THIRTY-SIX

98 22 1
                                    

Disclaimer:

All characters, events, and situations depicted in this novel are entirely fictional. Any resemblance to real persons, living or dead, or actual events is purely coincidental. The settings and organizations mentioned are also products of the author's imagination and are not intended to portray real locations or institutions. This work is created solely for entertainment purposes and does not reflect real-life scenarios or individuals.

***

Kader-kader partainya mengirimkan pesan menanyakan kabarnya, jika absen satu hari saja ia berhasil menjadi pusat perbincangan terutama setelah keputusannya mundur dari pencalonan kandidat legislatif, maka menghilang selama dua minggu telah berhasil menciptakan berbagai rumor di dalam kubu-kubu yang ada di partainya. Posisinya yang hanya sementara hingga rapat pleno musyawarah nasional tahun depan menjadikan banyak orang mengincar kedudukan yang ia miliki.

Setelah berdebat panjang dengan si overprotective Taksa, Nara akhirnya diperbolehkan untuk muncul di publik dengan mengadakan sesi diskusi online bersama kader bersama para relawan pendukung untuk saling menguatkan selama sisa masa kampanye.

Satu hal yang Nara belum berani lakukan adalah menghubungi Kalila. Dengan nama keluarga Wicaksono dan Susanto yang disorot di berbagai media, beberapa anggota keluarganya yang ditangkap dan kabar Richard yang masih menghilang, ia tahu tidak banyak yang bisa ia katakan pada Kalila.

A friendship that breaks naturally is even harder to comprehend. Sama seperti Kalila yang tidak menghubunginya saat kasus ayahnya, ia juga menyadari betapa sulitnya untuk menghubungi perempuan itu saat ini. Terlebih dengan hubungan yang rumit diantara keduanya dengan Taksa diantara mereka.

Taksa menutup rapat-rapat informasi tentang kehamilan Nara dari semua orang, termasuk mengundang dokter dan segala peralatannya ke rumahnya untuk memastikan semuanya terjaga. Sebagai seseorang yang merencanakan semua hal, kehamilan Nara tidak terpikirkan olehnya. Untuk mencegah pemberitaan tentang menghilangnya Nara, keduanya beberapa kali muncul di interview online dan aktif di social media untuk menunjukkan dukungan Nara sebagai pemimpin dari partai pengusung. Setidaknya sampai rapat pleno musyawarah nasional yang direncanakan tahun depan.

Dibalik semuanya, keluarga Limawan bersukacita dengan berita kehamilan Nara sebagai calon cucu pertama di keluarga mereka. Rumah keluarga Darsono dipenuhi oleh kehadiran mertuanya, Arin dan Thomas, serta Tabitha yang meninggalkan kesibukannya.

"Don't you think they are a little over the top?" Ucap Nara setengah berbisik pada adik sepupunya dengan kehebohan yang diberikan oleh keluarganya. Thomas, ayah mertuanya memutuskan untuk memberi sebuah rumah di Pantai Indah Kapuk, salah satu unit yang mereka siapkan untuk keluarga dari cluster property yang Limawan Group bangun beberapa tahun lalu. Arin membawa sebuah kalung berlian dari Sotheby's dalam auction nya tahun lalu. Bahkan yeye dan Tabitha tak ketinggalan memberikan hadiah.

"Trust me, if you give them a granddaughter, that's when you get the over-the-top gift." Balas Tabitha terkekeh. Sebagai cucu perempuan satu-satunya di keluarga ini, ia mendapatkan terlalu banyak hadiah untuk ia ingat. Sayangnya Nara belum memberitahukan jenis kelamin bayinya.

"Julien benar-benar keterlaluan. I am sorry that we can't celebrate your pregnancy together." Arin mengusap tangan Nara dengan lembut. Mendengar Taksa yang memutuskan untuk menutupi berita ini dari semua orang, ia merasa bersalah kepada Nara yang tidak bisa mendapatkan perayaan yang ia deserve.

"Ma, this is more than a celebration. Lagipula lebih baik merayakan dalam ketenangan, daripada disorot oleh media di masa seperti ini." Nara membalas dengan ringan.

Limawan Series: PASSIONATE ALLIANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang