bab 29

1.1K 129 3
                                    

"hueek.. huekk.."

Pagi ini Arsen kembali memuntahkan cairan bening lagi. Sudah beberapa hari dia selalu mengalami mual dan dilanjut dengan muntah-muntah. Dan sudah beberapa hari juga Arsen tidak pergi manggung yang mengakibatkan dia harus membayar denda untuk acara yang dia batalkan, sebab kondisi badannya yang tidak  mendukung untuk melakukan aktivitas apalagi untuk bernyanyi.

"Mas udah berhari - hari muntah terus. Panggil bunda kesini aja ya." Ucap Shasha yang khawatir dengan kondisi suaminya seraya memijat bagian leher belakang agar cairan itu bisa keluar.

"Ga usah sayang mas ga papa." Jawab Arsen dengan suara yang begitu lemas.

"Tapi aku khawatir mas, kamu udah berhari-hari kaya gini. Udah minum obat tetap aja masih muntah-muntah."

"Sayang, hari ini jadwalnya kamu ke dokter Karin loh, ayo siap-siap." Ucap Arsen mengalihkan pembicaraan mereka.

"Mas!!?? Lagi sakit loh masih sempat-sempatnya mikirin orang lain dulu." Shasha kesal dengan suaminya. Dia seperti tidak peduli dengan kesehatan nya sendiri dan malah memikirkan kesehatan orang lain. Seperti ini sekarang tidak hanya hari ini saja, dari beberapa hari kemarin juga Arsen selalu bilang dia baik-baik saja, hanya muntah biasa, dan setelahnya dia malah memikirkan kondisi Shasha yang memang Shasha sedang baik saja.

"Jangan kesel dong sayang. Mas sekalian periksa deh biar kamu juga check up ya sama dokter Karin."

"Ya udah ayo kita sarapan dulu abis itu berangkat ke rumah sakit." Akhirnya Shasha memilih untuk menurut ucapan suaminya dengan keadaan dia yang masih kesal.

————
"Apa rencana kamu kali ini?" Tanya seorang perempuan.

"Ada. Sesuatu yang sudah pasti puas kalau rencana ini berhasil." Ucap seorang perempuan yang mengenakan topi hitam serta kaca mata hitam.

"Apa? Saya ga mau kalau kamu terlalu  pakai emosi ngelakuinnya. Jangan sampai temen mu itu tau juga kalau kamu akan mencelakai istri Arsen. Yang ada kamu akan keluar dari kelompok mu dan tidak ada lagi informasi yang didapat."

"Tenang aja. Aku akan main hati-hati kali ini. Mereka juga udah percaya kalau yang kemarin itu aku khilaf, dari kebohongan aku yang pura-pura kemakan omongan netizen mereka bisa percaya dengan ku." Ucapnya yang begitu angkuh.

"Oke saya akan tunggu aksi kamu. Kabarin aja kalau kamu butuh bantuan saya." Ucap perempuan itu seraya pergi keluar dari markas mereka.

"Lihat aja Shasha kamu akan kehilangan Arsen. Kalau aku ga bisa hidup sama Arsen itu juga berlaku buat kamu, ga akan bisa hidup bersama dengan dia." Perempuan itu sambil tersenyum licik membayangkan bagaimana rencananya pasti akan berhasil dan Shasha akan pergi dari hidup Arsen.

"Bener aja dugaan gue." Ucap seorang lelaki yang sengaja mendengar obrolan dua perempuan tadi di balik tembok yang menghalangi dirinya.

————
"Alhamdulillah kandungan bu Shasha sehat." Ucap dokter Karin seraya membersihkan sisa gel di perut Shasha setelah USG tadi.

Lalu Arsen membantu Shasha untuk duduk dan turun dari brankar. Selanjutnya mereka duduk di hadapan dokter untuk mendengar penjelasan kehamilan Shasha lebih lanjut.

"Alhamdulillah ya kandungan Shasha sehat, vitaminnya pasti lancar diminum nih." Ujar dokter Karin.

"Iya dok alhamdulilah saya selalu minum vitamin yang dokter resepkan." Ucap Shasha.

"Untuk pak Arsen istrinya harus dijaga terus ya, biarpun bayinya sehat dan ibunya pun sehat tetap peran suami sangat dibutuhkan untuk ibu hamil, untuk terus menjaga kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan keduanya."

My Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang