Part 15

103 19 0
                                    

Olivia tidak suka dengan Reena begitupula dengan Adriana. Satu kelas dengan Reena juga bukan keinginan nya dan kalau bisa ia tidak mau satu kelas dengan Reena.

Membicarakan Reena itu yang mana membuat Sena mengadu pada Reena yang kemudian melabrak Olivia. Olivia juga tidak terima hanya ia saja yang dilabrak dan Adriana bergeming memikirkan satu jawaban yang membuat gadis itu tersinggung.

Lalu tentang Seena. Padahal Sena suka membicarakan tentang Reena juga jika ia dimusuhi. Apa-apaan itu. Benar benar sosoknya yang tidak tahu diri.

Dan titik kepuasan nya membuat ia tertawa bahak-bahak adalah Adriana melihat ketika tas Sena yang penuh dengan coretan juga gambar alat kelamin laki laki. Di tas nya juga sama ia gambar alat kelamin oleh Reena sampai Reena menuduhnya kalau ia yang menggambar nya.

Demi Tuhan Adriana tidak melakukan apapun bahkan dengan menggambar alat kelamin laki laki ditasnya, untuk apa dia menggambar tak senonoh terlebih lagi di tasnya sendiri.

Ibu dari Sena itu datang dan memberi pembinaan pada anak anak nakal itu, Teresa dan juga Veronica yang merupakan teman satu kelompoknya saat membuat es buah. Meminta untuk mengganti tas Sena yang di coret coret oleh mereka.

Dan beberapa hari kemudian Ibu Sena kembali kesekolah untuk menagih tas Sena yang mereka ganti, warna nya hitam dan lebih cocok tas anak laki-laki.

Ibu Sena tidak terima tapi tidak tahu bagaimana akhiran nya. Apa mereka ganti rugi membeli tas yang bagus lagi atau tetap menerima tas yang mereka ganti. Adriana tidak tahu.

Itu adalah karma karena sudah berbuat seenaknya pada Adriana.

Seena, saat kupon undian dan acara Jalan Santai diadakan di sekolahnya yang mana membuat mereka menunggu kupon masing masing disebutkan angka nya. Saat berlangsungnya penyebutan angka yang dimana Sena menyuruhnya untuk membeli es di kantin tapi Adriana menolak secara halus untuk menunggu kupon nya di sebutkan.

Sena tidak mau tahu dan tetap memaksa Adriana membeli walau ada imbalan upahnya Adriana tetap tidak mau dan ia tetap menunggu kupon nya disebutkan oleh panitia walau pada akhirnya habis dan mereka yang memegang kupon itu tidak akan dapat hadiah dan nomor yang masih mereka pegang itu tentu di sobek sobek kecil dan menjadi butiran kertas yang terbang seperti debu.

Pernah saat ia tidak mau mengambilkan air putih untuknya setelah selesai lomba. Dia bersama dengan Veronica ikut lomba yang diadakan di sekolah tentang Kartu Perdana yang lagi diskon dan promo.

Langsung dibentak dan bilang 'idiot' saking jengkelnya. Dia tidak mau, tidak peduli walau dengan embel-embel 'sekalian'. Tuhan menciptakan nya dengan sempurna walau tidak pula berserta sifatnya. Kedua tangan dan kaki dia miliki tentunya bisa ia gunakan untuk mengambilnya sendiri.

Banyak sekali yang harus di ceritakan disini namun tidak tersampaikan karena saking banyaknya pengalaman cerita yang harus di sampaikan dan itu tidak membuatnya ingat.

Kalau Sena dia sudah sering melihatnya dia kena karma tapi dia jarang melihat Alsheva dan Reena terkena karma. Kapan kena karma nya.

Kalau bisa tentang maut. Kalau hanya balik diperlakukan oleh teman nya seperti mereka memperlakukan nya pada Adriana. Sekali-kali tentang kecelakaan sampai meninggal atau kabar anak SMP yang sudah hamil.

Kan enak.

ADRIANA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang