17. KENAPA

991 159 32
                                    

Halo semua kembali lagi dicerita Dia Ferrel, kita lanjut oke, mungkin juga udah ngak ada yang minat dengan cerita ini, jarang up ya ngak?

Selamat membaca maaf kalau ada typo.

Jangan lupa vote and komen sebelum membaca terima kasih.

Semoga kalian suka. Amin.

Gas bro.

Awali dengan senyuman.

17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


17. Kenapa.

Markas VULKA
Suasana yang sedikit ramai walaupun sebagian dari mereka ada yang ke Markas Scorvioz, Zean dan Aldo duduk didepan api unggun bersama dengan yang lain. Ferrel berjalan menuju Zean yang sedang duduk di depan api unggun, tanpa banyak kata yang dikeluarkan oleh Ferrel, laki-laki itu melayangkan.

Bugh!!

Satu pukulan telak masuk kerahang Zean, laki-laki itu jatuh tersungkur dari tempat dia duduk, semua yang melihat itu mereka hanya bisa diam, laki-laki bermata elang itu terlihat begitu emosi saat ini.

"Lo ngapain nyuruh anak-anak buat nyerang Scorvioz segala, Hah!?" maki Ferrel, dia menarik kerah jaket laki-laki yang sudah terbaring dibawah itu.

"Sabar Rel," tenang Aldo, laki-laki itu berdiri sedikit jauh dari Ferrel dan Zean, jujur dia juga tidak berani saat Ferrel sedang emosi begini.

"Gueee cuma mau balas dendam pada mereka, karna sempat hajar lo ditaman!" jawab Zean dengan penuh emosi juga, laki-laki itu mencoba melepaskan cengkraman tangan besar Ferrel dari kerah jaketnya.

"Kita semua ngak terima lo dihajar lo mereka, Rel," sambung Zean pada Ferrel yang masih berada dihadapan.

Bugh!

Satu pukulan melayangkan kearah wajah Zean, laki-laki bermata elang itu begitu emosi seperti, bibir Zean robek dan mengeluarkan darah segar.

"Gak gitu cara balas mereka, gue ngak pernah ngajarin lo semua buat cari ribut dulu!"

"Terus kita semua harus diam aja gitu liat lo dihajar di taman malam itu!?"

"Kita semua ngak terima, Rel! Ingat kita semua ini saudara, satu terluka yang lain merasakannya," tunjuk Zean pada dada kiri Ferrel yang berada dihadapan itu.

"Gue bisa sendiri, lo ngak perlu perintah -in anak-anak untuk nyerang Scorvioz, gak ada gunanya juga, yang ada mereka semua bonyok," tegas Ferrel pada Zean.

"Oke, kalo lo bisa sendiri, kita ngak perlu nolongin lo lagi kalo ada masalah,"

"Lo pikir anak-anak VULKA lemah semua, Rel? Walaupun mereka semua bonyok tapi mereka lakuin itu semua buat lo," kata Zean, emosi melanda dirinya saat ini, tanganya mengeras seolah akan melayangkan pukulan kearah Ferrel yang berdiri dihadapannya saat ini. Ferrel hanya diam menatap Zean yang ada dihadapannya, laki-laki bermata elang ini menahan emosinya.

Suasana yang begitu panas malam ini, Ferrel begitu emosi atas sikap dari Zean yang begitu mudahnya untuk memerintahkan buat menyerang geng Scorvioz, karna itu bukan sifat dari VULKA.

Aldo maju, menarik lengan Zean, agar sedikit menjauh dari Ferrel. "Sabar, Ze," tenaga laki-laki bertubuh besar itu.

"Sabar, Rel,"

Ferrel berjalan pergi dari sana, meninggalkan Markas VULKA, Zean dan Aldo yang melihat itu mereka berdua sama sekali tidak menahan ketuanya itu, karna Ferrel sedang emosi bahaya kalau mereka menahan dia untuk pergi bisa-bisa mereka yang ada di Markas VULKA ini bonyok dibuatnya.

"Tenangin diri lo, Ze," ucap Ferrel, laki-laki itu mengungakan helm Full Face-nya lalu pergi dari Markas VULKA, yang lain hanya melihat itu semua.

🏀

Ferrel melaju kencang dijalan raya, suasana malam yang dingin dan hatinya dan raga nya yang begitu panas akibat emosi yang begitu membara tadi di Markas VULKA, laki-laki bermata elang itu tetap melaju kencang dan tidak memperdulikan jalanan yang sedang ramai itu, tujuannya hanya satu kemaraks Scorvioz untuk membantu anggota Vulka yang menyerang geng itu. Hingga di perempatan motor Ferrel hilang keseimbangan dan menabrak pembatas jalan, Ferrel jatuh dari motornya.

"BANGSAT!!" kesal laki-laki bermata elang itu, dia membanting helm yang ia gunakan keaspal hingga membuat helm itu pecah.

Ferrel mendudukkan tubuh di trotoar jalan itu, laki-laki itu menyisiri rambutnya, sapuan angin malam juga ikut menerbangkan rambut laki-laki yang sedang kesal hari ini.

"Kenapa, kenapa, Ra, lo kenapa ngak bisa hilang dari hidup gue, seolah rasa cinta gue ngak bisa hilang dari diri lo, Mutiara!"

"Siallllll!! Kenapa harus gue liat semua itu, Bangsat!!!"

"Kenapa gue masih cemburu, kenapa, tuhan kenapa lo ngak cabut aja nih rasa cinta gue ama Mutiara Zahra Adista, gue ngak sanggup buat liat dia dengan yang lain,"

"Arghhhhhhh!!!!!!" erang Ferrel, laki-laki itu berteriak menatap langit malam yang begitu dingin ini.

Bagaimana tidak dirinya kesal, Ferrel. Laki-laki itu tadi sebelum ke Markas VULKA dia sempat melihat Muthe bersama seorang laki-laki, perempuan manis itu begitu romantis saat diliat oleh Ferrel, saat melihat itu laki-laki bermata elang ini begitu tidak terima seolah rasa sukanya masih ada pada perempuan manis bernama Mutiara Zahra Adista, cemburu, emosi melanda dirinya saat itu ditambah Zean yang memerintahkan anak-anak Vulka untuk nyerang Scorvioz.

Saat sedang duduk dengan semua kekesalannya, dari belakang Ferrel ada tangan yang menyentuh pundak laki-laki bermata elang itu.

"Lagi ngapain? Kok duduk disini?"

"Lo habis kecelakaan ya? Sini gue bantu obati lo,"

"Kayaknya, luka lo parah tuh, gue perban ya?"

"Kebetulan gue ada bawa perban nih, ngak papa kan gue obati luka lo?"

Ujar perempuan dengan pita yang menempel dirambutnya itu, perempuan yang begitu cantik, semesta tau kalau kita lagi galau, kesal atau ada masalah dia mengirimkan seorang bidadari untuk menolong kesedihan kita itu. Itulah yang dirasakan oleh Ferrel malam ini, tapi kenapa bukan dirinya kenapa orang lain yang dikirim oleh semesta kepada Ferrel malam ini.

Ferrel menoleh kebelakang, mata yang indah seolah memancarkan ketenangan saat menatap mata perempuan itu. Seolah dirinya terhanyut dalam ketenangan yang begitu indah, nyaman dan bahagia serta tidak bisa diartikan dengan apa pun. Ferrel hanya pasrah saat tangan dan kakinya diobati oleh perempuan itu.

"Sakit bilang ya, gue ngak mau liat orang sakit saat diobati oleh gue,"

"Pertemuan itu menyenangkan tapi kenapa, kenapa bukan dengan dirimu aku bertemu,"
-Ferrel Arganata Semeru,"

••To Be Continued••

Sampai bertemu lagi di bab selanjutnya.

See you next time
°***°



Dia Ferrel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang