Bab. 2
Jika benang benang mimpi itu terputus, maka mimpi tidak bisa dipastikan dengan jelas, jadi tugas yang paling berat itu Varez, ia harus menyambungkan beberapa mimpi agar dapat dipastikan.
" Kalo Varez udah ngomongin soal mimpinya, berarti harus hati hati lu Rez " ucap Haelka dengan sendoknya yang menunjuk nunjuk kearah Carez.
" Tapikan mimpi Varez belum tentu bener bang, bisa aja Varez salah " ucap Varez menatap Haelka.
Tapi berperang sebagai Varez itu susah, karena ia harus bolak balik memastikan mimpi, dan itu pasti menguras tenaganya, bahkan ia sering bolak balik ke rumah sakit yang berada di dalam mansion mewah itu.
" Udahlah, mending buruan habisin makannya terus berangkat " ucap Rendy sambil membawa piringnya yang sudah kosong, sepertinya makanannya sudah habis sedari tadi
Sekarang mereka semua sudah berada di dalam mobil besar dan mewah milik Nathael itu, dengan cat warna putih yang mengkilap, dan garis warna hitam membentuk angka 7 yang menghiasai mobil.
" Bang Nana, tadi Varez lupa cuci piringnya, hehe " ucap Varez sambil tertawa tipis,
" Gimana sih Var, pokoknya nanti habis pulang sekolah harus langsung di cuci ya! " ucap Rendy menatap tajam ke arah Varez.
Sekarang mereka sudah sampai di sekolah, mereka berada di kelas yang berbeda, Malvin, Haelka, dan Nathael di kelas yang sama, sedangkan Rendy, Jovan, Carez, dan Varez jadi satu di kelas yang sama juga.
" Kita kan beda kelas, nanti waktu jam istirahat kumpul di kantin ya! " ucap Haelka yang berdiri disamping Malvin.
Mereka memulai hari dengan olahraga otak, menghadapi berbagai macam pelajaran, kalo kata Nathael 'Awali Hari Dengan Matematika', semangat menghadapi matematika anggota Dreams.
{ Jam Pelajaran....... }
pelajaran sudah dimulai sejak satu jam yang lalu, sekarang tinggal tersisa 30 menit lagi menuju jam istirahat, sepertinya Carez sedang tertidur dengan posisi kepala yang menyentuh permukaan meja, kira kira apa yang sedang ia mimpikan ya?.
" Rez, Carez!!! " ucap Rendy membangunkan Carez,
" Agghhh..., Rendy?, eh Abang! " ucap Carez,
" Yeeuuu..., bisa bisanya manggil nggak pake 'Abang', bener bener lu yee " ucap Rendy,
" hehe, maaf bang Ren " ucap Carez.
{ Dikantin....... }
Semua sudah berkumpul di kantin sekolah, seperti biasa Malvin yang duduk di paling ujung, kali ini giliran Jovan yang mentraktir keenam member lainnya.
" Varez!!! " ucap Carez sambil menepuk punggung Varez,
" Kenapa? " tanya Varez,
" Tolongin gue, tadi gue mimpi tapi mimpinya tuh nggak jelas, terus juga nggak bisa dipastiin bener apa nggak tuh mimpi " ucap Carez yang menatap dengan serius ke arah Varez,
" Yahh..., tidur lagi deh, ya udah nanti pas di mobil aja ya " ucap Varez,
Varez memiliki banyak pekerjaan, dan juga masih ada mimpi keenam member lainnya yang belum ia pecahkan, masih menjadi misteri, beberapa jam telah berlalu, kini ketujuh orang itu sudah berada di dalam mobil.
" Lah kok sepi ya?, kayak ada kurang " ucap Haelka yang perkataannya diangguki Jovan,
" Biasalah, si adek lagi kerja " ucap Nathael yang duduk di kursi kemudi, bersama dengan Malvin di sampingnya, di tengah ketenangan itu...,

KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days for 7 Dreams
Fanfic|| 7 lelaki berbeda orang tua yang menjadi satu keluarga, berjuang untuk mempertahankan jumlah anggota mereka, meraih mimpi dan kebahagiaan bersama. ||