"Pa, dia bukan orang jahat!" seru Sheza.
"Apa dia yang udah menyelamatkan Kakak dari Julian?" tanya Graziano. "Sialan Julian, berani-beraninya dia menculik anak Papa!"
Sheza terkesiap menatap Graziano intens. "Papa tau dari mana tentang Julian? Dan kenapa bisa Papa ada di sini? Lagi pula Julian gak nyulik Sheza."
"Para detektif berhasil melacak keberadaan kamu, Nak. Saat kami dalam perjalanan menuju titik lokasi tak sengaja Papa melihat kamu bersama lelaki itu." Graziano menunjuk Juan yang masih pingsan dalam keadaan terborgol.
"Benar ... kita harus samperin Julian! Ayo, Pa, ajak semua Polisi bersama Papa. Julian dalam bahaya!"
Segera Sheza tarik tangan Graziano. Melihat reaksi aneh sang putri, Graziano menghentikan langkahnya mengamati Sheza dalam-dalam.
"Jelaskan pada Papa, sebenarnya situasi apa yang sedang terjadi ini? Kamu enggak diculik, Julian dalam bahaya. Apa maksudnya?"
Tangis Sheza pecah, air matanya kian deras membasahi pipi. Veilla segera memeluk putrinya dengan hangat.
"It's okay, Sheza ... Bunda di sini," bisik wanita itu.
Tiba-tiba Sheza berlutut di hadapan Papa dan Bundanya, dia tangkupkan kedua tangan dengan tulus memohon terhadap orang tuanya.
"Please, Pa, Bun ... Kakak mohon ayo ke rumah Julian sekarang! Nanti akan Kakak jelasin semuanya."
Menyaksikan sang buah hati dalam kondisi kacau seperti itu, kondisi yang belum pernah mereka dapati sebelumnya, Graziano sadar akan adanya alasan kuat dari perilaku aneh Sheza sampai ia harus berlutut menangis sesak tersedu-sedu seperti itu.
"Iya, iya ... berdiri, Sayang. Ayo kita hampiri Julian," ucap Graziano dia dekap erat tubuh sang putri.
"Sheza," tegur Alvian cemas berusaha membantu perempuan itu berdiri dan tak sengaja dia lihat sebuah cincin di jari manis tunangannya itu.
Bukan cincin pertunangan mereka, melainkan cincin aluminium yang terlihat asing. Bahkan cincin pertunangan sudah tak ada di jari Sheza.
Menyorot Alvian sengit, kontan Sheza hempaskan tangan lelaki itu kasar dan lebih memilih berpegangan pada Ayahnya untuk membantunya berdiri.
Jadilah mereka beramai-ramai menuju kediaman Julian.
***
Seluruh sisi bagian rumah dari depan hingga belakang sudah terkepung oleh puluhan Polisi membawa senjata api.
BRAKK!!!
Hanya satu kali tendangan, pintu sudah hancur terdobrak. Tak ada raut terkejut sama sekali, belasan bodyguard yang tadi datang bersama Tomas dengan santainya berbaris mengangkat tangan seolah sudah menunggu untuk menyerahkan diri.
Tak buang waktu lama belasan lelaki berbadan besar itu langsung diringkus oleh pihak Kepolisian.
Tak mendapati keberadaan Julian, segera Johan beri perintah kepada para anak buahnya untuk membantu pihak kepolisan menggeledah isi rumah. Mata Johan berkaca-kaca dengan tangan terkepal kuat pun rahangnya mengatat mengamati bodyguard Tomas yang kekuh tutup mulut saat Polisi mengintrogasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days With Julian
Romans[Sequel of SHEZA] 🚨18+ Obsesi membuat Julian menggila, kemudian nekat menculik Sheza. Tujuh hari menjadi waktu penetapan lamanya ia menculik sang pujaan hati. Tentu aksi penculikan itu membuat Sheza kian benci terhadap Julian. Namun kita tahu sifat...