fourteen

328 40 10
                                    

"Ayah dan Ibu menyayangimu, Soobin"

Seokjin merasa hatinya menghangat saat mendengar Namjoon mengatakan itu pada Soobin. Seokjin dan Namjoon langsung ke Gwacheon saat Soobin mengizinkan kedua orang tuanya untuk datang. Maka, mereka berdua berada di rumah orang tua Seokjin lagi sekarang. Selama berada di Gwacheon, Soobin menempati kamar milik Seokjin saat dirinya masih kecil dulu.

Seokjin memandangi keseluruhan kamar masa kecilnya yang tidak berubah banyak. Ia kini masih bisa duduk di sofa yang ada di dekat pintu masuk kamar bersama dengan Ibunya. Sementara itu, Namjoon duduk di tepian ranjang berhadapan dengan Soobin. Ia memperhatikan interaksi hangat antara ayah dan anak itu dengan haru.

"Tapi aku masih ingin di rumah Nenek" cicit Soobin dengan pandangan takut-takut ke Ayahnya. "Aku belum ingin kembali lagi ke apartemen Ibu ataupun rumah Ayah"

Namjoon bisa paham akan keinginan dari putra semata wayangnya. Ia menjulurkan lengannya agar dapat mengusap lembut sisi samping dari kepala anaknya itu.

"Kau bisa di sini selama yang kau inginkan" jawab Namjoon lalu menenangkan Soobin. "Ayah akan mengatur sopir dan mobil yang mengantar dan menjemputmu"

Soobin tersenyum lebar begitu mendengar jawaban dari Namjoon.

"Terima kasih, Ayah"

"Tapi jangan lupa untuk kembali ke Seoul" pinta Namjoon kemudian. "Ibumu sangat merindukanmu, Ayah rindu padamu, lalu Nenek dan juga Kakekmu merindukanmu"

Soobin mengangguk patuh.

"Ayah, kemarin Nenek menelfonku" ujarnya lalu meraih ponselnya dan menunjukkan sebuah tangkapan layar dari Soobin yang tengah asyik melakukan videocall bersama Nyonya Yeseo dan Tuan Jaewon.

Namjoon tertawa kecil melihat interaksi di antara orang tuanya dengan putranya itu. Hal yang sama juga Seokjin rasakan. Ia kini tersenyum lebar melihat betapa cerianya wajah orang tua Namjoon dengan video call dengan putranya. Sejak Soobin lahir memang Nyonya Yeseo menyayanginya dengan setulus hati. Nyonya Yeseo bahkan jauh lebih memanjakan Soobin daripada Namjoon itu sendiri.

"Kata Nenek dan Kakek, bulan depan nanti Paman Taehyung akan pulang ke Korea dan aku bisa bertemu Yeonjun" ujarnya riang menceritakan betapa senangnya Soobin akan bertemu lagi dengan sepupunya itu. "Aku akan menginap di rumah Ayah saat Yeonjun kembali ke Seoul!"

Akan tetapi, Namjoon dan Seokjin sontak terdiam. Mereka tak bisa merespon topik menyenangkan Soobin tadi karena berarti Taehyung akan menghadiri pertunangan antara Namjoon dan Jongseo nantinya. Hal terburuknya adalah Nyonya Yeseo bahkan sudah memberitahukan secara halus pada Soobin mengenai hal itu.

"Y-ya, menginaplah di rumah Ayah besok saat Yeonjun ada di Seoul" ucap Namjoon cepat sebelum Soobin mencurigainya.

Soobin mengangguk dengan kuat begitu mendengar jawaban dari Ayahnya.

"Apa Ayah dan Ibu jadi kembali Seoul?" tanya Soobin menyadari bahwa kedua orang tuanya tidak menginap tetapi hanya berkunjung saja.

"Benar, Sayang" jawab Seokjin masuk ke dalam obrolan. "Ibu dan Ayah harus pergi ke Seoul segera karena ada urusan. Kami akan kembali lagi ke sini besok pagi"

Namjoon dan Seokjin datang ke Gwacheon sejak jumat malam lalu mereka menginap semalam. Sabtu sore ini mereka harus ke Seoul lagi untuk bertemu Nyonya Yeseo. Namjoon sendiri kemudian menyarankan agar minggu pagi mereka kembali pergi ke Gwacheon untuk menikmati akhir pekan bersama dengan Soobin. Seokjin sendiri memilih mengikuti semua rencana yang telah disusun oleh pria itu.

"Kemari, Jagoan!" panggil Namjoon pada Soobin sambil merentangkan kedua lengan kekarnya. "Biar Ayah memelukmu dulu"

Soobin tentu dengan senang hati masuk ke pelukan Namjoon.

Wave [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang