~ BAB. 6

63 6 13
                                    

Hi Hello Annyeong Yeorobun, how are you today?,semoga fine ya 😁,

HAPPY READING 🥰🥰🥰


||•••||•••||



BAB . 6

Pagi hari telah tiba, sinar matahari masuk ke kamar Nathael dengan bantuan pantulan dari kaca jendela, Nathael terbangun karena suara berisik diluar penginapan, suara yang sangat nyaring ditelinganya, ia pergi turun kebawah untuk melihat apa yang terjadi diluar, malangkahkan kakinya menuruni anak tangga, melihat kesekitar dengan mata indahnya,

" Abang?, Carez?, Varez? " ucap Nathael ditengah ruangan yang jelas jelas kosong total tidak ada orang,

Suara sirine ambulans memenuhi ruangan di telinga Nathael, sangat nyaring dan mengganggu, anak itu penasaran, apa yang membuat sirine itu bisa sampai di penginapan, ia menuju ke halaman luar, yang ternyata..., semua orang juga berkumpul disana, tapi pertanyaan yang terlintas diotaknya sekarang, adalah..., mengapa mereka semua terduduk dengan air yang terjun dari matanya?, mengapa mereka menutupi mulutnya dengan kedua tangannya?, menahan suara tangisan agar tidak terdengar dengan jelas, ada apa?, Natael menghampiri Carez yang terduduk lemas di pelukkan Rendy.

" Carez?, kenapa Rez?, abang?, kalian kenapa? " tanya Nathael dengan raut wajah panik sekaligus bingung, tidak ada satupun dari mereka disana yang menjawab pertanyaan Nathael, sampai satu pertanyaan kembali keluar dari mulutnya,

" Varez mana? " pertanyaan itu keluar dari mulut Nathael,

Awalnya tidak ada yang menjawabnya lagi, tapi tangan Carez mencoba untuk menunjuk ke arah dimana sebuah tandu yang hendak dimasukkan ke dalam ambulans membawa seorang pemuda berpenampilan persis dengan Varez, Nathael membelalakkan matanya, berusaha agar tidak berpikiran negatif, ia mengangkat kakinya yang sudah terasa berat karena gemetar itu, membawa tubuhnya menuju ke tandu, tepat sekali, memang benar seorang pemuda terlihat memejamkan matanya disana, dengan kondisi yang mengenaskan, tidak terasa lagi udara yang keluar dari hidungnya, tampak sangat nyenyak dalam tidurnya, wajahnya tertutup dengan kain putih mengerikan, Nathael membuka lembaran kain itu, ekspresi gelisah tergambar jelas di wajahnya.

Kain telah terbuka, menampakkan wajah yang sangat tidak ingin Nathael lihat berada di atas tandu, Varez tertidur dengan sangat lelap, nyawanya seperti sudah tidak ada lagi didunia, Kaki Nathael sungguh sudah tidak sanggup menopang tubuhnya yang gemetar sepenuhnya, ia menjatuhkan tubuhnya di tanah, tepat disamping tandu Varez, matanya tidak berkedip sama sekali, anak itu benar benar terkejut dengan apa yang dilihatnya, mulutnya bahkan tidak sanggup mengeluarkan kata kata.

Malvin dan yang lainnya mendekati Nathael, memberikan pelukkan penenang untuknya, tapi itu sungguh tidak berpengaruh untuk Nathael, air matanya turun dengan sangat deras, suara tangisan tidak bisa ia tutupi, ia telah mengakuinya sendiri, bahwa dirinya tidak sekuat abang abang dan adiknya dalam merelakan seseorang, apalagi orang yang sangat ia sayangi.

" Nathael... " lirih Malvin sambil mengusap pungung Nathael,

" A-ab-bang..., i-ini mimpi kan?, n-ggak mungkin i-itu Var-rez kan bang? " ucap Nathael, dengan terbata bata,

" Nathael!... " kini giliran Rendy yang mencoba menenangkan Nathael,

" JAWAB BANG!!! " kini Nathael berani mengencangkan suaranya dihadapan abang abangnya,

Tidak ada yang berani bersuara jika Nathael sudah beralih ke mode marah, dan mengencangkan atau menegaskan Nada bicaranya, Nathael benar benar sangat tepuruk disana, bagaimana ini semua bisa terjadi?.  



7 Days for 7 Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang