BAB . 16
Kali ini malam telah berlalu dengan tenang, tanpa ada gangguan dari si antagonis disana, kini pagi hari menyambut anggota dreams, maksudku mereka yang tinggal didalam mansion, menyambut dengan sinar matahari yang siap masuk ke kamar mereka melalui jendela, kira kira akan ada peristiwa apa kali ini?, lihat saja nanti, sepertinya semua telah dipersiapkan dengan baik oleh asap hitam si antagonis, hanya tinggal menunggu waktu dan tempatnya saja.
Varez telah bangun dari tidurnya, dan bersiap dengan seragam juga tas hitam miliknya, dasi menggantung rapi di kerah seragamnya, hari ini tugasnya piket kelas, membersihkan kelasnya, karena itulah ia berangkat lebih awal, hnya tinggal menghadapi ketiga abangnya yang sedang berebut mengantarkannya kesekolah,
" Gue mau antar Varez ke sekolah " ucap Jovan,
" Nggak boleh!, gue juga mau antar Varez " ucap Nathael,
" Permisi, tuan muda pemegang kartu belanja bulanan mau lewat " ucap Carez, ia mengambil kunci yang diperebutkan Jovan dan Nathael dengan mudah, lalu mengajak Varez segera masuk ke dalam mobil, meninggalkan dua manusia yang menatap sini ke arahnya,
" Varez berangkat dulu bang!!!, eh...tunggu dulu bang " ucap Varez ia melambaikan tangannya ke arah abangnya yang berada di dalam mansion, lalu meminta Carez untuk menghentikan mobilnya sebentar,
" Bang Nathael, nanti Varez mau bungeoppang ya, Varez janji langsung pulang ke mansion " ucap Varez,
" Oke, tapi janji langsung pulang ya, jangan main dulu " ucap Nathael, Varez hany menanggapinya dengan anggukan dan senyuman, lalu meminta Carez kembali menyalakan mobilnya dan segera berangkat,
***
Kini Varez sudah sampai di gerbang depan sekolah, ia meminta Carez untuk menurunkannya di toko alat tulis dekat sekolah, jadi ia berjalan sendiri hingga sampai di gerbang depan, karena hanya tinggal Varez, Carez, dan Nathael saja yang masih bersekolah, itupun berbeda kelas, bahkan sampai sekarang masih belum ada yang tahu kalau Varez mendapat kekerasan dikelasnya, ia menyembunyikannya, lagi?, dan selama ini?, hari in pun ia disambut oleh sekumpulan orang yang membullynya, tapi ia masih dengan senang hati memberikan senyuman sebagai tanda sapaan,
" Bisakah kalian memberiku jalan?!, kalian benar benar menghalangiku " ucap Varez, di sadar ada si antagonis yang tapat berdiri di belakangnya,
" Aku tahu kau bisa menghajarnya, kenapa tidak kau pukul saja? " ucap si antagonis itu,
" Sudah dua tahun aku sekelas dengan Para manusia ini, ibaratnya jangan memberikan makan terlalu cepat untuk anak kucing seperti mereka, berilah air terlebih dahulu, ini hanya permisalan " ucap Varez,
" Ya sudah kalau itu maumu, aku pergi " ucap si antagonis, lalu pergi,
" Dalam hitungan ke tiga, aku sudah memperingatkan dengan nada lembut, sebelum nada keras keluar dari mulutku " ucap Varez, ia menerobos paksa mereka yang mengerumuninya, dan pergi ke kelas,
***
{ Beberapa jam telah berlalu, dengan tenang, kini saatnya untuk kembali ke rumah masing masing....... }
Varez sudah berdiri di depan gerbang sekolah, menghindari para manusia yang selalu mengganggunya, ia berjalan ke halte bus, jaraknya agak lumayan dekat dari sekolah, ia mendudukkan dirinya di atas kursi tunggu di halte, Merotasikan matanya hingga tertuju fokus ke salah satu toko perabotan dengan gelas beruang lucu sebagai pusat perhatian Varez, ia segera pergi kesana, tapi sayangnya itu berada di sebrang jalan, setelah lampu merah menyala, dengan cepat ia menyebrangi jalan besar itu lalu masuk ke dalam toko yang menarik perhatiannya, ia berjalan menuju rak yang penuh dengan gelas kaca berbentuk beruang, persis dengan milik Haelka yang waktu itu ia pecahkan, tangannya mengambil salah satu gelas kaca didepannya, harganya cukup murah, mungkin sedang ada diskon?, Varez segera membawa gelas itu ke meja kasir lalu membayarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days for 7 Dreams
Fanfiction|| 7 lelaki berbeda orang tua yang menjadi satu keluarga, berjuang untuk mempertahankan jumlah anggota mereka, meraih mimpi dan kebahagiaan bersama. ||