Disclaimer:
All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.
***
"Pulang ke rumahku!"
Nara membulatkan matanya begitu mendengar kalimat itu.
"I am going home." Rumah yang ia maksud adalah kediaman keluarga Baskara. Setelah insiden ia dan ibunya hampir diculik dan kabur ke kediaman orangtua Taksa, keduanya tinggal disana hingga skandal tentang keduanya. Setelah itu, Aruna memutuskan situasinya sudah cukup aman untuk keduanya dan pindah ke rumah keluarganya, sembari tetap meminta perlindungan dari keluarga Limawan.
"Kalian berdua terpisah bisa membantu mendistraksi mereka." Jawab Taksa. Mereka yang dimaksudkan adalah orang-orang dibalik penahanan ayahnya. Sebagai keluarga kepolisian dengan sejarah panjang, tidak mudah untuk instansi tersebut menahan Natanael Darsono. Untuk dapat menahan Natanael hingga saat ini kasus masih berjalan, dan mengunci aset keluarga Darsono, pastinya ada orang penting di balik layar.
Orang ini yang memegang kunci dari kasus yang dialami ayahnya dan yang ingin ia temukan.
"Dengan pemberitaan tentang kita dan keputusan aku masuk ke politik, they won't dare."
Taksa merenggangkan dasinya, menyadari perempuan di sebelahnya ini terlalu naif.
"Atau mereka akan semakin agresif. Mereka mencari sesuatu dari kamu, Nara."
Nara terdiam mendengarnya.
Salah satu misteri yang harus ia pecahkan. Mengapa ia dan ibunya diincar? Jika ini adalah kasus pembunuhan dan korupsi biasa, seharusnya ia tidak akan menghadapi situasi seperti ini. Bukannya ia memandang rendah hukum dan keadilan, tapi latar belakang keluarganya cukup untuk menghentikan kasus korupsi yang dianggapnya ringan. Apalagi keluarga mereka memiliki kekayaan turun temurun.
"Ini bukan jalan ke rumah kamu."
"It is. We are going to my house." Jawab Taksa menekankan. Nara menyadari bahwa rumah yang Taksa sebutkan bukanlah kediaman keluarga Limawan, melainkan rumah pribadinya. Begitu turun dari mobil, Nara memberikan tatapan tajam kepada Taksa.
"Pakaianku?"
"Sudah dipindahkan kesini. Kamu tidak punya banyak pakaian." Nara tentu saja tahu, ia lari dari kediamannya yang disita saat malam hari. Hanya dengan satu koper kecil, ia membawa dokumen penting dan beberapa helai pakaian. Ia menambah pakaiannya setelah pindah ke keluarga Limawan, tepatnya satu bulan lalu.
Nara menarik napasnya, seperti prediksinya, bekerjasama dengan Taksa tidak akan menjadi perjalanan yang mudah.
Seorang asisten rumah tangga menunjukkan Nara ruangan kamarnya. Ia melepaskan heels yang ia pakai, dress formalnya dan memasukkan tubuhnya ke dalam air hangat. Merasakan saraf-saraf di tubuhnya perlahan merasa tenang setelah hari yang intens.
Ia tidak bisa membayangkan dirinya akan tinggal bersama Taksa dalam beberapa waktu kedepan. Rencana pernikahan mereka masih dibicarakan oleh keluarga, dan tentu saja butuh waktu untuk keduanya hingga bisa berpisah. Ia tidak tahu berapa lama lagi ia harus berhadapan dengan pria itu.
Sejujurnya, ia tidak mengingat banyak tentang masa kecilnya bersama Taksa. The closest they would be is acquaintance. Tidak hanya Taksa, tapi juga keempat saudara Limawan yang lain. Beberapa tahun yang lalu, ia bertemu kembali dengan Taksa di bangku kuliah. Ia di tahun pertama kuliah dan Taksa sebagai mahasiswa magister. Saat itu pun, paling dekat mereka hanyalah kenalan satu kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limawan Series: PASSIONATE ALLIANCE
Romance[MATURE STORY - NO KIDS ALLOWED] Nara hancur ketika papanya yang merupakan polisi tertangkap atas dua kasus, pembunuhan dan korupsi. Ia kehilangan segalanya ketika Taksa Julien Limawan menawarkannya untuk menjadi sekutu, pria itu berjanji untuk menc...