "Saya harus menghubungi lawyer dan koneksi saya."

Lee mengambil ponsel Julian lagi. "Tipe kabel data ponsel kita sama, Tuan, biar saya cas dulu."

"Terima kasih."

***

Bunyi kokokkan ayam membangunkan Julian, lelaki itu meregangkan otot tubuhnya seraya menguap lebar. Beringsut duduk, Julian mengamati sekitar lantas menyadari bantal dan selimut di sofa sana sudah tersusun rapi. Ke mana Lee pagi-pagi begini?

Mengambil ponsel yang batarinya sudah terisi penuh di atas laci, perhatian Julian teralih pada notifikasi berita di layar ponselnya.

Berita tentang Dave sudah keluar. Pada judul artikel tersebut menyatakan bahwa dugaan kematian Dave karena bunuh diri.

"Gak mungkin dengan bukti di TKP pihak Polisi gatau kalo Dave bukan bunuh diri. Atau Tomas yang udah menyabotase semua ini?"

Banyak nomor tak dikenal mengirimi Julian pesan, mereka dari wartawan dan pihak-pihak media yang meminta Julian untuk wawancara guna dimintai suara tentang kepergian Dave yang tragis.

Juga ada Johan yang berkali-kali berusaha menelepon Julian, mengirimi pesan kekhawatiran dan menanyakan keberadaan Julian.

Dengan langkah lemas, Julian keluar kamar. Dia lihat Lee sedang bengong fokus menonton televisi, di balik layar kaca sana menampakkan wajah Tomas yang langsung memberi klarifikasi begitu tiba di Bandara, menyatakan bahwa Dave memang benar telah melakukan tindakan bunuh diri.

Melihat kedatangan Julian, Lee langsung berdiri memasang wajah panik.

"Anda dalam bahaya. Saya yakin nyawa anda sedang dalam bahaya, Tuan!"

Meneguk saliva, Julian sadar sepenuhnya jika perkataan Lee adalah benar. Pasti ada sesuatu yang direncanakan Tomas sampai merekayasa kejadian yang sesungguhnya alih-alih berusaha mendepak Julian ke dalam penjara.

7 Days With JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang