nineteen

784 64 18
                                    

"Selamat datang, Nona Seokjin"

Seokjin tersenyum menanggapi sapaan yang terdengar selalu ramah dari Tuan Jaewon itu. Ia menundukkan kepalanya sopan pada ayah dari Namjoon itu usai memasuki rumah dari keluarga konglomerat itu. Keluarga Namjoon tinggal di kawasan perumahan elit Hannam. Rumah Namjoon itu berada di satu kompleks dengan rumah orang tuanya tetapi memiliki bangunan yang berbeda. Namun, Seokjin kali ini mengunjungi rumah orang tua Namjoon untuk menjemput Soobin. Sebenarnya ia tak mau masuk dan memilih menunggu di mobil tetapi Tuan Jaewon memintanya datang.

"Terima kasih, Tuan Kim" balas Seokjin tidak kalah ramah dengan senyuman manisnya.

"Namjoon akan segera kemari" ucap Tuan Jaewon sambil mengarahkan Seokjin agar berjalan memasuki rumahnya menuju pada kamar yang biasanya ditempati Soobin.

"Namjoon sedang pergi?" tanya Seokjin lalu bermaksud menanggapi basa-basi itu.

"Ya" jawab Tuan Jaewon. "Dia sedang pergi berkonsultasi dengan dokter bedahnya yang kemarin tetapi sebentar lagi akan pulang"

Seokjin sudah sangat lama tidak ke rumah ini semenjak Soobin bisa masuk sendiri. Dulu ia memang sering masuk ke rumah orang tua Namjoon guna menjemput dan mengantar Soobin yang kala itu masih balita ke rumah kakek dan neneknya itu. Rumah orang tua Namjoon itu tampak semakin mewah sejak terakhir Seokjin melihatnya. Interior mahal dengan barang antik menambahkan kesan mewah dan elegan di rumah konglomerat itu.

"Soobin sedang ada di taman belakang bersama neneknya" ucap Tuan Jaewon lalu memberitahukannya. "Masuk saja!"

Seokjin memperhatikan Tuan Jaewon dari atas hingga ke bawah. Kakek dari Soobin itu tampaknya akan pergi dilihat dari setelan pakaiannya yang mengenakan pakaian olah raga untuk bermain golf.

"Aku pergi dulu, Nona Seokjin" pamitnya usai mengantar Seokjin sampai ke depan pintu ke taman belakang rumahnya.

Seokjin menundukkan kepalanya sopan dan ia menatap kepergian Tuan Jaewon. Seokjin menarik napas panjang mempersiapkan diri bertemu dengan Nyonya Yeseo. Ia kemudian melangkah melewati pintu kaca yang terbuka itu menuju ke taman belakang.

"Ibu!"

Seokjin tertawa senang saat melihat Soobin memekik begitu melihatnya.

Soobin tampak sedang asyik bermain basket di halaman belakang rumah mewah itu. Tak hanya Soobin, di halaman belakang itu juga tampak Nyonya Yeseo sedang duduk santai menyulam dan minum teh hangat. Seokjin juga melihat Jongseo yang tengah duduk di samping Nyonya Yeseo tengah menggambar dengan ipad miliknya.

"Selamat siang, Nyonya Kim" sapa Seokjin ramah pada ibu dari Namjoon itu.

Nyonya Yeseo menatap Seokjin sekilas lalu kembali pada aktivitasnya menyulam.

"Selamat siang, Nona Seokjin"

"Hai, Seokjin!" sapa Jongseo ramah seperti biasanya.

Seokjin memberikan senyuman tipis pada wanita itu serta lambaian tangan singkat. Ia tak menyangka jika Jongseo sudah sedekat ini dengan Nyonya Yeseo. Namun, itu wajar terjadi. Jongseo adalah anak dari teman dekat Nyonya Yeseo dan Jongseo sudah resmi menjadi tunangan dari Namjoon sejak dua bulan lalu.

"Aku belum mandi" keluh Soobin sedih saat menyadari bahwa ibunya sudah berpakaian cantik dengan dress satin warna putih tulang sebetis dan bercorak dedaunan itu.

"Bukankah Ibu sudah memberitahumu agar bersiap sejak tadi!" jawab Seokjin kemudian menghampiri Soobin yang masih berkeringat.

Nyonya Yeseo melirik pada Seokjin yang kini mengusap kepala Soobin lembut.

Wave [NamJin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang