31 - Gimme Your Lips

21.3K 762 75
                                    

Ciuman panas pagi itu menghanyutkan sepasang insan ke dalam lautan penuh gairah. Julian menjatuhkan tubuh Sheza dari atasnya, lalu ia timpa gadis itu tanpa melepas pagutan.

Kaos Sheza tersingkap menjadikan Julian leluasa mencengkeram pinggang sang gadis secara intens. Memegangi pundak lelaki di atasnya kuat-kuat, Sheza menggeliat geli begitu ciuman Julian menurun ke lehernya.

Tangan yang semula mendarat di pinggang, perlahan-lahan menjalar naik menyusup ke dalam bra.

Entah apa yang terjadi pada pagi kali ini. Mungkinkah mereka berdua akan melewati garis batasan?

***

Duduk di tepi ranjang sambil mengayunkan kaki, Sheza sudah merapikan pakaiannya kembali bersama handuk terkalung di leher menunggu Julian keluar dari kamar mandi untuk gantian membersihkan diri.

Tak lama kemudian akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar juga, ia hanya memakai handuk melingkar di pinggang. Refleks Sheza menutup sepasang matanya menggunakan kedua tangan.

Di ujung sana Julian malah tertawa gemas seraya memakai kaos yang baru ia ambil dari dalam lemari.

"Kau sudah melihat lebih dari itu," goda Julian.

"Kamu sendiri yang menunjukkannya."

"Tapi sepertinya tadi kamu malah melotot alih-alih menutup mata seperti itu."

"Julian!" sentak Sheza habis kata dia lari ke kamar mandi begitu saja.

Brak

Pintu Sheza tutup kasar, hanya dia sendiri yang tahu bahwa kini jantungnya kembali berdebar tanpa jeda. Sial, dia jadi mengingat kejadian beberapa saat lalu. Gadis itu menuju wastafel, menatap pantulan bayangan dirinya di dalam cermin yang keningnya sudah kuyup oleh keringat.

Sheza pegangi dadanya yang berdentum tak karuan.

"Gue kenapa, sih? Sadar, She, sadar jangan gini dong," gerutu Sheza bermonolog. "Tapi Julian bener-bener buat gue gilaaa ...."

Selesai bersih-bersih diri lalu mengenakan dress baru yang dibelikan Julian, Sheza keluar dengan kepala terbungkus handuk. Dia baru keramas.

Di dapur sana mata Sheza menangkap keberadaan Julian yang sedang mengaduk adonan menggunakan mixer. Sedang apa lelaki itu? Penasaran lantas Sheza menghampirinya, berdiri tepat di samping Julian.

"Bikin apa?"

"Cheese cake. Kamu suka?"

"Suka, tapi gatau kalo kamu yang buat."

Julian tertawa singkat. "Jangan mengejekku sebelum merasakan kenikmatannya."

Mendadak Sheza terdiam kikuk, dia telan salivanya cepat. Pikirannya keluar jalur lagi.

"Aku sedang membahas chesee cake," sambung lelaki itu.

Sheza memergik menoleh cepat dengan tatapan tidak fokus. "A-aku tau kok, memang kamu pikir aku sedang memikirkan apa?"

"Keperkasaanku?"

"Julian, diam atau aku lempar telur mukamu!"

"Baiklah, maaf ... hanya bercanda," kekehnya seperti tak punya dosa tanpa tau kini sekujur tubuh Sheza sudah merinding karena ucapan Julian memang benar adanya.

Ayolah, Sheza, akhir-akhir ini kau sungguh amat mesum!

Sontak gadis itu menggelengkan kepala mengumpulkan kesadaran penuhnya dengan menepuk pipi singkat. Julian pura-pura tidak lihat.

"Mau aku bantu apa?" tanya Sheza berusaha mengubah topik pembicaraan.

"Tolong siapkan loyang."

Saat adonan sudah mau habis dituangkan ke loyang, iseng Julian mencolek pipi Sheza menggunakan adonan sehingga gadis itu teriak marah-marah, bukannya takut Julian malah semakin gemas terhadap gadisnya itu.

7 Days With JulianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang