bab 17

3.2K 239 12
                                    

"Oalah ini toh yang namanya Arsen."

"Ganteng ya mah, kaya artis siapa ya ma Papa lupa. Ga asing mukanya."

"Papa ini ko bisa lupa. Kan udah pernah Shasha ceritain waktu itu."

Pasalnya beberapa kali setelah Shasha dan Arsen menjalin hubungan dan beberapa waktu setelahnya Shasha menghubungi orangtuanya, selain menanyakan kabar orangtuanya dia juga bercerita tentang Arsen. Bercerita tentang pekerjaannya yang selalu terlibat dengan Arsen hingga dia bisa jatuh cinta padanya.

"Iya Om saya Arsen." Ucap Arsen

"Ga usah tegang gitu, santai aja sama Papanya Shasha." Ucap Sinta yang melihat kegugupan di wajah Arsen.

"Iya ga usah tegang gitu saya ga gigit kok hahahah." Semua yang mendengar ucapan Daren hanya tertawa, karena wajah Arsen begitu tegang dan gugup.

"Om mau tanya, nak Arsen kesini ada maksud dan tujuan apa." Tanya Daren  pada intinya. Sebetulnya Shasha sudah memberi tahu bahwa Arsen akan meminta izin untuk melamarnya. Tapi Daren ingin Arsen sendiri yang meminta izin padanya dan juga istrinya selaku orangtua Shasha.

"Mm- maksud dan tujuan saya kesini, saya mau meminta izin untuk melamar anak Om dan Tante. Untuk acara resminya, saya akan membawa orangtua saya kesini secepatnya."

"Oalahh mau melamar anak kita ternyata mah, hahah." Ucap Daren dengan tertawa agar hawa disitu tidak terlalu tegang dan juga agar Arsen biar lebih santai.

"Anak kita sudah besar ternyata mah, Papa kira masih berumur 3 tahun, ternyata sudah berumur 3 tahun lebih 2 bulan."

"Papa ini ada ada saja. Shasha yo sudah besar pah, 32 tahun pah bukan 3 tahun 2 bulan." Semua orang yang berada disana tertawa termasuk Arsen yang kini tidak ada lagi kegugupan di wajahnya.

"Kalau tujuan nak Arsen ingin melamar anak Om, Om izinkan asalkan jangan buat dia menangis dan kecewa sama diri kamu sendiri. Dia sudah jauh dari orangtuanya, jadi Om minta kamu jaga juga Shasha baik baik. Dan nanti kabarin saja ya kalau orangtua nak Arsen mau mampir kesini."

"Baik Om. Mungkin untuk pernikahan nya akan segera dilaksanakan setelah saya menyelesaikan pekerjaan saya."

"Om setuju saja, tapi balik lagi Shasha maunya gimana."

"Shasha setuju juga pah, kan yang neghandle pekerjaan dia kan Shasha juga. Jadi Papa sama Mama ga usah khawatir."

"Ya sudah kalau gitu. Kalau dari kaliannya baik baik saja ya ga apa apa." Sambung Sinta "Yuk kita makan dulu, Mama udah masak masakan kesukaan Shasha juga." Ajak sinta.

Setelah mengobrol di ruang tamu, mereka melanjutkan makan malam. Saat makan malam selesai, Arsen dipersilahkan untuk menginap di rumah Shasha dan tidur di kamar tamu yang sudah disiapkan.

Makan malam telah selesai. Sinta dan Daren telah memasuki kamarnya. Kini Shasha dan Arsen sedang berada di taman belakang rumah tersebut.

"Aku gugup banget sayang." Ucap Arsen yang mulai bermanja pada Shasha.

"Hahahahah" Shasha hanya tertawa mendengarnya.

"Kok kamu ketawa sih, udah tau aku tegang banget takut ga diizinin."

"Tapi buktinya diizinin kan. Papa ga se menyeramkan itu kok kecuali kamu lakuin sebuah kesalahan sama aku."

"Aku janji, aku akan bahagiain kamu Ca. Aku ga mau bikin kamu nangis."

"Ga usah banyak janji, buktiin dulu."

"Kurang bukti apa kalau aku pernah nyobain kamu sampai kamu juga ikut menikmati dan seneng gitu." Bisik Arsen dengan nada sensual yang membuat bulu kuduk Shasha berdiri dan tangannya tidak lupa mengusap bawah Shasha yang terhalang oleh celana tidur satinnya.

My Lovely ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang