Ten-Hate

45 25 2
                                        

Dilla

Aku semakin sibuk sekarang. Kuliah, tugas perorangan, tugas kelompok, tugas akhir dan drama musikal. Sejak perkuliahan sudah kembali seperti biasa, semua orang sibuk termasuk aku. Brenda sendiri juga sibuk mempersiapkan drama musikal yang akan dibuat megah di akhir semester ini. Sponsor kali ini juga tak main-main. Bahkan tamu undangan pun sangat banyak dan melibatkan orang penting di negara ini.

Kegiatanku yang dulunya hanya kos dan kuliah kini bertambah lagi. Bukannya aku membencinya, hanya saja ini hal baru untukku dan aku sudah mempersiapkan ini. Aku harus lulus dengan cepat dan nilai tinggi. Ini cara bagus untuk mendapatkan pengalaman sebelum aku lulus dan bekerja.

Aku berangkat ke kampus pagi ini dengan penuh semangat. Hari ini kuliahku hanya sampai siang dan setelahnya aku akan berlatih untuk tugas akhirku. Sudah banyak mahasiswa yang datang ke kampus. Semua orang tampak sibuk dengan agenda mereka masing-masing.

Begitu aku memasuki kelas, aku terkejut karena sudah banyak mahasiswa yang berada di dalam kelas. Seingatku, kelas ini tak terlalu banyak mahasiswa yang mengikuti. Aku melangkah mencari tempat kosong dengan pandangan yang menyelidik. Aku mengamati sekitar dan sebagian besar aku tak mengenali para mahasiswa yang datang. Banyak wajah asing yang tak aku temui sebelumnya.

Aku duduk di barisan agak belakang. Bagian depan sudah penuh dan itu semakin aneh untukku. Aku duduk dengan sedikit bingung. Selama semester awal dimulai, aku belum pernah duduk di barisan belakang. Seperti yang kalian tahu, barisan depan pasti banyak dikosongi karena sebagian besar mahasiswa ingin menempati bagian tengah hingga ke belakang.

"Aku dengar kak Bayu akan mengisi kuliah kali ini"

"Aku juga dengar itu. Kak Bayu menggantikan Pak Jono yang dinas hari ini"

"Baru ini mata kuliah ini bisa serame ini ya"

Aku mendengar celotehan teman-teman sekelasku yang ada di sampingku. Ternyata itu alasannya. Mereka semua masuk ke kelas ini karena ada pengganti dosen. Aku sekarang tahu jika kak Bayu itu sangat populer di kalangan mahasiswa jurusan penciptaan musik. Banyak yang mengidolakannya. Itu aku baru ketahui saat kami berkumpul dengan tim komposer. Aku dengar dari teman satu timku yang juga mengidolakannya.

Aku akhirnya juga tahu kenapa mereka mengidolakan kak Bayu. Kak Bayu itu serba bisa. Dia mempunyai vokal yang bagus dan aransemen musiknya juga juara. Aku suka bagaimana kak Bayu mengaransemen lagu. Terdengar enak ditelinga dan itu sangat earcatching bagiku.

Suara gemuruh terdengar saat kak Bayu memasuki kelas. Mahasiswi yang rata-rata memenuhi kelas langsung berteriak heboh melihat kak Bayu dengan senyuman khasnya. Kak Bayu memang sering tersenyum pada siapa saja. Mata kami bertemu dan kak Bayu memberikan senyuman padaku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman canggungku. Masih belum terbiasa dengan serangan kesopanan kak Bayu yang ditujukan untukku.

Kelas dimulai dan semua mulai memperhatikan. Selama kelas berlangsung, semua mahasiswa dapat mengontrol kehebohan mereka walaupun dibaris belakang masih terdengar bisik-bisik yang membicarakan kak Bayu. Aku sendiri mencoba fokus dengan materi yang disampaikan kak Bayu. Cara penyampaiannya begitu sederhana dan jelas. Aku langsung saja paham dengan apa yang dia sampaikan.

"Oke, sekian dari saya," ucap kak Bayu.

Para mahasiswa langsung berhamburan keluar dan sebagian mahasiswi mulai mengerubungi meja dosen di mana kak Bayu merapikan peralatannya. Aku melenggang keluar melalui pintu belakang. Aku tak ingin terbawa kemeriahan para Bayu Lovers itu.

Aku merasakan getaran ponsel di sakuku. Aku mengambil ponselku dan nama Brenda tertera di layar. Sepertinya anak ini sudah selesai dengan kuliahnya.

"Halo," seruku begitu aku menerima panggilan itu.

HATRED (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang