bab 24

3.2K 245 7
                                    

"Ahhh eughhhh... Terushhh mashh... Oughh.." Racau Shasha mendapatkan serangan yang begitu dalam dari milik Arsen.

"Ouhhh.. yeahhh Caa ahh punya kamu menjepit sekali sayanghh ahh.." Arsen pun tak kalah mendesah saat miliknya begitu dijepit oleh milik Shasha yang semakin berkedut. Pertanda bahwa milk keduanya akan mengeluarkan cairan cintanya masing-masing.

"Ouhh yahh sayanghhh sebentar lagii aku keluarhh ahh.."

"Yahh mashh aku jugahh mau.. uhhh keluar ahh.."

Sodokan milik Arsen semakin dalam sampai mengenai dinding rahim Shasha. Dan sampai akhirnya, "Ahhhh.." Keduanya melenguh setelah mencapai klimaksnya. Arsen memuntahkan cairan cintanya ke dalam rahim Shasha. Saat cairan itu masuk ke dalam rahim Shasha seraya Arsen berdoa meminta untuk segera hadirnya malaikat kecil yang akan tumbuh di perut Shasha.

Keduanya masih mengatur nafasnya masing-masing. Arsen tergelatak di samping Shasha lalu langsung memeluk tubuh Shasha, memberikan kecupan lama di dahi Shasha.

"Sayang makasih ya, malam ini kamu hebat sekali. Goyangan kamu bikin aku candu." Ucap Arsen frontal yang membuat pipi Shasha bersemu merah.

"Aduhh kok dicubit sih Ca." Arsen meringis kala perutnya dicubit oleh Shasha.

"Ngomong nya ga di filter dulu abisnya."

"Tapi bener kan. Kamu tuh mantep banget."

"Ngomong sekali lagi besok kita pulang." Ancam Shasha.

"Ihh gitu banget ancamannya. Iya iya engga ngomong gitu lagi." Mau tak mau Arsen mengalah dari pada dia tidak mendapatkan jatah lagi.

Ternyata tiga ronde di hari pertama di Banda Neira benar benar terjadi. Shasha yang awalnya menolak bermain sampai tiga ronde, mau tak mau dia mengalah. Dengan segala bujuk rayuan yang Arsen berikan. Tentu, Shasha juga sebenarnya sangat menikmati permainan Arsen. Sampai dia terus menerus yang mencapai klimaks duluan.

Permainan mereka selesai tepat du satu jam sebelum subuh. Mereka akhirnya tidur dan akan bangun subuh nanti. Untuk rencana mereka yang akan kembali jalan jalan di pulau ini mungkin akan sedikit terlambat. Karena badan mereka masih membutuhkan istirahat yang cukup.

***

Selama di Banda Neira Arsen dan Shasha benar benar menikmati momen mereka berdua. Entah itu momen mengelilingi pulau ini ataupun momen mereka di atas ranjang.

Seperti saat ini mereka telah mengunjungi sebuah museum peninggalan Belanda yang ada di pulau Banda. Setelah menjelajahi musem, mereka kembali untuk berkuliner menikmati semua makanan khas Banda Neira.

Mereka terus menikmati suasana pulau yang dijuluki Sepotong Surga Dari Timur itu hingga sore hari.

Jalan-jalannya kali ini sungguh lelah namun menyenangkan. Sebelum mereka kembali ke hotel, mereka menyempatkan ke toko oleh-oleh yang ada disana.

"Mas aku mandi duluan ya." Ucap Shasha saat sudah di kamar hotel mereka dan dijawab anggukan kepala oleh Arsen.

Arsen beralih ke balkon kamar hotel mereka untuk menunggu Shasha bergantian untuk mandi. Kamar hotel mereka yang langsung mengarah ke pemandangan laut dan gunung di pulau ini. Sungguh benar benar indah.

Sambil menunggu Shasha bergantian menggunakan kamar mandi, Arsen duduk di balkon kamar diiring dengan petikan gitar yang sempat ia sewa pada saat jalan jalan tadi.

Teringat jika dirinya tengah berada di pulau Banda. Dengan petikan gitar dan suara merdu Arsen menyanyikan lagu Sampai Jadi Debu- oleh Banda Neira.

Badai Tuan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersamamu

My Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang