~ BAB. 4

161 13 1
                                        

BAB. 4

Didalam rumah penginapan itu, terdapat fasilitas yang memadai, lengkap, dan ditata dengan rapi, dilantai satu atau lantai bawah, terdapat satu kamar dengan kasur yang cukup untuk dua orang, di lantai dua, terdapat dua kamar dan satu ruang karaoke, dilantai tiga, ada meja billiard dan satu kamar berukuran cukup luas, untuk tiga orang.

             " Wihhhhhhh, kerennnn, gue mau sekamar sama Rendy, pokoknya mau sama Rendyyyyyy " ucap Haelka, ia melemparkan tasnya sembarangan dan berdiri di samping Rendy,

             " Dihh, apaan dah, orang gue mau sama bang Malvin " ucap Rendy,

             " Tuhkan, jahat, nggak pokoknya gue mau sama lo " ucap Haelka menatap Rendy,

             " Dilantai paling atas ada kamar buat tiga orang, kalian disana aja, daripada ribut teros " ucap Jovan dengan ponsel ditangannya,

             " Oke, gue tidur sama Varez ya, Jovan, lo sama Carez oke? " ucap Nathael,

             " Oke deal, sekarang kita rapihin barang bawaan dulu, habis itu kumpul di ruang makan! " perintah Malvin.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mereka selesai menata barang barang bawaannya masing masing, seperti yang sudah mereka putuskan tadi, tiga orang di lantai atas, dua orang dilantai dua, dan dua orang lagi dilantai satu, dilantai dua di kamar Varez dan Nathael,

             " Varez mau yang didekat pintu atau dipojok tembok? " tanya Nathael,

             " Terserah abang aja, Varez dimana aja bisa kok " ucap Varez, Anak itu sudah mau tersenyum sekarang,

             " Okelah kalau begitu " ucap Nathael, sedikit perasaan lega di hatinya, karena adiknya sudah lebih tenang dan mulai menampilkan senyum di wajah imutnya,

Didapur sudah terdengar suara ribut, terlihat Rendy, Jovan, Haelka, Malvin dan Varez sedang duduk di kursi meja makan,

Tidak dengan Nathael dan Carez, mereka sedang memasak makanan kesukaan semua anggota, benar ramyeon, telur tomat, dan kimchi jjigae, Varez masih mengenakan headset di telinganya, dan tatapan matanya pun masih tertuju ke layar ponsel yang menampilkan film favoritnya.

Rendy melihat Varez yang masih bersama kegiatannya, menatapnya sejenak lalu memberi kode ke Nathael, menyenggol Nathael dengan siku tangannya,

" Aduh, lancip bener tuh siku bang, bisa buat coblosan pemilihan presiden tuh " ucap Nathael,

              " Nanti dulu becandanya, liat tuh Varez, ajaklah makan, jangan biarin dia kayak gitu terus " ucap Rendy menatap mata Nathael,

Pemuda dengan wajah seimut kelinci itu, Nathael, ia merotasikan matanya, menatap sang bungsu yang termenung di meja makan, ia berjalan mendekati Varez, berdiri disampingnya, lalu menarik headset Varez dengan perlahan dan hati hati, kemudian wajahnya berhadapan dengan Varez,

              " Varez nggak mau bang Malvin tau kan?, kalo gitu Varez jangan bikin bang Malvin curiga dong " ucap Nathael mengelus lembut surai rambut Varez,

              " Eh?, iya abang " ucap Varez, ia menganggukkan kepalanya, Dan memberi senyum ke Nathael,

Mereka semua sudah memulai acara makan bersamanya itu, dengan posisi duduk yang masih sama, Varez menyantap makanannya dengan tenang kali ini, tidak ada rengekan dan keluhan, ia memakan semua yang ada di piringnya sampai habis, jangan lupakan hidangan penutup berupa kue bungeoppang kesukaan Varez.

Haelka sudah selesai dengan makanannya, begitu pula Jovan dan Carez, haelka si bayi beruang tiba tiba berdiri dari duduknya, membuat semua mata abang dan adiknya tertuju padanya,

7 Days for 7 Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang