bab 7

6K 181 6
                                    

Saat ini Salma masih berada di kamar hotel Rony. Setelah mereka memesan makanan dari hotel dan makan berdua di dalam kamar. Salma telah melupakan perasaan cemburu nya itu. Memang sudah resiko menjadi kekasih dari seorang artis yang sudah terkenal apalagi hubungannya ini masih mereka simpan rapat-rapat.

"Sayang maaf ya kalo aku selalu bikin kamu kesel bahkan bikin kamu selalu cemburu."

"Iyaa ga papa sayang, kan resiko aku juga. Resiko jadi pasangan artis yang udah terkenal ini."

"Setelah dari Jogja, kita ke rumah bunda ayah yuk. Aku mau kenalin kamu mereka, tapi bukan sebagai manager aku tapi sebagai pasangan aku. Mau ya."

"Tapi aku malu dan takut. Aku bukan siapa-siapa. Aku juga bukan artis."

"Ga perlu malu dan takut sayang. Apapun status kamu yang penting itu kamu, aku akan kasih tau ke orangtua aku kalo kamu yang udah bikin aku sukses sampai sekarang juga. Kamu udah jaga aku selama ini selain mereka."

"Bantu aku ya."

"Pasti."
------
"Sayang sini." Ajak Rony pada Salma yang baru keluar dari kamar mandi untuk duduk di sofa dan di sampingnya.

"Kamu mau kita punya anak berapa." Tanya Rony tiba-tiba.

"Tiba-tiba banget nanyain mau punya anak berapa."

"Ya mau tau aja, kita harus pikirin ini dari sekarang."

"Oke oke.. Kalo dari aku se dikasihnya aja. Tapi aku mau cukup dua aja."

"Hhmm boleh.. tapi aku mau lebih dari dua. Lima boleh lah ya atau bahkan dua belas."

"Banyak bener.. kamu mau bikin grup sepak bola."

"Hahahaha boleh juga." Jawab Rony sambil tertawa.

"Sayang.." panggil Rony.

"Apa."

"Aku mauuu.."

"Mau apa." Tanya Salma. Salma tidak mengerti arah bicara Rony. Apakah Rony mau makan, tapi tadi baru saja makan. Mau jalan-jalan, tapi sekarang sudah malam sekali.

"Mau itu.." Jawab Rony dengan arah pandang nya menuju pada payudara dan bawah Salma.

"Engga engga. Kan belum nikah Rony. Aku takut. Aku takut kita ngelakuin ini dan berdampak sama karir kamu nantinya."

"Ga sayang. Kan kita mau menikah. Makanya aku ajak kamu ketemu sama ayah bunda buat bicarain nikahan kita nanti."

"Tapi aku takut mereka ga nerima aku."

"Pasti mereka nerima kamu. Aku yakin."

Salma menatap Rony yang bicara seperti itu. Tidak ada kebohongan pada mata Rony hanya ada keyakinan untuk ia melanjutkan ke jenjang yang serius dengan Salma.

"Aku takut Ron, begituan kan sakit."

"Aku main pelan. Aku juga ga mau kamu ngerasain sakit. Percaya sama aku."

"Kita udah kepala tiga dan pasti kamu tau sedikit gimana ngelakuin ya." Ucap Rony tapi sedikit menggoda dan Salma mengangguk sebagai jawaban.

Rony telah merapatkan duduknya ke arah Salma. Ia langsung memulai menyentuh bibir Salma dan melumatnya secara halus. Salma pun mengikuti permainan bibir Rony. Ini kedua kalinya mereka berciuman.

Rony semakin memperdalam ciumannya hingga Salma kehabisan nafas.

"Mmm.. bentar dulu sayang, nafas aku habis." Ucap Salma sedikit ngos-ngosan dan menepuk pundak Rony.

"Maaf.."

"Iya ga papa." Ucap Salma sambil mengelus lembut pipi Rony dan tersenyum.

Rony pun memulai kembali ciumannya. Ia melumat bibir Salma sangat lembut namun menuntut. Salma pun mampu mengimbangi permainan Rony.

My Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang