4.ABAJAD LUKA ATAU BAHAGIA

1.3K 192 28
                                    

Kembali lagi di cerita Dia Ferrel. Haiii semua, apa kabar, semua baik? Tentu baik kan.

Selamat membaca maaf kalau ada typo.

Jangan lupa pencet tombol FOLLOW agar kita saling berbagi informasi.

Jangan lupa Pencet VOTE gak bayar kok🙃

Happy buat kalian yang baca cerita mimin.

Gas gak bro.

MATT > BACCA.

Awali dengan senyuman.

4.Abjad Luka Atau Bahagia.

"Rel, Rel!! please, let's go back. Ya, kamu, emang gak sayang lagi, apa. Ama aku?"suara perempuan bermata lentik dengan paras mempesona, Mutiara Zahra Adista. Muthe membujuk Ferrel agar mau balikan lagi.

Ferrel hanya melangkah terus di koridor Utama itu, dimana pagi ini. Ia harus dihadapkan oleh Muthe, entah apa rencana semesta pagi ini sehingga Ia harus bertemu dengan mantannya ini.

Ferrel mengeleng."Lo tanya, gue masih sayang ama lo, rasa sayang itu udah lama hilang, Ra. Lo sendiri yang ngehilangi. Rasa sayang gue ke lo"balas Ferrel pada Muthe, yang berjalan disebelah nya.

"Ra? Lo masih manggil. Gue, dengan panggilan sayang itu, Rel, itu. Artinya didalam hati lo. Masih ada, gue disana"tutur Muthe menujuk dada kiri Ferrel yang gagah itu. Ra adalah panggilan kesayangan Ferrel untuk Muthe. Saat mereka masih pacaran.

"Kisah kita udah lama, usai. Ra, dan lo tau siapa yang bikin kisah kita usai, itu. Lo, Ra!"jawab Ferrel dengan ketus pada Muthe.

Bukan karena Ferrel atau Muthe, kisah mereka usai akibat ketidak puasaan seseorang untuk mencari yang lebih sempurna dan lebih baik dari orang yang saat ini bersamanya. Manusia memang selalu tidak puas. Karena di atas 100 ada 1000 diatasnya ada 10000 dan seterusnya.

Muthe memberhetikan langkah kakinya, lalu berjongkok dikoridor itu."Lo, jahat. Rell, dimana rasa cinta dan sayang, lo dulu. Ama, gue. Dimana!?"suara tangis Muthe sembari melipat kedua tangannya diwajah sambil berjongkok."Lo sendiri, yang dulu bilang. Kalau gue satu-satunya, di hati, Lo. Rel!"lanjut Muthe yang kini duduk di lantai putih koridor itu.

Ferrel hanya menatap Muthe yang duduk lesehan di lantai koridor itu."Lo, gak malu? bilang gitu ke gue. Ra"Ferrel mengeleng, lalu tersenyum."Emang wanita, mereka selalu benar, dan pria selalu salah, gue bosan bahas ini, tapi, lo. Ra, yang selalu paksa gue untuk bilang, putus waktu itu, andai lo bisa berubah setelah, gue beri kesempatan untuk kedua kalinya. Tapi apa? Lo khianati begitu aja, kesempatan kedua itu"jelas Ferrel, kemudian pergi meninggalkan perempuan itu disana.

Memang kita harus belajar dari pengalaman pribadi untuk menjadi lebih baik lagi dari hari kemarin, Ferrel telah belajar dari kesalahan nya.

Muthe yang melihat Ferrel pergi pun masih saja duduk merengek disana kepada Ferrel, dia kini tidak ada lagi kesempatan ketiga, Ferrel sudah memberikan nya kesempatan dua kali namun disia-sia kan oleh dirinya.

"Relll!!!gue masih sayang ama. Lo!!"pekik perempuan itu pada Ferrel yang terus melangkah meninggalkan koridor Utama itu.

"Gue akan tetap berusaha bikin, lo jadi pacar. Gue lagi!"lanjut Muthe kemudian berdiri dari duduknya, sembari melap air mata yang berlinang di pipi manis milik Ferrel dulu.

"Kasihan, ditinggalin. Ya? Maka nya, jangan rakus, udah dapat Ferrel, masih aja cari yang lebih dari. Dia"suara sindiran dari mulut perempuan dengan rambut yang panjang terurai berwarna coklat.

Dia Ferrel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang