bab 15

4.2K 255 14
                                    

"Arsennnnnn lepasinnn.. turunin akuu.." Teriak Shasha, namun Arsen tidak mendengarnya. Arsen terus melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Saat tiba di kamar, Arsen meletakkan Shasha perlahan. Dan sekali lagi Shasha menampilkan wajah kesalnya tapi bagi Arsen jika Shasha sedang kesal, wajahnya terlihat sangat lucu.

"Ngomel-ngomel mulu nihh sayangnya aku." Goda Arsen.

"Kamu nih bikin kesel terus. Aku lagi haus aku lagi minum malah kamu gendong aku kaya tadi." Lanjut Shasha.

"Udah malem. Kamu tidur sini ya. Besok kita ketemu bunda sam ayah. Mereka minta aku bawa kamu ke rumah. Ga usah takut. Kita buktiin sama-sama kalau kita itu pantas bersama." Jelas Arsen yang masih menindih Shasha.

Shasha tersenyum pertanda setuju. Ia akan menunjukkan pada orangtua Arsen bahwa dia pantas juga buat Arsen.

"Ya udah awas dulu, aku mau bersih-bersih." Ucap Shasha yang mendorong tubuh Arsen dari hadapannya dan segera pergi ke kamar mandi di luar kamar Arsen.

Setelah kegiatan bersih-bersih, Shasha langsung menemui Arsen di kamarnya dan berencana untuk tidur. Dia merasa hari ini sangat lelah dan ia ingin segera tidur.

"Sayang aku ngantuk, capekk.." Rengek Shasha pada Arsen.

Tumben banget si Shasha clingy sama Arsen.

"Sini sini.. kasiannya sayangnya aku udah ngantuk." Ucap Arsen, ia segera merentangkan kedua tangannya untuk membawa Shasha ke dalam dekapannya dan bersiap untuk tidur sambil pelukan.

"Kita tidur ya, besok sore kita ke rumah orangtua aku. Oke?" Shasha hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Matanya benar-benar sudah tertutup rapat namun masih mampu mendengar apa yang Arsen katakan. Sampai akhirnya mereka pun terlelap bersama dan tidur dengan posisi berpelukan.
----
Pagi harinya Arsen terbangun. Dia membuka matanya perlahan, beradaptasi dengan cahaya matahari yang masuk lewat celah tirai kamarnya yang sedikit terbuka. Dia tidak menemukan Shasha di sampingnya. Kemana wanitanya itu. Perlahan ia turun dari kasur berukuran lumayan besar dan berjalan keluar kamar untuk mencari Shasha.

Arsen mencium bau harum dari arah dapur dan ia pun pergi ke sumber bau harum itu. Terlihat Shasha yang sedang membuat sarapan roti panggang dengan selai strawberry kesukaan Arsen.

"Hhmmm harum banget rotinya. Tau aja kalau itu sarapan kesukaan aku." Ucap Arsen yang tiba-tiba memeluk Shasha dari belakang. Tak lupa kedua tangganya ia taruh di perut Shasha sangat erat. Berharap wanitanya ini tidak akan pergi darinya. Arsen juga memberikan kecupan pada pipi kiri Shasha tiba-tiba saat dirinya sedang fokus mengoles selai strawberry pada roti yang sudah ia panggang.

"Iyuhhh.. Arsennnn.. Jorok banget... kamu belum cuci muka dan sikat gigi. Berani-beraninya kamu cium-cium aku. Iyuhhh." Kesal Shasha.

Benar, Arsen tidak langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Ia langsung pergi ke dapur dan akhirnya ia mencuri kecupan pada pipi Shasha dengan dirinya yang belum gosok gigi.

"Heheheh", Arsen hanya tertawa tak berdosa mendengar omelan Shasha. Ia pun bergegas ke kamar mandi sebelum Shasha semakin mengamuk padanya.

Kini mereka kembali ke kamar hanya untuk menonton film sambil bercerita seusai sarapan tadi. Arsen tidak memiliki jadwal apapun hari ini dan Shasha sebenarnya masih harus menemani Paul untuk shooting. Namun karena permintaan Arsen yang membuat Shasha tidak bekerja.

"Ca."

"Hmm."

"Kamu siapkan menikah sama aku."

"Aku siap. Dengan segala masalah apapun di depan sana, aku udah siap buat menikah sama kamu."

My Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang