bab 27

1.7K 182 7
                                    

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Shasha dan Arsen. Suara itu pun membangunkan Shasha dari tidur siangnya.

Perlahan dia mengerjapkan matanya dan turun dari atas kasur. Dengan gerakan pelan dia melepaskan tangan Arsen yang memeluk tangan kanannya. Ya, posisi tidur mereka sudah berubah tanpa mereka sadari. Namun masih dengan keadaan memeluk walau itu hanya tangan saja yang dipeluk.

"Iya bi?" Tanya Shasha pada bi Nining selaku pembantu di rumah Arsen.

"Itu mba di bawah ada paketan, katanya buat mba Shasha."

"Buat saya?"

"Iya mba. Paketnya bibi taruh di meja makan."

"Hmmmhh apalagi yaa itu." Gumam Shasha.

"Iya mba?" Tanya bi Nining pada Shasha yang mengira berbicara padanya.

"Ohh engga bi. Oke makasih banyak ya bi, nanti Shasha ke bawah buat ngambil paketnya."

"Baik mba, kalau gitu bibi kebawah dulu. Oh iya, bibi udah siapin makan siang buat mba Shasha dan mas Arsen."

"Iya bi nanti Shasha sama mas Arsen makan."

"Ya udah mba bibi permisi ya." Pamit bi Nining pada Shasha dan turun ke bawah lalu melanjutkan pekerjaan yang lainnya.

–––––
Setelah mereka makan siang, Arsen dan Shasha hendak menemui orangtuanya untuk memberikan kabar bahagia bahwa saat ini Shasha tengah mengandung calon cucu mereka, tentunya calon ponakan juga untuk Nabila.

"Udah siap semuanya sayang?" Tanya Arsen pada Shasha. Dirinya sudah lebih dulu siap, Shasha yang sedang menyiapkan keperluannya dan juga suaminya untuk menginap sehari saja di sana.

"Udah mas, ayok!" Ajak Shasha saat dirinya sudah siap.

Mereka pun tak lupa bilang ke bi Nining untuk tidak perlu membuat makan malam, karena mereka akan menginap di rumah orangtuanya.

Arsen langsung melajukan mobilnya dengan perasaan yang sangat bahagia.

"Kenapa sih senyum-senyum." Shasha merasa heran dengan Arsen karena sedari tadi suaminya mengemudi sambil tersenyum-senyum.

Arsen pun meraih tangan kanan Shasha lalu ia genggam menggunakan tangan kirinya dan Arsen mencium tangan Shasha.

"Aku bahagia sayang. Aku bahagia karena ada malaikat kecil yang ada di perut kamu dan dia akan lahir dan berada di tengah-tengah kita. Kita juga akan kasih kabar bahagia buat ayah, ibu, dan juga Nabila."

"Mama sama papa kamu juga setelah ini harus tau kalau putri kecilnya ini sudah akan menjadi ibu." Shasha terharu mendengar ucapan Arsen. Shasha bisa melihat mata Arsen yang mengartikan dia begitu senang dan bahagia adanya malaikat kecil di antara mereka.

Tak terasa kini laju mobil mereka telah berhenti tepat di pelataran rumah orang tua Arse, mertua Shasha.

Saat mereka keluar dari mobil bersamaan juga dengan Adelia yang keluar dari mobilnya. Adelia yang baru saja pulang dari arisan dia sambut oleh anak dan menantunya yang sudah ada di depannya.

"Masyaa Allah mantu ku." Ucap Adelia seraya berjalan mendekati Shasha lalu memeluknya.

"Assalamualaikum bunda." Ucap Shasha sambil membalas pelukan mertuanya.

"Waalaikumsalam, Gimana sayang kalian sehat?" Tanya Adelia setelah melepaskan pelukan.

"Alhamdulillah aku sama mas Arsen sehat bunda. Bunda, ayah, dan Nabila sehat sehat kan?"

"Alhamdulillah kami juga sehat. Ya sudah ayo kita masuk, panas banget di luar." Ajak Adelia pada Shasha. Arsen? Ya, Adelia melupakan anaknya sendiri yang sedari tadi di samping istrinya. Jika sudah ada menantunya itu, Adelia akan melupakan Arsen.

My Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang